Pada dini hari tadi, sekawanan Rioters menyerang kawasan utara Packland, tempat di mana para Worn bermukim. Mereka mengobrak-abrik wilayah para Shifter berumur itu dengan brutal. Begitulah yang diinformasikan pada kami.
Belum ada keterangan lanjutan mengenai bagaimana situasi yang sekarang, seberapa besar kerusakan yang ditimbulkan, maupun korban akibat penyerangan. Sebagai langkah pertama Alpha dan para tetua memutuskan untuk mengirim pasukan bantuan, dan sialnya kami lah yang terpilih.
Aku sama sekali tidak memahami apa yang ada dalam pikiran Alpha. Kenapa ia memilih kami sebagai pasukan bantuan. Jika pasukan ini dimaksudkan untuk membantu pertempuran garis depan maka jelas ini pilihan yang salah.
Kami hanyalah sekumpulan remaja, yang bahkan belum melalui proses kelulusan untuk sekolah kewajiban. Kewajiban berarti adalah fase waktu yang tidak boleh kami lewatkan dalam mengikuti semua materi pembelajaran di sekolah. Itu adalah anak-anak dengan rentang usia sepuluh hingga tujuh belas tahun. Namun karena keharusan mengikuti pelatihan calon Warrior inilah kami terpaksa menunda kelulusan.
Ini keputusan yang sangat beresiko, kalau enggan disebut gila, tapi sekali lagi, aku telah melenyapkan seluruh angan akan kenormalan sejak memasuki Bus di hari keberangkatan. Jadi jika setelah ini hal gila lain pun terjadi, maka itu akan menjadi hal normal, karena aku sudah kehilangan kewarasan.
Suara deru mesin adalah yang paling jelas terdengar selain desah napas gusar dan desau angin. Semua orang masih terikat oleh rantai ketegangan. Kalau saja tidak ada gerakan mata yang berkedip aku pasti menganggap semua penumpang Bus ini adalah patung. Bahkan Zeano yang berdiri tegak di kolong Bus. Lengan terlipat, mata terpejam, tidak bergerak atau goyah sedikit pun meski badan Bus bergoncang sesekali. Ia benar-benar menyerupai patung, kecuali kerutan samar di dahinya seolah ia sedang menahan kemarahan atau kesakitan.
Pemandangan diluar tidak jauh lebih menarik. Beberapa Warrior yang sedang mengambil wujud serigalanya berlarian kencang. Mata hewan buas mereka memandang awas jauh kedepan. Seakan sedang mengintai musuh.
"Hitam!" Kudengar gumaman kecil di tengah deru angin. Menoleh, aku mendapati Claude tengah memandangi para Warrior di luar. Mata birunya tampak tak fokus seakan sedang menerawang.
"Um, kau mengatakan sesuatu?"
"Aku ingin hitam sebagai warna bulu serigalaku nanti." Claude menerangkan, anak rambut pirang bergelombang yang setengah menutupi dahinya bergerak-gerak kecil tertiup angin. "Kau?"
"Um, abu-abu, mungkin," balasku asal, terhenyak, sesaat menyadari betapa tidak pedulinya aku pada hal-hal semacam itu sebelum ini.
Tidak ada percakapan setelahnya. Barulah saat Bus mulai melewati area hutan lebat dan jalanan berkerikil Zeano berbicara.
"Dengar!" Kelopak matanya perlahan terbuka memperlihatkan sepasang mata hijau gelap yang tajam. "Apa yang terjadi setelah ini bukan bagian dari pelatihan. Aku ingin kalian semua bersikap hati-hati. Jangan sekali-kali mencoba untuk bertindak nekat atau kalian akan kehilangan nyawa."
"Kita benar-benar akan bertempur menghadapi para Rioters?"
Darren, selalu dan selalu menjadi yang paling berani untuk mengungkapkan pikiran dengan nada meremehkan. Aku ragu kalau bocah satu itu memiliki apa itu yang disebut rasa takut.
"Aku menginginkan kata 'tidak' sebagai jawaban, tapi mengingat situasi yang belum diketahui dengan jelas. Aku rasa itu bisa jadi kemungkinan besar."
"Kenapa kalian memilih kami? Kenapa bukan para Warrior yang jelas sudah memiliki pengalaman lebih baik?"
Aku menggunakan kesempatan ini untuk menanyakan apa yang sedari awal terasa janggal. Sebagain besar para Warrior yang ikut dalam pasukan bantuan ini dikirim untuk evakusi Worn, sementara kami para peserta pelatihan, terkecuali mereka yang dari Abul, langsung dikirim ke perbatasan untuk menahan jika terjadi serangan lanjutan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Shifter
Manusia SerigalaKami tinggal di sebuah daratan bernama Packland. Kami hidup dalam kedamaian dan harmoni. Kami hidup dengan mimpi untuk menjadi shifter sejati. Tetapi ketika hantu masa lalu itu kembali dan membuka satu persatu kebenaran yang tersembunyi. Semuanya ya...