Chapter 23 - Awal Mula (4)

3K 547 450
                                        

Penjelasan (lagi)
Authan di sini bakal gunain nama Diabolus dan Duivel (karena gedek banget ngetik "iblis itu, iblis pertama, iblis kedua" lama-lama bingung sendiri _-)

Nama itu artinya sama-sama iblis hanya saja diambil dari bahasa yang berbeda. Makasih buat Gaby untuk sarannya~♡

>Iblis pertama yg Junhoe panggil :
Diabolus (berwujud manusia berkepala kambing dan memiliki ukuran yg besar)

>Iblis kedua yg Junhoe panggil :
Duivel (mengambil wujud manusia)

Happy Reading

Rumah 🏚
.
.
⚠️PANJANG BANGET ASELI GAK BOHONG⚠️
.
.


Junhoe menyeringai samar. Ini bahkan lebih mudah dari dugaannya. Junhoe sempat membaca lebih jauh kehidupan wanita ini. Ia memiliki dua putri dan satu putra. Sempurna.

Sudah beberapa hari mereka menjalin hubungan, dan wanita yang bernama Yebin ini sudah percaya seratus persen pada Junhoe. Mereka kini sedang berjalan menuju rumah no. 130.

Junhoe menggandeng putra Yebin, sedangkan Yebin sendiri menggandeng tangan kedua putrinya.

"Silahkan masuk," Junhoe mempersilahkan. "Ini rumah yang akan kita gunakan setelah menikah nanti," Junhoe sedikit menyeringai saat kembali melihat rona merah di pipi Yebin.

Wanita ini terlalu polos, rencananya berjalan sangat sukses. Junhoe bahkan sudah memasang barrier di sepanjang mereka berjalan. Sehingga warga desa tidak melihat mereka saat berjalan memasuki kawasan ini.

Kreeeeeeb

Pintu tertutup sempurna.

Bugh

Bugh

Bugh

Bugh

Keempat manusia itu jatuh ke lantai, pesuruh Junhoe memukul mereka sampai pingsan.

"Persiapkan semuanya, kita harus segera memulai ritual ini," perintah Junhoe pada pesuruhnya yang langsung dituruti.

Sebenarnya, jiwa-jiwa keluarganya sudah keluar dari tempat Diabolus berkat Duivel yang membantunya, namun karena Junhoe belum mendapatkan wadah hidup, jadi keempat jiwa keluarganya masih dipegang Duivel di tempat yang lebih aman.

"Oh cepat juga. Ini bahkan baru tiga hari." Iblis yang mengaku bernama Duivel itu tertawa saat melihat Junhoe tengah membaringkan seorang wanita di atas ranjang yang sudah diberi tanda nama dengan tinta darah. "Apa kau takut jiwa keluargamu akan ku permainkan? Tidak percayaan sekali hahahah."

Junhoe berusaha tidak menghiraukannya, walaupun yang dikatakan Duivel memang benar, ia takut jiwa keluarganya akan disiksa juga oleh Duivel, bagaimanapun Duivel tetaplah iblis kuat yang suka mempermainkan jiwa manusia.

"Semua persyaratannya sudah kusiapkan, lantas bagaimana kelanjutannya?" ucap Junhoe setelah keempat manusia yang ia bawa dibaringkan pada masing-masing ranjang.

"Tidak sabaran sekali," Duivel berdecih tidak suka, tetapi ia tetap melanjutkan kalimatnya, "Kau memanggil iblis jelek itu tepat pukul 1.11 dini hari, dan kau juga menenggelamkan tubuh mereka ke danau pukul 1.11 dini hari bukan?"

Junhoe mengangguk, walaupun ia tidak begitu paham, apa hubungannya waktu itu dengan ritual ini.

"Artinya, jiwa mati mereka baru bisa menempati tubuh hidup itu saat jam sudah menunjukkan pukul satu lewat sebelas menit." Duivel berjalan menuju kursi di dekat pintu dan duduk di sana. "Ini adalah ritual pertama, jadi kita lakukan pukul 1.11 tepat."

[✔]Rumah . AteezTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang