Chapter 11 ; Lonely

1.4K 216 2
                                        

Beomgyu dan Hyunjin berlari menyusuri lorong rumah sakit. Tak peduli banyak mata memperhatikan mereka. Dibelakang mereka terdapat Namjoon dan Taehyung.

Dalam hati Namjoon dan Taehyung, mereka bersumpah akan menjebloskan sosok lelaki itu ke penjara dan merasakan hidup tersiksa dibalik jeruji besi itu.

Kabar Yeonjun tertembak dikediaman Soobin sudah tersebar. Kabar Yeonjun nyaris meregang nyawanya sudah tersebar. Bahkan kolega dari Taehyun, menyempatkan diri untuk menemui sosok Yeonjun yang sudah terbaring lemah dengan banyak selang ditubuhnya.

***

Soobin membulatkan matanya kala menyadari apa yang barusan terjadi. Ia segera membopong Yeonjun menuju mobilnya dan langsung bergegas menuju Rumah Sakit.

Ia memandangi wajah Yeonjun yang matanya terpejam masih dengan ulasan senyuman pada wajahnya yang mulai memucat. Darahnya masih mengucur. Soobin lagi lagi melihat darah bersimbah, namun kali ini ia berhasil setidaknya ia berhasil membawa Yeonjun ke rumah sakit dan mendapatkan perawatan intensif.

Pagi itu, ia melihat Taehyun yang memang menjadi pemilik rumah sakit sedang berbincang dengan salah satu dokter disana. Ia memandangi Soobin sambil menghela nafas panjang lalu meminta dokter terbaiknya untuk menangani Yeonjun sesegera mungkin.

"Soobin?", Soobin menoleh pada Taehyun yang sudah duduk disampingnya. Sahabatnya itu menggunakan setelan bekerja seperti biasa. Masih dengan sorot mata yang tak pernah memiliki arti tertentu. Soobin bahkan tak menghiraukan orang orang yang menjaga jarak dengannya dirumah sakit saat itu, satu hal, ia hanya ingin Yeonjun selamat. Itu permintaan terakhirnya kala menyadari kalimat yang Yeonjun sampaikan membuat gemuruh didadanya.

"Kau menginjakkan kaki kerumah sakit untuk pertama kalinya", ucap Taehyun membuka percakapan. Soobin tak menghiraukan perkataan Taehyun dan masih menatap pintu ruang operasi yang menunjukkan kegiatan dokter didalam sana ketika menangani Yeonjun.

"Bahkan, ketika Arin terbaring pun, kau enggan, kau benci bau obat dan bau alkohol yang menguar, katamu begitu", tambah Taehyun. Ia lalu memandang sahabatnya itu.

"Kau sedang mengais cinta dari Yeonjun kan?", tanya Taehyun tanpa menatap mata sahabatnya yang sedang melakukan perang terakhir dengan batinnya.

"Itu sudah lalu Bin, dendam dan janjimu tidak akan terpenuhi, Arin bahkan tidak mengizinkanmu untuk memenuhinya bukan? – Dari segala cara yang kau perbuat, semua nihil. semuanya berjalan hanya karena Yeonjun yang menyerahkan dirinya padamu.", jelas Taehyun sambil melihat para dokter yang menangani Yeonjun dari sisi kaca ruangan itu.

"Kau benar mengais cinta dan berharap cinta pada Yeonjun bukan?", tanya Taehyun sambil menatap sahabatnya tepat pada manik matanya. Dunia serasa berhenti.

Soobin, sekarang berada di kamarnya. Kembali memandangi ruangan yang sudah kembali seperti semula itu. Adegan dimana ia menarik pelatuk benda panas itu ketubuh Yeonjun.

Ia mendesah gusar. Mengulang kembali apa yang akan ia lakukan selanjutnya. Benar. Ia sudah mendapatkan nyawa Yeonjun, karena Yeonjun sendiri yang dengan lemahnnya menyerahkan dirinya pada Soobin dan memberikan nyawanya untuk membayar semua tangisan dan kesedihan Soobin selama 4 tahun kebelakang. Mata Soobin memanas. Bagaimana bisa ia mengemis untuk dicintai oleh Yeonjun melewati perlakuan kasarnya selama ini? Ia bahkan hanya menyakiti Yeonjun. Bagaimana bisa Yeonjun mencintainya secepat itu? Apakah karena mereka merasa aman satu sama lain kala itu di Jeju?

Flashback

Yeonjun menatap Soobin yang tertawa karena candaan yang ia lontarkan. Sesekali Soobin menanggapi candaannya dengan candaan yang garing pula. Yeonjun, masih mencintai candaan pun ikut tertawa lalu melanjutkan percakapan dengan Soobin.

Dare To LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang