Part 16: Melawan Jiwa

151 16 0
                                    

Update nih, jangan lupa baca sambil makan cemilan yah. Pencet bintangnya dulu juga boleh atuh hehe, song fav nya juga boleh disetel.

Happy Reading💛

====================

Part 16: Melawan Jiwa

"Bukan tentang mimpi, tapi tentang kebiasaan yang terus di lakukan, hingga menjadi mimpi yang terwujud"

***

Prang

Suara pecahan kaca, terdengar hingga ke outdoor Asrama, mungkin karena lorong-lorong yang sepi, membuat suara pecahan tersebut menggema di setiap ruangan. Tidak ada yang aneh di sekitaran halaman Asrama, tapi berbeda dengan suasana mencekam sebuah kamar, yang di tempati oleh para pengidap kelainan jiwa tersebut. Skizofrenia dan Bipolar. Mengerikan jika orang normal ikut andil dalam suasana yang sedang memanas tersebut.

Okay, kita tidak bisa membayangkan kedua manusia dengan kelainan jiwa yang berbeda, tapi juga mengerikan ini, sedang bertatapan sengit. Matanya yang sudah memerah, serta deruan napas yang tidak teratur, sudah menggambarkan keadaan hal tersebut. Pecahan kaca terlihat berceceran di lantai kamar, jangan lupakan bercak darah yang juga berada di antara kaca-kaca tersebut.

Untuk beberapa menit, keadaan terasa hening. Hanya deruan napas yang terdengar di antara mereka. Sekejap kemudian, sebuah tawa menggelegar memenuhi ruangan minimalis tersebut. Hm, hal gila apa lagi yang sedang mereka lakukan?

"Ini terlihat terlalu menegangkan, kau tahu itu," cetus Queen seraya menyusut air mata yang berada di pelupuk matanya, mungkin karena terlalu keras tertawa.

"Tentu, menegangkan dan menyenangkan dalam waktu yang bersamaan," sahut Aksa, seraya menegakkan punggungnya yang terasa pegal.

"Uh, badan gue pegal semua. Lu udah kebal kali ya?" lanjut Aksa.

Queen tertawa, seraya berujar, "udah lama kali, nanti juga kamu terbiasa."

Sedangkan dari luar ruangan Alatas berlari menuju sumber suara, yang sepertinya sedang membuat sedikit kegaduhan. Raut wajahnya yang menggambarkan khawatir dan gelisah, membuat siapa saja juga akan ikut merasa khawatir. Dengan sekali sentakan, saat memutar knop pintu. Alatas langsung melotot terkejut, dengan apa yang ia lihatnya di kamar seorang pengidap Skizofrenia dan Bipolar tersebut. Oh, ayolah di siang hari yang panas, siapa yang tak juga ikut memanas saat melihat keadaan kamar tersebut.

"Meine Güte! Apa yang kalian lakukan di siang hari begini?" kaget Alatas. (Indonesia: Astaga!)

Aksa dan Queen langsung menatap sumber suara yang sedang bersandar gelisah di daun pintu.

"Oh, kenapa ada darah disini? Apa yang sedang kalian lakukan sebenarnya?" lanjut Alatas.

Queen tertawa, hingga memegang perutnya, sedangkan Aksa hanya terkekeh pelan. "Ayolah, Dokter. Kita hanya sedikit bersenang-senang, kau jangan terlalu khawatir," ujarnya.

Alatas menggeleng. "Tidak, tidak. Ini tidak beres, apa kalian sedang beradu dengan jiwa kalian? Atau sedang saling berlomba menyakiti diri kalian? Mungkin lain kali Aku harus memisahkan kalian, agar tidak mengalami kegaduhan yang sama lagi," ujar Alatas sedikit melemah.

"Tidak ada yang perlu dikhawatirkan, Dokter. Lihatlah wajahmu, uh pucat sekali," kekeh Queen.

"Benar apa kata Queen, nggak ada yang perlu di khawatirkan," celetuk Aksa.

Jiwa Aksa [END]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang