Part 17: Hamburg dan Bandung

116 17 0
                                    

Psychiatric kali ini sedikit keliling Hamburg sama Bandung ya, jangan di hujat author gais, karena disini aku cuma ngandelin google doang, buat search wisata disana, hikss.

Cemilan sama kopi, tehnya jangan lupa, biar ga bosen amat hehe. Pencet bintangnya dulu ya, oks.

Happy Reading💛


=====================

Part 17: Hamburg dan Bandung

"Kenyataannya masa lalu hanyalah memori kelam yang harus benar-benar di lupakan, tapi ingat masa lalu itulah yang membuatmu menatap masa depan saat ini"

***

Alster in Hamburg

Pemandangan sudut rumah warga, serta aliran sungai dengan beberapa perahu merupakan hal pertama yang dilihat para wisatawan disana. Binar bahagia tercetak jelas di manik mata kedua remaja pengidap Skizofrenia dan Bipolar. Ya, Aksara dan Queen, mereka telah sampai beberapa menit yang lalu di Alster, cuaca sore ini begitu cerah, banyak yang melakukan aktivitas seperti jogging di sekitar sungai Alster. Para wisatawan asing juga terlihat binar bahagia, menyenangkan dan menenangkan.

"Aku jadi rindu keluargaku di Berlin," kata Queen seraya menatap rombongan wisatawan.

Aksa menoleh kearah Queen. "Lu asli Jerman? Kok Bahasa Indonesia lu bisa bagus?" heran Aksa.

"Oh, iya Aku asli Jerman. Tapi Opa sama Oma dari Mamiku asli Jawa. Jadi kalau liburan ke Indonesia, sekalian belajar Bahasanya," sahut Queen. Aksa mengangguk paham.

Untuk beberapa menit, mereka menikmati keheningan. Hijaunya pepohonan dan rumput yang terawat baik, membuat Alster semakin asri, walaupun memang faktanya asri dan menenangkan.

"Nggak nyangka ya, kamu udah hampir 3 tahun di Jerman. Itu waktu yang cukup lama untuk pengobatan Skizofmu, Sa," cetus Queen.

"Iya, tapi ya gitu. Kadang masih ada yang aneh. Kayak ... lu lihat anak kecil di sebrang sana? Gue rasa cuma gue doang yang bisa lihat," ujar Aksa seraya menunjuk sebrang sungai, dimana seorang anak kecil dengan pakaian lusuh sedang memeluk bonekanya. Yang pastinya, hanya Aksa saja yang melihatnya, halusinasi tersebut sepertinya tidak akan hilang dari pandangan matanya.

Queen mengikuti kemana arah Aksa menunjuk. "Em, mungkin iya," sahutnya dengan nada tidak percaya.

"Udah gue duga, lu pasti juga nggak lihat cewek yang ada di atas perahu, yang pakai pakaian pengantin kan?" tanya Aksa.

"Okey udah-udah, secara nggak langsung kamu bikin Aku takut, dengan nunjukin makhluk tak kasat mata," putus Queen mengakhiri pembicaraan sosok-sosok yang dimaksud Aksa.

Aksa terkekeh, dengan pandangan mata yang mengarah ke aliran sungai yang tenang. "Nggak juga sih, cuma kasih tau lu doang," celetuknya, sedangkan Queen hanya memutar bola matanya kesal.

"Kamu belum lihat Aku jadi psychopath dadakan sih, pasti halusinasi kamu tambah parah haha. Aku yakin itu, apalagi jiwa kita yang terus menginginkan buat bunuh diri, secara nggak langsung," kekeh Queen.

"Kalau itu, udah kacau dah ya. Gue nggak mau deket-deket sama lu yang lagi jadi moster," sahut Aksa juga ikut terkekeh.

Queen mendengus kesal, dimatanya Aksa semakin lama, semakin mengesalkan saja. Walaupun dirinya juga terkadang mengesalkan, tapi tidak menutup kemungkinan, ia ternyata bisa menjadi dirinya sendiri saat bersama teman karibnya tersebut. Jika kalian berpikir masalah percintaan, kalian salah besar. Ya, walaupun siapa saja yang melihat dua sejoli tersebut, pasti langsung mengira pasangan kekasih. Mungkin karena komunikasi diantara keduanya terjalin sangat baik.

Jiwa Aksa [END]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang