Jeno terdiam menatap sosok Hendery yang hanya duduk termenung di pinggir kawah, sebenarnya Jeno tidak merasa terkejut melihat laki-laki itu hanya diam tidak melakukan tugasnya menambang belerang, namun yang membuatnya terlihat aneh adalah keterdiaman Hendery karena putra mahkota Agartha itu biasa membuat keributan atau mengganggu tahanan lain.
Selepas keluar dari ruang isolasi kondisi Hendery memang terlihat memburuk dari segi fisik maupun perilakunya, entah apa yang dilakukan laki-laki itu di dalam ruang isolasi hingga terlihat murung dengan darah segar sering keluar dari mulut dan hidungnya."Jen.."
Jeno tersentak saat suara Renjun memanggilnya, ia menoleh lalu menampilkan sebuah senyum manis, "Ya sayang?"
Renjun memutar bola matanya malas saat melihat Jeno memanggilnya dengan kata sayang, ia meletakkan keranjang miliknya lalu menatap Jeno kesal, "Aku sudah memanggil mu berkali-kali."
"Maaf, aku sedang tidak fokus.."
"Siapa yang kau perhatikan? Gadis dari sel 378 ya?!" Tanya Renjun.
Jeno menghela napas, sejak Jeno menolong seorang gadis yang tak sengaja terjatuh di depannya kemarin, Renjun jadi sedikit lebih sesitif.
"Aku memperhatikan Hendery."Renjun membulatkan matanya kaget, "a-apa?"
Jeno melotot lalu dengan cepat menjentikkan jarinya di kening sang kekasih, "Tidak seperti yang kau bayangkan di otak mu yang cantik itu!"
"Oh!" Renjun mengangguk diikuti kekehan pelan.
"Dia terlihat semakin buruk dibanding kemarin."
Renjun ikut memperhatikan Hendery, "mungkin dia masih menelan obat yang diberikan Tartarus, atau mungkin juga dia mengambil obat milik tahanan lain untuk ditelannya sendiri."
"Dia mau mati ya?"
Renjun menghela napas, "dulu dia tidak seperti ini."
"Xiaojun.."
Renjun langsung menatap Jeno dengan tatapan kaget, "darimana kau tahu tentang Xiaojun? Rahasia ini ditutupi rapat-rapat, jadi tidak mungkin kau mengetahuinya dari paman Sehun apalagi Yangyang."
"Hendery menceritakan keluarga kecilnya pada ku, lengkap dengan siapa itu Xiaojun." Jawab Jeno seadanya.
Renjun terlihat mengingat sesuatu, "Aku tidak terlalu mengenal Xiaojun, tapi aku tahu dia sosok yang baik, tak sengaja masuk ke Agartha karena portal milik Hendery terbuka di tempat yang tidak seharusnya."
"Dimana?"
Renjun terdiam sesaat sebelum mendudukan dirinya di tanah dan secara reflek Jeno berdiri di depan Renjun untuk menghalau sinar matahari.
"Portalnya terbuka di danau Songshan, dan entah kebetulan atau takdir.. Xiaojun sedang melakukan percobaan bunuh diri disana.""Apa kehidupan mereka begitu berat?"
"Aku bisa mengatakan kalau nasibnya lebih sial dibandingkan diri mu, dia terjatuh di Telos.. tepat di laboratorium milik Hendery yang letaknya di lingkungan istana, tidak banyak yang aku tahu tentang penjalanan cinta mereka selain mereka menikah diam-diam, memiliki seorang putra dan yah.. raja mengeksekusinya setelah dua tahun bersembunyi."
"Tidak banyak yang bisa dilakukan untuk menolong mereka." Kata Renjun lirih.
Jeno menatap Renjun, "kita tidak akan berakhir seperti itu."
Renjun mendongak, membalas tatapan Jeno dengan sorot mata serius, "tidak ada yang tahu masa depan Jeno, Hendery juga berjanji kalau mereka tidak akan berakhir seperti ini, faktanya?"
Tangan Jeno terulur untuk memainkan rambut Renjun yang telah berubah menjadi keabu-abuan, "Jangan pernah meragukan ku, Renjun."
"Aku tidak meragukan mu, tapi apa kau benar-benar yakin untuk terus melawan? Aku khawatir mereka lebih berbahaya dari dugaan mu."
KAMU SEDANG MEMBACA
AGARTHA
Fanfiction[E-book tersedia di Google Playbook] Segalanya Memiliki Dua Sisi. Bahkan Bumi. Bahkan Hati. Lee Jeno x Huang Renjun MPREG BxB Hollow Earth 🔞 21 Juni 2020 - 03 Maret 2021