Dirasa bel rumah yang sedari di pencet tidak kunjung memanggil pemilik rumah, Soobin membopong Yeonjun kembali kedalam mobilnya. Yeonjun yang masih tertidur itu menggumamkan beberapa kata yang tidak jelas untuk telinga Soobin.
Ia memeluk Soobin, mengkaitkan kedua kakinya pada tubuh Soobin dan kedua lengannya pada lehernya. Menyebabkan Soobin harus mengendarai mobilnya dengan keadaan Yeonjun yang menempel padanya. Sungguh, ini baru untuk Soobin, karena ia belum pernah dan tidak pernah mengizinkan orang untuk
memeluknya seperti ini, ditambah ia belum mengenal Yeonjun sejauh ia mengenal Taehyun. Ia mendecih pada dirinya, mengapa juga ia melakukan hal ini pada Yeonjun? apakah ada suatu ramuan pelet pada makanannya yang diberikan Yeonjun? ah lucu, kisah tradisional ketika kau berbuat baik pada seseorang yang kau anggap— manis.Yeonjun sesekali mengerang sambil menyelipkan kepalanya pada leher Soobin. Soobin melirik pemuda yang tengah memeluknya erat itu. Tidak sadar ia akan dibawa ke hotel, benar, Soobin tak ingin huniannya diketahui oleh orang selain Taehyun. Ah, bisa bisa taehyun yang menjadi istri soobin nantinya.
Soobin memarkirkan mobilnya sambil membiarkan Yeonjun menempel padanya. Ia berjalan melewati receiptionist yang sudah membungkuk 90 derajat kala melihat Soobin melewatinya dengan tatapan lurus kedepan tanpa adanya sorot ramah. Sudah biasa, ia tidak perlu rept meminta kamar karena ia memang memiliki kamar pribadi di hotel ini, sebagai salah satu tempat teraman baginya jika ia sedang dalam mood untuk melarikan diri. Berada di lantai 8 dan kamar pojok. 812. Ia membuka pintu kamar itu perlahan lalu secara otomatis, listrik disana menyala.
"Nggg– panas–" gumam yeonjun sambil mencoba membuka pakaiannya. Soobin yang belum sempat menidurkan yeonjun dikasurnya, hanya bisa menatap heran kearah Yeonjun yang masih berada di pelukannya.
Yeonjun perlahan membuka kancing bajunya, syukurlah, tidak seluruhnya tapi cukup membuat Soobin bergidik ketika dadanya terlihat mengintip dengan jelas kala ia berbaring dikasur. Masih dengan racauan tidak jelas, Soobin meletakkan 2 pil untuk mengembalikan kewarasan yeonjun beserta air mineral. Berharap yeonjun dapat meminumnya pagi ini dan meminta maaf serta menjelaskan padanya mengapa ia sampai merepotkan seorang Choi Soobin? yang terkenal dingin dan tak berhati itu.
"Jika bukan karena kau manis, sudah hilang kepalamu.", bisik Soobin sambil melepaskan pakaiannya dan menggantinya dengan sleeveless hitam miliknya. Hanya atasan, karena ia hanya memakai celana jeans sebagai bawahannya dan tak mungkin menggantinya karena ia berfikir jika ia mengganti, bisa saja ketika tersadar nanti Yeonjun menuduhnya yang tidak tidak.
"Kenapa juga aku repot dengan hal itu?", guman Soobin sambil mengecek notifikasi ponsel pribadinya itu.
Kangte.
Katakan padaku.
Kau dimana?yeonjun dimana?Soobin mendengus sinis sambil mengetikkan beberapa kalimat untuk temannya disebrang sana.
Dihotel.
Kau tenang saja
Katakan pada beomgyu itu, aku tidak sekeji itu. Maksudku–Belum selesai Soobin mengetikkan balasan, pesan dari Taehyun kembali muncul.
Kangte.
Aku tau dia manis, tapi jaga hormonmu.Soobin mendecih kasar melihat pesan Taehyun. Sudah ia bayangkan betapa sinis dan menyebalkannya perkataan Taehyun.
Kau kira aku berminat dengan makhluk pemabuk? Dia bersamaku, aman.
Aku bahkan tak berminat.
Aku mengantuk. Dah.Setelahnya, tak ada lagi balasan dari Taehyun. Soobin merebahkan tubuhnya disamping Yeonjun, perlahan Ia memejamkan matanya kala mendengar dengkuran halus milik yeonjun disampingnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dare To Love
Fanfictionapa yang terjadi ketika ketua komplotan mafia terbesar di daerah tempat tinggalmu, mengincar dan memburumu hingga kemana kau melangkah akan terus terdengar olehnya? sub!yeonjun dom!soobin mature content. #bxb #soojun #tomorrowxtogether #fanfiction #...