Chapter 1 ; Greeting

3.2K 334 39
                                    

Chapter 1 ; Greeting.

Yeonjun, seperti biasa sudah lengkap dengan senyuman mengembang di kedua pipinya. Lengkungan dari belah bibirnya itu sukses memberikan efek pada setiap yang berpapasan dengannya.

"Pagi juga bibi Kim! semoga harimu menyenangkan!", wanita paruh baya yang dipanggil Bibi Kim itu mengangguk sambil melempari yeonjun dengan senyuman hangatnya.

Yeonjun melanjutkan langkahnya mengitari pemukiman tempatnya beristirahat dibawah atap rumah sederhananya itu. Banyak kejutan positif yang ia sukai ketika pagi tiba. Lansia ramah yang mondar mandir dengan belanjaan bahkan hewan peliharaan mereka. Tertawa sambil bertukar cerita, hangatnya suasana, canda tawa serta jauh dari bising alat transportasi dan hiruk pikuk kota, membuat yeonjun menyadari ia terlalu mencintai kehidupannya saat ini. Kalau kalian bertanya dimana kedua orang tua yeonjun, ia hanya memiliki dua orang kakak angkat karena sedari kecil ia bahkan tidak pernah tau siapa orang tuanya, yang ia tau ia hanya mendapatkan salam perpisahan dari mereka karena mereka harus melakukan ini. Yeonjun percaya, setiap kejadian memiliki makna dan alasan, maka dari itu ia tidak mencoba untuk mencari kedua orang tuanya, ia pun besar dengan orang yang tidak diduga, kedua kakak angkat yang mengidamkan adik, Kim Taehyung dan Kim Namjoon.

"Yeonjun-ah! kemarilah! aku memiliki kimchi segar untukmu dan kedua kakakmu!", sebuah suara memecah keasikan yeonjun dengan suasananya. Ia mengangguk lalu menuju asal suara tersebut. Ya, hampir seluruh penghuni mengenali yeonjun dan sifat cerianya itu. Tak heran terkadang kedua kakaknya tidak perlu repot memasak, karena adiknya sudah terlebih dahulu diberikan makanan dan berbagai macam hal yang tidak diduga (bahkan peliharaan seperti anjing kecilpun ia dapat dari tetangganya)

"Ah, kau sibuk sekali akhir akhir ini, yeonjun? aku lihat kedua kakakmu sibuk juga, aishh—! kalian jangan terlalu banyak bekerja! jaga kesehatan kalian ya?", yang di beri amanat mengangguk semangat sambil membungkuk dan meninggalkan rumah tersebut. Ia bergegas menuju rumahnya dan bersiap untuk melakukan aktifitas rutinnya sebagai seorang Adik (yang artinya membersihkan rumah dan melakukan banyak pekerjaan)

***

"Jangan sampai terlambat. jika terlambat, kepalamu penggantinya.", ia memutus sambungan disana sambil mengerang menahan amarah. Sorot matanya menunjukkan rasa tidak suka yang sudah sampai pada batasnya. Ia meletakkan telfon genggamnya kasar, ntah bagaimana nasib alat kecil itu jika empunya melaksanakan rencananya untuk membantingnya menjadi kepingan kecil tak berguna.

Tak lama pintu ruangannya diketuk. Muncul sesosok wanita muda dengan pakaian pelayan berwarna hitam dengan kepala menunduk dan tangan yang disatukan di apron miliknya. Lelaki itu menoleh dengan tatapan datar.

"Tuan Muda Choi, tuan kang disini ingin menemuimu," ujar pelayan itu pelan sambil bergeser sedikit guna memberi jalan pada sosok yang dimaksud.

"Soobin, kudengar ada peng—",

"Aku tau. ", yang dipanggil Soobin memberi isyarat untuk meninggalkan mereka berdua diruangannya. Sosok yang dipanggil tuan Kang itu mendudukan dirinya pada salah satu sofa kulit milik Soobin. Belum selesai ia membuka percakapan, Soobin sudah lebih dulu menjawabnya. Tipikal angkuh.

"Mereka terlalu bodoh. atau aku saja yang terlalu pintar?", tambah Soobin menerawang keluar jendela, sesekali melirik sahabatnya yang sedang menyeduh secangkir kopi disana. Ia mengangkat bahunya sambil menyesap kopinya perlahan.

"Jika mereka pintar, kau tidak akan ada diposisi ini.", celetuknya santai. Soobin mengalihkan pandangannya sambil tersenyum miring. Ia lalu bergabung dengan temannya itu, teman satu satunya.

"Jadi, saudara Taehyun, bagaimana? apa kau jadi akan memperluas usahamu?", Soobin bersandar santai pada sofanya, menatap sosok yang dipanggilnya Taehyun barusan. Taehyun tertawa kecil sambil mengangguk.

Dare To LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang