Part 1: Benci
"Orang yang kamu benci, justru akan sulit kamu lupakan"
×××
Weekend yang penuh dengan kegembiraan, mungkin itu definisi bagi kaum rebahan. Setelah kejadian di kampus, Aksa memilih untuk berada di rumah. Bahkan Niken yang mengenal Aksa secara dekat, kini ia tidak tahu perubahan mood adiknya tersebut. Ia mengira mungkin Aksa hanya kesal dan lelah. Hari-hari Aksa penuh dengan kegelapan, semenjak suara misterius tersebut terus menganggu Aksa. Dirinya masih saja mengelak bahwa suara itu mungkin saja hanya hadir jika ia stres.
Aksa tidak merasa aneh, ia tetap berpikir positif, bahwa dirinya baik-baik saja. Bukankah menebar senyum bisa membuat semua orang merasa lega dan tidak khawatir terhadap sikap kita, itulah yang sedang dilakukan Aksa selama ini. Ia tidak ingin semua orang kasihan dengan dirinya yang sekarang. Ia mulai menyadari dengan keadaan sekitar, berkat suara dalam kepalanya. 'Mereka' selalu membuat Aksa yakin bahwa dunia luar memang tidak sebagus dan senyaman yang Aksa pikir sendiri. Semakin lama dirinya terperangkap oleh halusinasinya sendiri.
Ting ...
Aksa meraih ponsel yang berada di nakas, lalu mengecek notifikasi yang berada di paling atas. Ternyata dari grup teman dekatnya.
ayo main oi
Deren: weekend ngapain aja nih?
Vico: bantuin mama lah, jadwal gue itu kalau hari minggu gini, jadi babu
Deren: kasian amat lo, wkwk. Aksa mana nih?
Vico: anjer lo Der, nah si Sasa mana. Sa, jgn jdi sider lo Sa
Aksa: apa?
Vico: ya aelah, gitu doang? Tanya kabar gitu kek.
Vico: diem-diem bae skrang lo Sa
Deren: gimana kabar lo Sa? Udah baikan?
Aksa: trus gue hrus gmna?
Gue nggak sakit Der, asal lo tahuVico: yakan biasanya lo paling rame sendiri, liat lo diem gini. Gue ngrasa aneh, nggak kek biasanya aja
Deren: nah iya, gue juga ngrasa gitu. Oke deh kalau lo baik-baik aja Sa
Deren: eh, ke rumah Aksa yu. Boleh ya Sa :(
Vico: good idea, mau melarikan diri dari tugas babu gue
Aksa: iya boleh
Deren: sip, otw gue
Vico: dih sok-sok an otw, baru juga mau mandi
Deren: tau aja wkwk
read
Aksa menghempaskan badanya di kasur empuknya, menunggu teman-temannya datang mengunjungi kediamannya. Aksa menghembuskan napasnya lelah, entah lelah karena apa. Intinya Aksa lelah, ia tidur terlentang sambil menatap langit-langit kamarnya. Ia tersentak kaget, sambil menyipitkan kedua bola matanya. Mengamati kembali, apakah itu nyata atau hanya halusinasinya saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jiwa Aksa [END]✔
Misteri / Thriller[Revisi berjalan] Terkadang kata-kata bisa menjadi sangat berbahaya, bahkan bisa membunuh secara perlahan. Mengalami keadaan hal yang berbeda, merupakan suatu hal yang tidak di inginkan seorang Aksara. Lelaki dengan gelang hitam yang bertengger di p...