Bab 37

431 75 77
                                    

Satu tangan Satria yang bebas terulur mengusap kepala Melodi lembut, lalu bergerak ke belakang melepas ikatan rambutnya.

"Bukannya aku sering bilang, jangan ikat rambut kamu kayak gini-"

Bukkk!

"Aww, sakit, Mel!"

Melodi tidak mendengarkan dan semakin memukilinya dengan bantal bahkan tas selempangnya. Satria yang belum bisa bergerak dengan bebas mencoba menangkisnya dengan tangan sembari meringis. Pergulatan panas itu pun terjadi begitu saja di atas ranjangnya.

"Dasar otak mesum! Berani-beraninya kamu cari kesempatan di tengah kesempitan begitu!"

"Mbak –Mbak Esih, Mbak Esih!"

"Jangan kira aku bakal semudah itu kamu tipu ya! Kaki yang mana yang sakit? Kamu mau aku urut yang sebelahnya lagi?"

"Enggak, Mel. Makasih. Nggak usah...."

"Bukannya kamu harus minta maaf daripada bilang makasih?"

Bugh!

"Aww! Maaf karena cium bibir kamu? Bukannya dulu kamu selalu suka kalau aku cium?"

"Tutup mulut, Satria! Apa cuma kalimat mesum yang bisa mulut kotor kamu itu bilang?"

"Aww! Mel, Mel, stop! Iya maaaaf!"

Melodi berhenti, lalu menyadari posisinya yang sudah setengah menindih pria itu. Jarak wajah mereka juga begitu dekat. Napas keduanya memburu tak beraturan. Melodi lalu menoleh ke arah lain. Dan matanya seketika membulat melihat seseorang yang tidak diduganya berdiri di depan pintu.

Apa dia mulai melihat hal-hal yang aneh sekarang? pikirnya.

"Kenapa," tanya Satria penasaran. Satria ikut melihat ke arah pandangan gadis itu tertuju.

"Aah...." serunya.

Keduanya pun bangun lalu merapikan diri masing-masing. Melodi yang sempat berpikir hanya telah salah melihat jadi semakin dibuat bingung saat sosok yang sebelumnya berdiri dalam bayang-bayang itu mendekat.

Apa yang dilakukan Raja Darmawan di rumah ini?

***

"Hai, Mel!" Raja mendekat ke arah mereka, Melodi dan Raja pun berdiri berhadapan.

"Kalau kalian mau bikin aku semakin sakit, lebih baik ngobrolnya di luar sana," ucap Satria kesal.

"Tunggu, kalian ini saling kenal? Kak Raja... kenapa ada di sini?" Melodi bertanya sambil menatap mereka bergantian.

"Kamu nggak mau pulang? Dia udah pulang artinya Mama juga ada di rumah sekarang," jawab Satria.

"Seriusan? Tante Melati udah sampe di rumah? Kenapa nggak bilang dari tadi kalau gitu???"

Melodi mentap Satria tak kalah kesal. Hanya Raja yang terlihat begitu tenang di antara mereka.

"Aku kakak Satria, Mel," ucap Raja. Satria mencebik lalu menatap ke arah lain.

"Ah... kenapa aku baru sadar kalau nama kalian sama-sama Darmawan belakangnya ya? Jadi, Kakak pulang bareng Tante Melati?"

Pertanyaan kedua itu Melodi ucapkan dengan gugup. Netranya semakin tidak fokus dengan terus menatap ke arah pintu kamar Satria yang terbuka.

"Apa semua orang bisa disebut bersaudara kalau punya nama belakang yang sama? Itu kalimat paling bodoh yang pernah aku dengar selama ini."

"Satria, kamu ini ngomong apa?" Melodi bertanya dengan suara pelan.

Melody in Pandemic (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang