20 | At the end

862 122 66
                                    

Athanasia menghela nafasnya berkali-kali, merasa sangat bosan dengan pembicaraan yang dilakukan oleh tiga orang dewasa. Di sebuah restoran yang sudah di booking khusus untuk keluarga de Alger, siapa lagi jika bukan keluarga Athanasia.

Dia--Athanasia mengeluarkan ponsel dari handbag miliknya, mencari nama seseorang yang letaknya paling atas. Tanpa memperdulikan Ijekiel yang melihat dirinya heran. Seolah Ijekiel berfikir, mengapa Athanasia tidak memperhatikan para orang dewasa berbicara atau apa yang sedang dilakukan nya.

"Jadi bagaimana menurutmu, Athanasia?"

"...."

"Athanasia?"

"Hah? Iya?" merasa melakukan kesalahan Athanasia memasukkan ponselnya lagi dan menatap kedua orangtuanya, "Maaf, tapi aku tidak mendengar nya dari awal" jawabnya jujur.

Untuk apa mendengar sebuah omong kosong.

Tampak Claude menghela nafas gusar, sudah sangat di pastikan jika putrinya akan menolak. Dia merasa menyesal, kenapa tidak sejak awal dia menolak perjodohan ini.

"Begini Athanasia," Roger membuka suara, pandangan Athanasia menoleh padanya. "Kami semua sudah memutuskan jika pertunangan nya akan di percepat, dari yang sebelumnya sesudah festival menjadi sebelum festival di adakan"

Mata Athanasia membelalak, yang benar saja, bagaimana cara dia membatalkan nya. Athanasia menolehkan pandangannya pada Diana, tersenyum kecut.

Maaf, tapi aku harus melakukannya sekarang

Athanasia berdiri, pandangan semua orang menoleh padanya. "Maaf sebelumnya, tapi ini sudah keputusan bulat" dia menoleh pada Claude, seolah mengatakan 'Maaf ayah, tapi aku harus'. "Aku ingin membatalkan pertunangannya,"

"Tapi kenapa?!" Roger dengan tidak terima mendengar keputusan Athanasia berbicara dengan lantang.

"Jaga nada suaramu, Roger. Ini keputusan putriku, kau tidak bisa memaksanya" Claude menekankan setiap perkataan nya.

Apa akhirnya Claude menerima keputusannya?

"Karena aku sudah memilih pasangan ku sendiri,"

.
..
...

"Haah..." helaan nafas kelegaan keluar dari bibir nya, akhirnya dia berhasil.

Setelah sekian lama ia berusaha akhirnya berhasil juga. Penolakan yang entah sudah berapa kali tidak di dengar, akhirnya didengar oleh keluarganya. Bukankah ini sebuah kebahagiaan?

Kebahagiaan yang sangat jarang di dapatkan oleh semua orang. Bukan kah itu bagus? Berarti saat ini Athanasia sangat beruntung.

Dia sangat bahagia setelah pertunangan nya di batalkan, dan juga tadi Lucas mengirimkan nya pesan untuk bertemu nanti malam di sebuah taman. Aneh sih, kenapa Lucas tidak menjemputnya saja?

Pintu kamar dibuka, berdiri sosok Diana tersenyum hangat padanya.

"Kita turun yuk, ayahmu sudah menunggu di meja makan" Athanasia mengangguk, mengikuti langkah Diana dari belakang.

Saat di meja makan pun suasana terlihat sangat awkward bagi Athanasia sendiri, bagaimana pun juga tadi setelah pulang dari restoran tidak ada pembicaraan satu pun dari ayah dan anak--Claude dan Athanasia.

"Athanasia,"

Athanasia menghentikan tangannya, menatap mata Claude yang sedikit mengintimidasi baginya, itu sedikit menyeramkan.

Dan juga Athanasia sangat tahu kemana arah pertanyaan selanjutnya.

"Siapa pria pilihanmu?"

Tuh kan benar

Between Us [Suddenly I Became A Princess]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang