cause I'm so sick of love song..

263 1 0
                                    

Justin membopong tubuh Jean yang susah berjalan, lantaran kakinya masih dibalut perban. Ia mendudukkan gadis itu di kursi salah satu tempat makan makanan khas bali. Mereka berlima sudah mengenakan pakaian tertutup; hoodie, topi, serta kacamata, tak lupa mengambil tempat meja yang berada dipojok. Ryan dan Chaz dengan semangat membuka menu makanan yang diberikan pelayan restoran itu. Mereka berlima sepakat memesan masing-masing satu porsi ayam betutu. Chaz sempat mencoba melafalkan nama makanan tersebut dan alhasil mendapat celaan dari empat temannya. 

Justin yang sedari tadi anteng dengan iPhonenya, tiba-tiba mendelik tajam kearah gadis yang sedang tertawa kecil disebelahnya, kemudian menyenggol pelan lengan gadis itu. "So, you think they're the two handsome clowns?" "Haha, yeah why?" Jean kaget ditanyai begitu oleh Justin. "And I?" "Beaver" Justin manyun. "Not handsome beaver?" Justin makin manyun. "Haha. No. Just beaver" Justin makin-makin-makin manyun, dan memeluk tubuh Jean dari samping. "Okay. Funny beaver" "handsome please. Call me the handsome beaver please, gorgeous fatty" Justin menengadah, menatap Jean dengan tatapan-yang sangat-imutnya. "Okayokay. Handsome beaver" Justin langsung nyengir. Entah kenapa, ia sangat ingin menghabiskan waktu dan bermanja dengan gadis ini. 

Makanan yang dipesan datang. Tentunya lima remaja itu sangat antusias melihat makanan khas bali itu. Tanpa banyak bicara, mereka langsung melahap ayam betutu tersebut. "HOT! HOT! HOOOT!" Lidah mereka yang tidak terbiasa dengan makanan padas langsung meronta mencari air. Chaz, Ryan, dan Claudi yang duduk dihadapan Justin dan Jean langsung meneguk minuman masing-masing. 

Tetapi, hanya terdapat satu gelas teh es manis yang terletak diantara piring Jean dan Justin. Pada waktu bersamaan, tangan kiri Jean dan tangan kanan Justin memeluk tubuh gelas itu erat. Otomatis, keduanya langsung menarik gelas itu ke arah mulut masing-masing. "Oh my bieber please. This is mine" "its mine!" Justin bersikeras, masih dengan mulut yang terbuka karna rasa pedas yang menyelimuti lidahnya. Terjadi kontak mata antara mereka. Dan secara bersamaan, mereka mengambil masing-masing satu sedotan yang tergeletak di sebelah piringnya, dan langsung menyeruput tehesmanis itu, bersamaan. Sekejap, isi gelas yang tadinya jadi rebutan langsung habis. Tiga remaja yang dikacangin sejak tadi hanya bisa cekikikan melihat ulah-yang lagilagi- terjadi tanpa rencana maupun skenario.

"What?" Justin dan Jean bertanya datar sembari merebahkan dirinya kekursi restoran. Panas. Pedas. Gak gak gak gakuat....#apaini.

"What?" Justin dan Jean bertanya datar sembari merebahkan dirinya kekursi restoran. Panas. Pedas tentutnya, bagi lima remaja berkulit putih ini. "You guys are so damn cute." Chaz masih dengan tawa kecilnya. "Let's go back to the resort. Hothothot!" Justin meronta layaknya anak kecil sambil menunjuk-nunjuk ayam betutu didepannya. Seperti menyalahkan satu porsi ayam yang baru dimakan sedikit atas pedas yang ia rasakan. 

"Haha, calm down beaver" Jean masih dengan badannya yang direbahkan ke kursi restoran. "Justin is right. How bout we buy some ayam betutu for scoot, kenny, and pattie?" Claudi sama teparnya. "okay. Let's go" Ryan mengambil kunci mobil di dekat piring Chaz. "Heyyo bro, lemme drive the car!" Chaz bangkit, mau mengambil kunci mobil di genggaman Ryan. "I wouldn't like to bother you and claudi, and I'm not a sculpture" Ryan melet. Chaz hanya manyun sendiri, orang lagi pdkt diganggu. 

Justin dan Jean gantian ketawa melihat ulah Ryan. Setelah Claudi, Chaz, dan Ryan beranjak dari kursi masing-masing, Justin langsung membopong tubuh Jean. "Thanks" Jean berkata pelan, dan dibalas dengan senyuman lembut Justin. Genggaman erat tangan Justin-yang kini kekar-dibahu Jean membantu jalan Jean menunju mobil. Getaran itu, debaran cepat dan desiran kencang itu, terjadi lagi. Tapi, ya sudahlah.

“three ayam betutu please, take away.” Ryan berkata pelan kepada pelayan restorannya, dan memang agak sedikit aneh Ryan melafalkan kata ‘ayam betutu’. “wait” Tak berapa lama, satu plastik berisikan tiga kotak ayam betutu diantarkan pelayan itu kepada Ryan. Dan Ryan langsung memberikan uang untuk membayarnya.

-------------------------------

“I drive the car” Ryan menyembunyikan tangan nya yang mengenggam kunci mobil kebelakang punggungnya. “pleaseeeee Ryaaaan” Chaz memohon dengan puppy facenya. “Guys. stop it” Justin yang masih membopong tubuh Jean seperti menandakan dengan matanya, menyuruh untuk membukakan pintu mobil untuk Jean. “thank you so much, beaver” Justin lagi-lagi tersenyum, dan membalas ucapan Jean setelah ia mendudukkan Jean di jok tengah mobil. “anything for you, Fatty” lagi-lagi, pipi mulus Jean diwarnai rona merah.

“fatty, can i have your phone number?” “sure” Justin menyodorkan iphonenya kepada Jean. “this” Jean memberikan iphone itu kembali ke Justin setelah menyimpan nomer handhphonenya. “gimme your phone” “this, beaver” Justin tersenyum kecil mendengar panggilan itu lagi. Justin kembali menyodorkan iphone kepada Jean. Jean agak cekikikan kecil melihat nama yang Justin berikan untuk menyimpan nomer telfonnya sendiri, ‘Handsome Beaver’. “haha, oh my beaver” Jean akhirnya pasrah, dan menyimpan kontak itu tanpa merubah display namenya. 

--------------------------------

“you. should. try. this.” Chaz dan Ryan kompak, menyodorkan kotak ayam betutu ke pada Scooter dan Kenny. “hey guys!” Pattie tiba-tiba muncul dari balik pintu kamarnya. “mom, you should try this” Ryan menyodorkan kepada Pattie kotak ayam betutu satunya. “what is this?” Pattie menerima kotak sodoran Ryan dan membukanya. “ayam betutu” Ryan melafalkan kata itu, dan masih saja terdengar aneh, membuat yang mendengar cekikikan kecil. “its bali traditional food, mom” Justin duduk di sofa, di hadapan Kenny dan Scoot. “is it taste good?” “just try it mommy” Justin sedikit tertawa mendengar pertanyaan ibunya. “okay okay.....” Pattie berjalan kearah dapur, ingin mengambil sendok serta piring untuk memakan ayam betutu. “and kenny, scooter, you should try it too” Jean dan Claudine yang kini duduk di sofa lainnya tertawa kecil. “hm, girls, why are you laughing?” Kenny sedikit curiga melihat Jean dan Claudi. “haha, nothing Kenny, Justin’s right, you should try it” Jean dalam sela tawanya. “Okay then....”

-to be continue-

comment please. gakomen, ga gue lanjuutin :p

Nothing Lasts ForeverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang