Chapter 12 : The Adventure Begins!

2.5K 318 117
                                    

Selamat membaca-!

Jangan lupa vote dulu sebelum baca yaaa, biar gak lupa~

.

.

.

Warning! OOC
Typo Merajalela
EYD berantakan
.

.

.

Enjoooy~

Setelah Taufan mengucapkan harapannya, semua orang terdiam, mereka sangat sangat ingin mengabulkan harapan Taufan namun, pasti orang tua mereka takkan membiarkan itu terjadi.


"ehm.. .. Ayo Kak Tauf, sekarang kakak harus potong kuenya." Ucap Gempa yang mencoba mencairkan suasana

"Um!! Iya!" Taufan tersenyum lebar, ini bukan senyuman palsu yang ia sering gunakan, ini adalah senyuman tulusnya, senyuman bahagia

Hali, Gempa dan lainnya tersenyum tipis, walaupun mereka tahu senyuman itu takkan bertahan lama sampai besok, mereka sangat berharap senyuman tulus Taufan takkan hilang sampai kapanpun.


Mereka ingin sebuah keajaiban muncul, Orang tua mereka berubah dan ingin menerima Taufan apa adanya.

Taufan mulai memotong kuenya, ya walaupun kue itu sederhana, Taufan tak peduli, setidaknya ini adalah pemberian saudaranya, Taufan sudah menganggap kue ini adalah kue terenak di dunia.


Taufan berfikir, sesuatu yang diberi oleh seseorang yang menyayanginya itu walaupun sederhana, itu adalah barang yang akan sangat berharga untuknya.

Taufan menghela nafasnya, lalu tersenyum tipis. "Terima kasih semuanya.. Aku sangat senang... Aku takkan melupakan ini.. Sampai kapanpun." Ucap Taufan dengan lembutnya


"Terima kasih....."


.

.


.

Keesokan harinya, kehidupan Taufan seperti biasa, dipenuhi kehampaan dan penghinaan lagi, namun Taufan tetap semangat, ia selalu sabar menghadapinya.

Jika kalian tanya, Taufan membenci orang tuanya?? Tentu saja tidak..

Sejahat apapun orang tuanya, sebenci apapun orang tuanya padanya, Taufan tetap mencintai dan menyayangi orang tuanya, seperti anak kepada ayah dan ibu.



Kini Taufan sedang berjalan kaki menuju sekolahnya yang cukup jauh, ntah kenapa dari pagi tadi kepalanya sangat sakit, biasanya Taufan abaikan rasa sakitnya, tapi yang ini rasanya sangat sakit.

Kepalanya berdenyut seolah olah ingin mengeluarkan semua yang ada di kepala Taufan saat ini, sangat menyakitkan, twpi Taufan hanya diam dan mengeluarkan ringisan (?) kecil saja.

Ia tak mau Raihan ataupun Alexa mendengarnya, Taufan tak mau terlihat semakin lemah di depan kedua orang tuanya tersebut.

Entah sesakit apapun itu, Taufan tahu ia takkan di anggap, dan menganggap bahwa ia hanya akting saja agar dikasihani.

Taufan berjalan sangat perlahan, ia tak tahan lagi berjalan karena denyutan kuat di kepalanya, namun Taufan harus ke sekolah, kalau tidak ayahnya akan marah besar.

I'm Always Wrong [COMPLETE] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang