Holla! I am back. Semoga kalian enggak bosen ya nungguin kelanjutan cerita absurd ini. 😂😂😂 Dan maaf updatenya jadi semakin lama.
Jika kalian punya keluhan, kritik, dan saran. Silahkan tulis dikomen buat perbaikan. Saya selalu menunggu.
*********
Aku merasa marah, mengutuki kelemahan diri sendiri. Betapa cerobohnya aku hingga terjebak oleh perangkap mereka. Aku membenturkan kepala sebagai pelampiasan. Pohon ini terasa seperti peti mati. Aku tidak bisa bergerak, bahkan bernapas pun sulit.
"Kenapa mereka melakukan ini?"
"Menurutmu kenapa?" Kutatap Emily tajam. Bagaimana ia bisa begitu bodoh tidak menyadari apa yang sedang terjadi? "Mereka ingin menyingkirkan kita. Mereka ingin kita gagal."
Mengingat wajah Darren membuat darahku mendidih panas. Ingin sekali aku merusak wajah memuakkannya.
"Dengan membunuh kita?" Mata Emily melebar, menyorotkan ketidakpercayaan.
Kutatap Emily setengah sinis, setengah geli.
"Sulit dipercaya kau masih tidak menyadarinya. Mereka bahkan sudah merencanakannya jauh-jauh hari."Raut muka Emily membiru, Shock. Matanya menerawang seperti orang setengah tak sadar.
"Sejak kapan kau tau? Kenapa kau tidak memberitau kami?"
Aku mendengus lelah, tersenyum miris. "Menurutmu, kenapa aku menyusulmu kemari? Hmm? Aku ingin memperingatkanmu."
Aku memejamkan mata, menarik napas sebanyak kubisa. Aku harus tetap berpikiran tenang. Panik hanya akan memperburuk keadaan.
"Punya ide untuk situasi kita?"
"Tidak!"
Darren mengambil semua kesempatan untuk bebas, senajataku, bahkan rompiku pun dilucutinya.
"Jadi kita akan pasrah? Menunggu nasib?"
Aku tidak suka dengan pemikiran itu."Simpan tenagamu, dan berpikirlah."
Bala bantuan terasa begitu jauh untuk diharapkan. Kecuali Darren dan pengikutnya hanya Weizh yang mengetahui keberadaan kami, tapi itu tak bisa diharapkan.
Sekarang apa? Apa yang harus aku lakukan? Di atas sana beberapa serangga pohon berjalan berkerumun lepas bersama koloninya. Seekor burung mendekati komplotan serangga itu sepertinya hendak memakannya, tapi tampaknya para serangga itu lebih pintar. Mereka segera menyebar kesegala penjuru hingga paru burung itu hanya mengenai kulit pohon. Namun burung itu tidak menyerah, ia segera mengejar serangga terdekat dan mematuknya. Kali ini berhasil bahkan kulit di batang pohon itu pun ikut menempel di paruh nya.
"Aku pikir, aku menemukan sesuatu."
Emily cepat balas menatapku. Matanya berbinar penuh harapan. "Kau menemukan cara?"
"Tidak yakin berhasil, tapi pantas dicoba."
Dengan gigi sebagai senjata segera kuraih akar terdekat, mengigitnya, mengelupaskan sedikit demi sedikit kulit terluarnya.
Rasa ganjil dari pahit pekat bercampur asin menyerbu lidahku saat getah dari akar yang terkelupas tak sengaja tertelan. Gigiku pun terasa lengket, bahkan sudut bibirku berdarah tergores oleh kulit akar, tapi itu tidak menyurutkan niatku. Sedikit demi sedikit kupisahkan kulit akar dari inti dalamya, menyisahkan bagian dalamnya saja. Seiring dengan menipisnya ketebalan akar, ikatan pun terasa lebih longgar dan aku sudah bisa menarik napas lebih baik. Jika aku bisa memutusnya, kami pasti akan bebas.

KAMU SEDANG MEMBACA
Shifter
WerewolfKami tinggal di sebuah daratan bernama Packland. Kami hidup dalam kedamaian dan harmoni. Kami hidup dengan mimpi untuk menjadi shifter sejati. Tetapi ketika hantu masa lalu itu kembali dan membuka satu persatu kebenaran yang tersembunyi. Semuanya ya...