Attention Please! Kalau suka boleh di vote dan comment biar akunya tambah semangat nulisnya. Happy reading hope enjoy it! Typo bertebaran!
Jaemin sedang tertawa di kelasnya, murid lain akan berkata Jaemin gila dan berekspresi jijik pada Jaemin, namun tidak dengan—
" Hai Jaem." sapa Jeno, Jaemin menoleh dan tersenyum pada Jeno.
" Hai Jen."
Ketika mereka yang bisa melihat pasti akan mengerti apa yang sedang Jaemin lakukan, Jeno duduk di bangku jaemin bergabung bersama dua makhluk tak kasat mata yang sedang mengobrol dengan Jaemin barusan.
" hai kak Jae, shotaro." sapa Jeno.
" Hai Jen." sapa Jaehyun.
Walaupun raga Jaehyun sudah di kubur dan sudah melebur, tapi nyawanya tetap ada di dunia ini sampai waktunya semua makhluk terpanggil untuk mengisi bagian dari langit ke tujuh.
Suasana kelas memang sedikit sepi karena hari sabtu biasanya hanya di pakai anak ekstrakulikuler, jeno dan Jaemin tidak mengikuti ekskul apapun namun mereka menciptakan ekskul baru di sekolah, ekskul horror lumayan juga peminatnya walau di awal mereka di remehkan.
" Maaf nih aku telat." Ucap Haechan yang baru saja datang sembari menaruh buku catatannya.
" so, nanti mau ekspedisi kemana nih?" Tanya Jeno, Haechan membuka tabnya dan mempetlihatkan foto bangunan kosong pada Jeno dan Jaemin.
" oke tuh." Bukan Jeno maupun Jaemin yang bicara melainkan Jaehyun yang juga ikut mengintip, Jeno dan jaemin saling berpandangan.
" Entah kenapa semenjak nempel terus berdua sama kalian aku jadi sensitif gini, apa aku selalu jadi orang ketiga?" Ucap Haechan, Jeno tertawa mendengarnya.
" Ya secara tidak langsung indra keenam kamu terasah karena selalu berada di dekat kita yang dikit-dikit narik yang begituan mendekat." Haechan menyiritkan keningnya.
" jangan-jangan kalian berdua yang ngirimin si eneng ke rumah semalem?" Jaemin menaikan alisnya.
" Bukan, tapi Renjun dia gak suka di rumah ada wanita jelek jadi dia buang ke rumah kamu dengan sengajanya."
" Ohh.. Begitu, awas aja tak kirimin yang serem. Kalo bisa." Bisik Haechan di akhir kalimat.
" Maaf kita terlambat." ketiganya menoleh melihat beberapa siswa mulai masuk ke kelas untuk mengikuti ekskul baru ini.
" Yaudah jadi kita mulai aja nih." Ucap Jaemin.
" yaudah ayo." Ajak Haechan.
Mereka memulai ektrakulikuler yang menurut kebanyakan orang aneh namun sebagai pencinta horor sangat menyenangkan, mereka jadi tau bagaimana rasanya ujinyali.
- - -
Taeyong sedang berjalan keluar dari area kampus sore itu, ia berjalan seperti biasanya membawa berkas di tangannya dan di punggubgnya membawa ransel, namun langkah kakinya terhenti menatap gedung fakultas hukum.
Semenjak pergian Jaehyun Taeyong jadi sering main ke gedung fakultas hukum untuk masuk ke tempat-tempat favorit Jaehyun, Taeyong belum bisa melupakan Jaehyun sebagaimanapun ia berusaha namun tidak bisa, selalu ada Jaehyun Jaehyun dab Jaehyun di hatinya, orang yang selalu hadir dalam hidupnya selama masa kuliah.
Taeyong akan masuk ke aula pertemuan anggota BEM kampus, lalu menelaah kedalam bagaimana Jaehyun bicara d podium itu, Taeyong kembali berjalan menuju kelas Jaehyun dan melihat bangku paling depan yang selalu terisi karangan bunga dari para mahasiswa pengagum Jaehyun.
Dan terakhir ia duduk di taman Fakultas hukum, duduk di tempat yang selalu Jaehyun duduki saat menunggunya pulang, Taeyong menatih berkasnya dan menatap kedepan, Baru kemarin rasanya ia bertemu Jaehyun tapi Jaehyun sudah lebih dulu pergi, dan baru kemarin nyawanya seperti melayang mendengar beritanya.
Dan baru kemarin pula Taeyong mengunjungi tempat kecelakaan Jaehyun menabur bunga disana dan berdoa, Taeyong juga hampir setiap hari selasa ketika atau ketika dia libur ngapus mengunjungi makan Jaehyun.
" Aku kangen banget.. Kangen kamu jae." Ucap Taeyong, tak terasa lelehan air matanya merembes dan ada sedikit isakan.
" jadi ini alasan kamu gak nerima perasaan aku, karena kamu tau kamu bakal pergi ninggalin aku, tapi aku gak bisa lupain kamu." Taeyong selalu terisak ketika mengingat Jaehyun, tanpa Taeyong tau Jaehyun ada di sebelahnyan, Jaehyun tak bis berbuat banyak karena ia tau ia dan Taeyong berbeda alam, Jaehyun juha tau kebiasaan Taeyong yang sering mengunjungi tempat-temapt yang sering ia datangi dulu.
" Maaf taeyong.." Taeyong mendongakan kepalanya, ia baru saja mendengar suara Jaehyun, Taeyong mencari kesana kemari.
" jaehyun?" Taeyong bangkit dan segera pergi dari tempatnya meninggalkan Jaehyun yang menatap sendu kepergian Taeyong.
Hari minggi pagi, Taeyong diajak Jaemin dan Jeno pergi mengujungi makan Jaehyun, Jaemin yang dijemput Jeno menggunakan motor menghampiri Rumah Taeyong tapi karena tak memungkinkan naik motor tumpuk tiga jadi Taeyong memakai mobilnya.
Sesampainya di makam mereka langsung duduk di dekat makan Jaehyun berdoa dan menabur bunga.
" Kakak jangan sedih terus ya, kak Jaehyun gak tenang nantinya." Ucap Jaemin.
" maafin kakak ya, kakak cuna keinget Jaehyun terus." ucap Taeyong.
" Gak baik kak nangisin orang yang udah gak ada, masih banyak di luar sana yang lebih dari kak Jaehyun, emang sulit buat melupakan yang di tinggal pergi selamanya daripada yang di tinggal nikah atau selingkuh, tapi kita udah beda alam lebih baik doain yang terbaik buat kak Jaehyun ya." Taeyong mengangguk memeluk Jaemin dan menangis di pundaknya, benar kata Jaemin, sulit melepas yang di tinggal pergi selamanya dariada yang di tinggal nikah.
Tanpa Taeyong sadari Jaehyun memeluknya juga dari belakang, memeluknya bersama sang adik, Jaemin hanya bisa tesenyum.
" Kakak pengen lihat Jaehyun buat terakhir kali aja, kemarin kakak gak bisa lihat di pemakaman Jaehyun karena terlaku shook."
" Kakak mau lihat kak Jaehyun?"
" Kalau bisa."
" Sekarang pegng tangan aku ya, tutup mata terus atur nafasnya tarik terus hembuskan." Taeyong mengikuti ucapan Jaemin, dan setelahnya ia melihat siluet Jaehyun padahal matanya masih tertutup, siluet lelaki tampan pengisi hidupnya tengah tersenyum padanya.
Taeyong menangis untuk kesekian kalinya, Jaehyun terlihat tampan dengan pakaian yang terakhir kali ia lihat.
" Jaehyun.." gumam Taeyong, Jaehyun hanya bisa tersenyum.
Taeyong membuka matanya, pandangannya kembali kesemula, tidak ada Jaehyun di hadapannya dan hanya ada Jaemin dan Jeno disana.
" udah ya kak." Ucap Jaemin, Taeyong memgangguk.
" Yaudah kita pulang yuk." ajak Jeno, Jaemin membantu Taeyong berdiri dan memapahnya.
Sampai—
Brak!!!
Taeyong yang membawa mobilnya sendiri sepulang dari pemakaman menabrak pembatas jalan dengan keras karena tak fokus saat menyetir.
" Kak Taeyong!!" Taeyong masih bisa mendengar suara-suara.
" maaf, pasien sudah meninggal saat dalam perjalanan." samar Taeyong mendengar lagi.
" Taeyong." Di area rumah sakit itu Taeyong mendengar suara Jaehyun, Taeyong menoleh dan melihat Jaehyun di sampingnya.
END
Aku kasih sequel nihh.. Maaf telat bangetttttt baru kepikiran lagi alurnya, lunas yaaa nih masalah Jaeyong wkwkwk.. Okelah terimakasih sudah baca dan vote see u in next work!!
Sunny Pwark. Jun 21, 2021.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sandekala [ Nomin ] || ✅
Terror✒ 노민 [ Completed ] Sandekala [n]. Pencekalan, atau yang sering orang ketahui adalah Waktu di penghujung senja. Ketika aku melihat dia memakan sebuah bunga untuk persembahan kepada sesosok wanita yang selalu hadir di mimpiku. " Dia memang di takdirk...