✨Chapter 19✨

466 48 7
                                    

Riku yang disibukkan dengan berkas berkas yang harus ia kerjakan tidak menyadari kalau Tsuki ada dibalkon kamarnya.

"Fokus amat, sampai kakek datang aja gak nyadar." Ucap Tsuki yang berhasil membuat Riku menoleh ke arah balkon.

"Kerjaanku banyak, beruntung besok jadwalku hanya pemotretan dan itu pun siang." Lalu ia kembali memfokuskan dirinya ke perkerjaannya. Tsuki mendekat dan memberikan sebuah flashdisk dan sebuah amplop.

"Apa ini?" Tanya Riku.

"Perintah ketua dan informasi yang kau inginkan tentunya." Riku langsung membuka amplop dan isinya adalah sebuah surat perintah.

"Pergi dan bunuh salah satu bawahan Taka didistrik 5, rumah yang paling kecil dan terletak diujung barat. Laksanakan segera. N.B, periksalah seluruh rumah dahulu." Gumam Riku, lalu ia meletakkan surat tersebut diatas meja disamping ponselnya.

"Distrik 5 tak jauh dari sini. Juga  setauku rumah yang paling barat itu, rumah tua. Misi yang seru juga nih, oke aku akan berangkat besok malam. Beritahukan kepada ketua, arigato ne Ojii-san." Tsuki pun pergi dan Riku memeriksa isi dari flashdisk yang diberikan oleh Tsuki.

"Baiklah apa yang informasi yang organisasi berikan, oh ya misi kali ini aku mau minta bantuan. Tapi siapa?" Riku berfikir keras dan lampu imajiner pun muncul.

"Lebih baik aku minta bantuan anggota mafia Ima aja. Aku telepon dulu, semoga dia belum tidur." Riku menyambar ponselnya dan segera mencari nomornya Putri.

Kenapa Putri? Kenapa tidak Ima saja? Karena Putri adalah kapten besar atau pemimpin organisasi mafia tersebut. Kalau menghubungi Ima terlebih dahulu, prosesnya akan lama. Berbeda kalau langsung ke pemimpinnya.

"..."
"Kirana-san, aku bisa meminta tolongkan?"
"..."
"Aku mendapatkan misi dari ketua untuk membunuh salah satu bawahan 'dia' yang letaknya didistrik 5 rumah paling barat."
"..."
"Aku punya firasat buruk soal misi ini. Jadi aku ingin meminta bantuan kepadamu, bagaimana?"
"..."
"Besok malam, pukul 9 malam. Kita bertemu diperempatan dekat distrik 5."
"..."
"Arigato Kirana-san, sampai bertemu besok malam."

Riku pun mematikan panggilannya dan mulai fokus ke monitor dihadapannya.

Ditempat lain, diwaktu yang sama. Ada seorang wanita yang sedang berkutat dengan komputer dihadapannya. Ia baru saja menerima telepon dari seseorang yang tak lain adalah Riku dan wanita tersebut adalah Putri.

Putri yang sangat fokus dengan komputernya sampai sampai Ima yang sudah ada diruangan itu sejak beberapa menit yang lalu pun ia tidak menyadarinya.

"Nenek serius banget, kayak ngerjain UN aja. Ada apa sih nek? Aku aja yang udah disini daritadi aja gak nyadar." Kata Ima cemberut.

"Maaf Ima, tadi Riku telpon katanya dia butuh bantuan untuk ngerjain misinya. Katanya firasatnya buruk, jadi aku ingin kau, kakekmu dan ayahmu membantunya. Besok malam datanglah keperempatan dekat distrik 5. Jam 9 malam sudah harus ada ditempat." Ima mengagguk dan menghampiri ayah dan kakeknya yang kebetulan berada diruang nonton untuk menonton bola sambil ngopi.

"Ayah kakek, kalian ini jangan nonton bola terus. Nenek ngasih misi baru." Tapi karena suara Ima kalah dengan suara televisi jadi Farhan dan Roy tidak mendengarkan Ima.

"Bapak anak sama aja. KAKEK AYAH KITA DAPAT MISI BARU!!!!" Farhan dan Roy kaget karena Ima berteriak tepat dibelakang mereka. Farhan mematikan televisi dan Roy mengorek telinganya.

"Ima, jangan teriak bisa kan. Ayah sama kakekmu ini sedang lihat pertandingan bola." Kata Farhan.

"Siapa suruh besarin volumenya, Ima udah dari tadi bilang kalau ada misi baru. Tapi kakek sama ayah gak denger, ya udah Ima teriak aja." Ima pun duduk disamping Farhan.

I Can Do It | IDOLISH7 FanFict ( Complete )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang