Part 6: Gila?
"Tidak ada manusia di dunia ini, yang tidak mempunyai masalah"
×××××
Deren berjalan menuju ke kelasnya, ia berjalan dengan gaya santai, mengabaikan setiap tatapan orang-orang yang menatapnya seperti kepo akan sesuatu. Deren menyadari itu, ia mengedarkan pandanganya ke penjuru kampus. Ternyata benar, banyak yang menatapnya ingin tahu.
"Pada kenapa sih," gumamnya heran. Ia kembali melanjutkan langkahnya menuju ke kelas.
Sesampainnya di kelas Deren mendapat, sapaan khas dari Vico berupa tonyoran di kepalanya. "Apaan sih lo," kesal Deren. Vico memutar bola matannya. "Perasaan gue kok aneh ya Der, lo sama juga nggak?" tanya Vico berbisik. Deren mencondongkan badannya kearah Vico.
"Sama, pada kenapa sih? Kok tampangnya ngeri-ngeri gimana gitu ye," sahut Deren ikut berbisik.
Lalu tidak lama kemudian ponsel mereka berdenting, menandakan kalau ada pesan masuk. Vico melotot saat melihat isi pesan tersebut, begitu pula Deren.
"Siapa yang berani, nyebar ini," desis Deren kesal.
"Karena ini, mereka liat kita kek orang aneh? Hahaha berita sialan emang," kekeh Vico sinis.
"Aksa ngak boleh tau, Vic," celetuk Deren tegas.
"Iyalah, kasian juga. Baru juga tadi malam tenang, sekarang kumat lagi. Tambah bahaya tuh," terang Vico menyetujui saran Deren.
"Udah lah Vic, kita stay calm aja, biarin mereka ngomong apa. Kalau diladenin nanti malah makin jadi," tegas Deren, dan diangguki Vico.
Sembari menunggu kelas dimulai, Vico dan Deren asik bermain game di ponsel pintarnya, berteriak heboh hingga mengundang beberapa mata melihantnya. Tapi mereka tetap bodo amat, karena mereka hidup untuk menyenangkan dirinya sendiri, bukan orang lain.
Tidak lama kemudian Aksa masuk dengan wajah lempengnya, ia duduk di bangku belakang Vico, lalu menenggelamkan kepalnya diantara tumpukan tanganya. Deren menatap Vico lalu beralih ke arah Aksa.
"Tuh anak, udah tau belum sih?" tanya Deren berbisik di sebelah Vico.
Vico mendelik ke arah Aksa yang sedang bermalas-malasan. "Belum kali, samperin sana," ujar Vico ikut berbisik.
Deren menggeleng. "Ngapain?" pekiknya berbisik. Vico memutar bola matannya, sambil menghela napas pelan. "Ya basa-basi kek, biar si Sasa kaga tau beritanya yang lagi viral," ujar Vico yang masih berbisik.
"Kalian pada kenapa sih? Bisik-bisik gitu. Telinga gue risi tau nggak," celetuk Aksa. Vico dan Deren yang merasa terpegok langsung kicep. Mereka menutup mulutnya lebay.
"Ah, hahaha lagi bicara sama semut nih. Yekan Vic?" sahut Deren, matanya melotot ke arah Vico. Vico justru menatap Deren aneh.
"Aww, eh hahaha iya. Nih semutnya pada ikut nimbrung kok," ujarnya setelah kakinya diinjak oleh Deren.
Aksa mengangguk, lalu mulai menenggelamkan kepalanya di tekukan tangannya. "Eh, gue dari tadi kaga liat tuh semut," ujar Aksa, saat kembali menegakkan kepalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jiwa Aksa [END]✔
Mystère / Thriller[Revisi berjalan] Terkadang kata-kata bisa menjadi sangat berbahaya, bahkan bisa membunuh secara perlahan. Mengalami keadaan hal yang berbeda, merupakan suatu hal yang tidak di inginkan seorang Aksara. Lelaki dengan gelang hitam yang bertengger di p...