12

70 5 0
                                        

Perasaan tidak menentu kini selalu hadir dalam benak Taehyung kecewa, kejam, dan merasa bersalah kini yang ia pikirkan setelah semalam ia melakukan pertengkaran hebat dengan Jenie. Ia tidak tau mengapa hatinya merasa sakit melakukan semua itu toh jenie bukan siapa-siapanya ia hanya menumpang disini tapi mengapa saat ia mengusir jenie Taehyung merasa ia adalah pria brengsek saat ini.

"hey tae ayo keluar Youra akan datang" namjoon yang masuk, Taehyung malah membalikan badanya membelakangi namjoon.

"dasar pemalas, ayo bangun sudah sore gila" menghampiri taehyung dengan duduk disampingnya.

Namjoon menghela nafas seperti biasa tae tidak meresponnya, lalu ia melihat sekitar dan menemukan sebuah amplop yang ia temukan didepan pintu tae tadi.

"terimakasih atas semuanya" namjoon membacakan sebuah pesan yang tertuliskan diamplop putih itu. Taehyung yang sedari tadi tiduran hanya mendengarkan ocehan namjoon kini membalikan tubuhnya menatap namjoon. Namjoon membulatkan matanya saat ia membuka amplop tersebut. Taehyung yang merasa ada yang aneh saat ia menatap namjoon langsung mengambil amplop yang ada di tangan namjoon, dan saat ia buka ia hanya terdiam mematung.

"jeno benar benar kenapa tidak beri aku saja dasar, hey tae kenapa kau hanya diam jika kau tak mau aku bisa meng.." seketika taehyung menarik amplop yang hampir saja diambil oleh namjoon,

"cih dasar pelit," menatap sinis.

"sudahlah aku akan menyiapkan panggangan dulu, youra bilang dia akan membawa daging untuk kita ahh aku tidak sabar" bangkit lalu meninggalkan taehyung.

"cepat kau mandi sana!".

Disisi lain...

Keraguan kini menyelimuti tubuh jenie yang masih menggunakan penyamarannya, ia berdiri tepat disebrang rumah namjoon. Jenie tengah berfikir bagaimana ia akan kembali kesana hanya untuk mengambil pakaiannyanyang tertinggal, disisi lain ia takut jika taehyung akan memarahinya lagi namun ia juga tidak punya pilihan lain ia tidak memiliki baju ganti satupun. Hingga ia sudah memikirkan matang-matang jenie menghela nafasnya dan memtuskan untuk kesana.

"JENO!" teriak seseorang dibelakang yang membuat jenie menoleh,

"hey jeno kau sedang apa disini hm?" tanya Youra yang sedari tadi melihat tingkah aneh jenie.

"aa..aah itu tidak apa, yasudah aku pergi dulu ra" akhirnya niatnya untuk kembali terurungkan.

"eh kau mau kemana jen" menahan jenie yang akan pergi.

Jenie benar benar bingung saat ini akan menjawab apa "ah itu aku akan bekerja, tadi aku pikir barang ku ada yang tertinggal ternyata tidak hehe".

"owh begitukah, yasudah nanti malam kau akan ikut memanggang daging kan" memamerkan daging yang telah youra beli.

Jenie pun menggeleng menjawab ia tidak bisa ikut, "maaf ra mungkin lain kali saja, sepertinya aku tidak pulang malam ini" youra menampilkan wajah yang sedikit kecewa.

"yah padhal aku sudah membeli lebih" mengerutkan bibirnya. "ah maaf ra namun lain kali aku akan ikut oke" membujuk youra agar tidak cemberut, Youra pun tersenyum.

"yasudah aku pergi dulu ya ra" jenie melangkag pergi, "ah jeno tunggu" menahan jenie yang hendak pergi.

"apa kau ada waktu lusa?" jenie berfikir sejenak, sebenarnya ia ingin menolak namun ia merasa tidak enak karena hari ini ia sudah menolak ajakan youra, hingga akhirnya jenie mengangguk.

"aah terimakasih jen, kalau begitu pukul 4sore ditaman kota" ucap youra menyeringai senang, jenie pun mengangguk lalu pergi meninggalkan youra.

...

Ask Away Your Heart (TAENNIE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang