Chapter 16 : Depression

2.5K 323 67
                                    

Jangan lupa untuk vote dan komentarnya ya!

Warning! OOC! Typo merajalela~


Enjoy!

.

.


.

"Kak Taufan gak ada disini! Kemana dia? Tadi kan saat kulacak keberadaannya ada disini." Ucap Solar heran ketika melihat kursi taman yang harusnya ada Taufan disana ternyata kosong

"Entahlah.. Tapi lihat.." Hali mengambil sesuatu yang tergeletak di tanah, dan itu adalah topi Taufan beserta Tas miliknya yang tertinggal

"He.. Ini kan milik Kak Tauf, kemana dia?," Tanya Gempa sembari menatap kearah kiri dan kanan, namun tak melihat sang kakak yang sedang mereka cari

"Aku punya firasat buruk tentang ini..." Gumam Solar, Lalu ia mengusap Jalanan yang sedikit basah karena sesuatu. "Ini.. Aku tau bau ini..."


"Eh??"


"Ini.. Bius.."

.

.

.

"Mh... Kepalaku sakit.." Taufan membuka matanya, dan terlihat ia ada di sebuah ruangan yang ia kenal, ruangan yang selalu orang tuanya gunakan untuk menghukumnya dan mengurungnya dengan kegelapan.

"Ini... Mh...?" Taufan terkejut saat melihat tangan dan kakinya diikat, dan posisi nya ia sedang duduk di sebuah kursi.

"Kau sudah bangun huh?" Raihan berdiri di depan Taufan dengan tatapan dinginnya. "Kau membuat semuanya kacau anak sialan.."

"Papa..."

"JANGAN MEMANGGILKU DENGAN PANGGILAN ITU!! AKU BUKAN AYAHMU!!" Teriak Raihan lalu menjambak rambut Taufan sangat kuat, yap dia sangat marah pada Taufan sekarang

"Kkkhh!! Ma.. Maaf... Tuan..." Taufan menahan ringisannya bahkan tangisannya

"Aku benar-benar membencimu.. Kenapa kau harus lahir huh?," Gertak Raihan lalu melepaskan jambakannya

Deg!!

Perkataan ayahnya itu membuat Taufan benar-benar terpukul, siapa yang tak tersakiti kalau orang tuanya mengatakan hal itu? Mereka mengatakan kalau mereka tak menginginkan kelahiran diri kita, sakit bukan?

'Padahal.. Aku sudah berusaha agar aku bisa membanggakan Mama.. Papa.. Tapi ternyata ini yang kalian rasakan... Fan dah berjuang lho....' batin Taufan, ia menahan tangisannya sekuat mungkin, terlihat mata Taufan yang sudah berkaca-kaca


"Ck.. Gara gara kau, reputasiku jadi turun kau tahu? Saudara saudara mu itu akan ku hukum setimpal, Mereka sudah mengumumkan kalau kau anakku.. Ck.. Sial... Perusahaan perusahaan besar membatalkan kerja sama dengan perusahaanku, itu semua gara-gara kau... Cepat pergi sana, selamanya.. " Raihan keluar ruangan itu lalu mengunci pintunya


"..... Hiks.. Uuh.. Hiks.. Aku.. Ingin mati saja... Perjuanganku selama ini sia-sia saja.. Hiks.. Buat apa aku hidup!!! Benar-benar... Hiks.. Tak adil.. Aku tak tahan lagi.. Tak tahan... Hiks.. Hiks.. "



"Tapi.. Aku ingin melihat mereka tersenyum sebelum aku pergi.. Aku ingin melihatnya..."


"Kumohon.. Kabulkan... Satu harapanku saja..."

"Aku ingin mati di pelukan mereka..."

.

.


.

"Tua bangka itu.. Setelah membuangnya dia mengambilnya kembali?!! Ck..." Ucap Hali marah, ia menatap topi Taufan lalu memakainya

"Itu cara dia agar kita kembali.. Kita ini gudang uangnya mereka berdua, mana mau mereka kehilangan kita kan." Gerutu Solar, Ia sedang memeriksa tas Taufan, yang isinya hanya beberapa baju, uang dan beberapa roti saja. "Kak Tauf selama ini hanya makan roti.. Dia pasti tersiksa.."


"Uang terus yg papa dan mama pikirkan, andai aku terlahir bodoh biar aku bisa menemani Kak Taufan." Ketus Blaze kesal, lalu menendang batu yang ada dihadapannya

"Ya.. Aku berfikir seperti itu juga.. Hoaaam..." Ice sedang Terlelap dengan Memeluk bantal kesayangannya.

"Jadi.. Kita harus kembali?," Tanya Gempa

"Iyalah, Aku tak mau Taufan kenapa-napa.., Ayo."

"Baik Kak Hali."

.

.


.

#Malamnya

"He..sudah kembali ya?,"Raihan menyambut ke enam saudara itu di depan pintu dengan tatapan tajam yang penuh kebenciannya

"Dimana Taufan?," Gertak Hali pada Raihan

"Heh.. Aku takkan memberitahunya.. Itu hukuman untuk kalian yang sudah berani membantahku.." Sinis Raihan

"KATAKAN KALAU TIDAK-"

"Aku akan membunuh Taufan kalau kalian membantah lagi." Potong Raihan dengan seringai lebar yang terhias di bibirnya


"Apa.. C-ck..." Hali langsung diam dan masuk ke dalam rumah dengan kesalnya

"Papa.. Kenapa papa sangat membenci Kak Taufan.." Tanya Gempa dengan suara pelannya yang hangat, dan menatap Raihan lembut

"Karena dia bodoh, tak bisa diandalkan, lemah, penyakitan, itu tak sesuai dengan apa yang ada di keluarga ini, dia tak berguna, puas?" Jelas Raihan pada Gempa

"Tapi.. Uh..." Gempa, Blaze, Ice,Thorn, Solar pun berjalan masuk ke rumah dengan raut wajah sedih, mereka tak bisa melakukan apa-apa karena nyawa Taufan akan terancam jika mereka macam macam lagi dengan kedua orang tuanya

"Ah.. Ya aku bisa mengizinkan kalian untuk menemui Taufan.. Tapi hanya dari luar pintu saja.. Lagian tak lama lagi aku akan membunuhnya, walaupun kalian tak membantah, dia hanya sampah yang mengotori keluarga ini." Jelas Raihan lagi


Ke enam saudara itu terkejut, bahkan Hali yang ingin membuka pintu kamarnya berhenti, dan terkejut dengan apa yang dikatakan ayahnya tersebut.


"KAU MEMANG BRENGSEK!!!" Teriak Blaze dengan amarahnya yang sudah meluap sedari tadi

"Jika kalian membantah.. Aku akan membunuhnya malam ini juga, paham..? Jika kalian menurut padaku, aku akan membiarkannya hidup untuk beberapa minggu..."



"Tsk..." Blaze dan yg lainnya pun segera masuk ke kamar mereka masing-masing, dan berfikir bagaimana cara untuk menyelamatkan Taufan yang dalam bahaya






.


.


.


"Tenang Taufan.. Aku akan menyelamatkanmu, bagaimana pun caranya.."


"Walaupun nyawa kami bayarannya, kami akan melindungimu.."



================================

Maaf pendek-

Ey oo! Kembali lagi dengan saia Author Taufancy01! Semoga kalian menikmati cerita ini yaa

Oh ya! I'm Always Wrong akan tamat di chapter 20 lho!! Hayoo bentar lagii, siapin mental kalian yak :D

Terima kasih sudah membaca cerita ini! Semoga kalian terhibur~

I'm Always Wrong [COMPLETE] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang