Pintu sel milik Jeno dibuka kasar oleh salah satu sipir yang ikut mengawal Raja, suasana seketika menghening saat dua orang sipir menarik kerah Jeno lalu menyeretnya keluar dari sel. Jeno hanya mengatupkan bibirnya saat tubuhnya dipaksa bersujud di depan Raja yang berdiri angkuh di depannya, seluruh tahanan yang ada disana menggeram kesal namun Jeno sudah memperingatkan untuk tidak gegabah dan hanya boleh keluar saat situasi mulai tidak kondusif.
"Kau.."
Sepatu pantofel berujung runcing milik sang Raja mulai menyentuh dagu Jeno lalu mengangkatnya, membuat si laki-laki permukaan harus mendongak dan melihat wajah angkuh sang Raja.
"Oh, jadi begini rupa manusia permukaan yang menjadi otak pemberontakan?"
Jeno berdecih lalu tangannya mencengkram kuat sepatu kulit yang menyangga wajah tampannya, ia menyingkirkan kaki yang terbalut sepatu kulit itu menjauh dari wajahnya dan seketika seluruh senjata langsung mengarah ke Jeno, namun sang Raja memberi gestur bahwa ia tidak masalah dengan perlakuan Jeno.
"Aku penasaran bagaimana cara mu mengendalikan ini semua.."
"Aku akui kau cukup hebat hingga Telos sudah hancur saat ini. Bahkan sebagian besar militer bergerak bersama rakyat, apa Hendery memberi mu bantuan?"
Jeno terkekeh pelan saat melihat wajah Kun menegang dibalik tubuh sang Raja, mata tajam Jeno dengan lancang menatap tepat ke mata Raja Agartha.
"Seseorang yang membuat militer dan jajaran mu berkhianat adalah orang yang paling kau percaya, lebih dari anak mu sendiri.. dan! Orang yang sama, yang telah menikmati selir mu, Jungwoo.""Jangan bicara tidak sopan pada Yang Mulia Yifan!!" Kepala sipir yang berdiri di dekat Jeno langsung mendorong kepala Jeno agar kembali menunduk.
Jeno menangkap tangan sang kepala sipir lalu mencengkramnya erat dan memberikan tatapan tajam, "menjauh dari ku atau ku potong tangan mu!"
Raja yang berada tepat di depan Jeno menaikkan satu alisnya saat melihat reaksi sang kepala sipir yang tidak berani membalas perkataan Jeno, ia mulai memikirkan pertanyaan tentang seberapa berpengaruh seorang Lee Jeno di Tartarus, apa pengaruhnya dapat mengalahkan pengaruh Hendery.
Jeno perlahan berdiri, tidak ada satupun yang menghalangi Jeno berdiri selain belasan senjata yang ditodongkan ke aranya, petugas tahanan pun tak ada yang berusaha menghalangi niat Jeno untuk berdiri tegap, sejajar dengan Raja dan menatapnya penuh tantangan.
Jeno menarik senjata salah satu tentara lalu menempelkannya ke pelipis, "beginikah mau anda Yang Mulia?"
"Hanya untuk membunuh ku, kau harus membawa tentara sebanyak ini? Oh! Aku lupa tentara mu pasti sudah habis saat melawan bangsanya sendiri."
"Bukannya menenangkan rakyat mu dan mencari jalan keluar terbaik, kau malah kabur kemari dengan dalih menjemput kawan ku Hendery?"
Raja itu menggeram kesal, "tutup mulut mu!"
"Jika kau menuruti kata-katanya.." Jeno tersenyum lalu menunjuk Kun.
"Kau akan.."
Jeno tertawa pelan melihat wajah Kun yang begitu tegang di belakang sang Raja, ternyata mental pemberontaknya tidak sebesar bayangan Jeno, berani bergerak diam-diam namun saat dirinya sendiri mulai terancam, dialah orang pertama yang lari dan mencari perlindungan dengan cara menjilati Raja lalu mengadu domba.
"Lupakan! Aku sudah punya janji pada seseorang untuk menjadikannya Raja dengan cara mengenyahkan mu!"
Raja yang tersulut emosinya segera menarik kerah Jeno, "kau pikir siapa lawan mu, hah?!"
"Kau."
Raja yang memang sudah tertekan dengan masalah yang timbul akibat ulah Jeno segera merebut senjata salah satu pengawalnya. Tanpa memperhitungkan apapun ia menarik pelatuk senjata laras panjang di genggamannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
AGARTHA
Fanfiction[E-book tersedia di Google Playbook] Segalanya Memiliki Dua Sisi. Bahkan Bumi. Bahkan Hati. Lee Jeno x Huang Renjun MPREG BxB Hollow Earth 🔞 21 Juni 2020 - 03 Maret 2021