“hey Claudine” Chaz yang muncul tiba-tiba, langsung merangkul pundak Claudi. “eh, hey!” Claudi membalasnya dengan ceria, seperti sudah tidak malu-malu lagi. “hey chris, hey caitlin” “hey” Dua kakak beradik itu hampir berbarengan menjawab sapaan Chaz. “wait guys” Justin berlalu meninggalkan teman-temannya, mengeluarkan sebuah iphone putih dari kantung celananya.
“come on fattyyyyy” Justin berjalan mondar mandir, menunggu panggilan telfonnya diangkat oleh gadis yang ia panggil fatty itu. “hey! where are you?” Justin buru-buru mengajukan pertanyaan tersebut begitu menyadari panggilan telfonnya akhirnya diangkat oleh Jean. “okay. wait there” Justin langsung mematikan telfonnya begitu pertanyaan yang tadi ia ajukan dijawab. Pemuda itu langsung mengirim pesan singkat kepada seseorang yang juga berada di kumpulan orang-orang yang tadi ia tinggalkan untuk menelfon Jean. “chaz, i g2g” pesan yang sangat singkat itu yang dipilih Justin untuk dikirimkan kepada karibnya. “where?” diperjalanan Justin menuju mobilnya, pesannya sudah dibalas oleh Chaz. “somewhere :p” Justin kini sudah menempati kursi pengemudi, dan siap untuk menyalakan mesin. Namun iphone yang ia lettakkan di laci dashboardnya barusan kembali bergetar. “with who?” terdapat senyuman kecil yang Justin sunggingkan di ujung bibirnya ketika mengetik jawaban untuk pesan itu. “Jean.”
------------------------
Jean sedang berburu pernak pernik di salah satu pusat belanja di Bali yang memang terkenal, Pasar Seni Sukowati. Pagi ini, pasar itu terlihat cukup ramai. Tidak ada jam dimana bali tidak ramai akan turis baik lokal maupun asing tentunya.
“what is this?” Jean mengangkat sebuah benda berukuran kecil yang asing dimatanya. “wayang” Jean mengangguk-angguk kecil mendengar sang penjual menjawab pertanyaanya. Ia lalu membeli tiga belas buah wayang berbeda jenis itu. Unik, sangat unik, pikirnya.
Perempuan berrambut brunette itu berjalan menyusuri tempat ini dan mencari benda unik lainnya. Seketika, rongga-rongga diantara jari-jari cantiknya tersentuh dan terisi oleh sentuhan dan genggaman tangan yang kini nampaknya sudah kekar. Saat ia menoleh, benar saja, ia menemukan sesosok pemudia tampan yang menutupi identitasnya dengan hoodie hitam dan topi new york yankees 2 tone basic 59fifty, tak lupa kaca mata hitamnya yang sedang tersenyum kecil.
“hey beaver” Jean sepertinya agak kaget mendapati Justin disini, tadi sih pemuda terkenal ini hanya menanyakan keberadaan dirinya, eh sekarang sudah berada di sampingnya. “hey fatty, what r ya doin?” Justin membuka pembicaraan dengan gadis berbalut tank top hijau toska dan hotpants di sebelahnya. “taking bath” Jean menjawabnya sambil terus melihat sekeliling, dan Justin agak terperanjat mendengarnya. “haha, ofcourse searching for some unique things” Justin menggangguk-angguk kecil sambil membentuk huruf o dimulutnya. Lalu matanya menangkap kantung plastik yang Jean tenteng di tangan yang tidak di genggam Justin. Pemuda itu lalu mengambil satu diantaranya, memerhatikan benda itu dengan seksama, baru menanyakan kepada Jean apa namanya. “what is this?” “wayang” Jean melafalkan kata wayang dengan cukup aneh memang. Maklum, lidahnya tidak terbiasa dengan bahasa itu. “can i take this?” Jean mengangguk pelan. “thank you fatty” Jean melepas genggamannya lalu merangkul gadis itu. Jean yang tadinya merasa asing dengan rangkulan seperti ini, kini menjadi terbiasa dan juga dibuat senang.
“hey! look at that!” Justin berjalan cepat kearah kios yang menjual baju bermotif khas bali. Jean tersenyum manis melihatnya dan tetap berjalan santai. “i want this, and this” Justin menunjuk dua baju di toko itu. Lalu memberikan uang yang sesuai dengan harganya.
“this is for you” Justin kembali ke sisi Jean, dan menyodorkan salah satu plastik yang tadi diberikan penjual baju kepadanya. ”hey this is cool. thank you beaver” Jean memasang senyum manisnya setelah melihat apa yang Justin berikan. Sangat-manis. Sampai membuat Justin melambatkan langkah kakinya.
