Update nihh, jangan lupa pencet tombol bintangnya ya, biar lebih semangat lagi Upnya. Oh iya jangan lupa siapin teh, kopi apa cemilan gitu, biar nggak bosen hehe.
Happy Reading💛
====================
Part 12: Biarkan
"Hal terhebat yang pernah kalian alami adalah menikmati seluruh waktu masa mudamu"
***Pagi yang cerah dengan sambutan sinar mentari yang hangat. Anila berembus lembut, hingga beberapa daun bergoyang mengikutinya.
Seorang remaja masih bergelut dengan selimut tebalnya, tidak menghiraukan riuhnya semesta pagi ini. Tak lama kemudian, bulu matanya yang lentik, bergerak-gerak, hingga ia benar-benar membuka matanya lebar. Ia meregangkan otot-otot tubuhnya seraya menguap lebar.
Sebuah deringan ponsel membuat sang empu berdecak malas.
"Hallo," ujar Aksa serak.
"Bangun, gue jemput lu ke kuliah. Cepet mandi sono!"
Aksa menatap malas layar ponsel, saat pembicaraanya dimatikan sepihak. "Dasar tukang suruh," cebiknya. Lalu beranjak dari kasurnya dan mengambil handuk untuk mandi.
Setelah selesai Aksa menyiapkan tasnya untuk kuliah dan beberapa alatnya yang lain. Lalu ia mematut dirinya di depan kaca.
"Mau buat ulah di kampus lagi?"
"Ngak usah ikut campur lagi, lu," sentak Aksa. Lalu ia segera menutup pintu dan menemui Deren di bawah.
"Lama amat kek cewek," gerutu Deren yang sedang memainkan kunci mobilnya di tangan.
"Makan dulu," sela Niken, seraya keluar dari kamar dengan baju perawatnya.
"Ngak deh kak, makan di kampus. Berangkat dulu, Assalamualaikum," salam Aksa, seraya tersenyum dan berjalan masuk ke mobil Deren.
***
Sesampainya di kampus, beberapa tatapan tak luput dari Aksa. Banyak desisan dan bisikan yang tertuju pada dirinya.
"Haha, mampus, dibilang jangan masuk dulu,"
"Bagus lah kalau gitu, biar mereka kena sasaran Aksa, kalau dia marah,"
"Balik pulang aja,"
"Aksa ngak sepengecut itu, iya kan, Sa?"
"Drama banget,"
Deren menoleh kearah Aksa, yang sedang terdiam mematung. Seketika itu pula, Deren merangkul Aksa dengan riang.
"Udah biarin, anggep mereka kayak nyamuk. Biarin ngiung-ngiung terserah mereka," cetus Deren tenang.
"Kalau ada kesempatan, kita pukul tuh nyamuk, tapi ngak sekarang. Biarin mereka hidup ngiung-ngiung dulu," lanjutnya seraya terkekeh.
"Goblok banget, tapi boleh juga haha," ujar Aksa ikut terkekeh.
"Ekhm, gini nih, kalau gue ngak diajak juga. Dasar KYB," protes Vico, seraya berjalan menghampiri Deren dan Aksa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jiwa Aksa [END]✔
Mystère / Thriller[Revisi berjalan] Terkadang kata-kata bisa menjadi sangat berbahaya, bahkan bisa membunuh secara perlahan. Mengalami keadaan hal yang berbeda, merupakan suatu hal yang tidak di inginkan seorang Aksara. Lelaki dengan gelang hitam yang bertengger di p...