Attention please! Kalau suka boleh di vote dan comment biar akunya tambah semangat nulisnya. Happy reading hope enjoy it! Typo bertebaran!
Pria paruh baya itu berdiri di depan meja berbalut kain merah dengan bunga kantil dan buka mawar bertaburan disana, Bahkan ada dupa juga orang sering menyebutnya sebagai sesajen.
" saya bawa anak kamu." suara itu menggema di ruangan.
" Bisa beri saya waktu lagi?" Mohon pria paruh baya itu.
" Saya sudah beri sepuluh tahun waktu untuk kamu, saya sudah beri kamu segalanya dan saya menagih imbalan saya."
" Sebulan lagi saja."
" Baiklah."
Pria paruh baya itu keluar dari ruangan yang serba merah itu dan menutup pintunya, tak lama setelah kepergiannya seorang pria datang ke pintu itu dan membukanya.
" Saya punya perjanjian untuk kamu."
Jaemin mengambil tasnya dan keluar dari kamarnya namun di tahan oleh Jaehyun yang membawa sarapan untuk Jaemin, Jaemin kembali mundur dan kini Jaehyun menaruh nampan itu di meja belajar Jaemin.
" Sarapan dulu." Ucap Jaehyun.
" Gak usah kak, aku mau langsung berangkat." ucap Jaemin.
" Masih banyak waktu, sekarang kamu sarapan dulu." Jaehyun menyuruh Jaemin untuk duduk.
Jaemin menuruti Jaehyun untuk memakn sarapannya, Jaehyun masih setia menunggu Jaemin masak.
" kok ditungguin? Aku bukan anak kecil lagi kak." Ucap Jaemin.
" Gak, cuma pengen liat kamu makan aja, udah lama gak liat kamu makan masih kayak anak kecil ternyata." Jaehyun mengusak rambut Jaemin.
" Jangan di berantakin rambutnya." Protes Jaemin.
"rasanya baru kemarin liat kamu lahir terus besar terus bisa jalan terus bisa ngomong—"
" kak, kakak kenapa sih?" Jaehyun menggeleng dan tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sandekala [ Nomin ] || ✅
Horror✒ 노민 [ Completed ] Sandekala [n]. Pencekalan, atau yang sering orang ketahui adalah Waktu di penghujung senja. Ketika aku melihat dia memakan sebuah bunga untuk persembahan kepada sesosok wanita yang selalu hadir di mimpiku. " Dia memang di takdirk...