"stop" seketika, Jean memegang tangan Justin yang juga memegang kendali setir. "Why?" Justin heran, meskipun akhirnya memberhentikan mobil yang ia kendarai di salah satu gang kecil. "Lemme find the nearest ice cream store. Hm, do you bring your ipad?" "Wait" Justin menjulurkan tangannya kejok belakang, mengambil ipad hitam yang tergeletak disana. "This" Jean membalas sodoran barang di tangan Justin dengan senyum, lembut. Jean dengan gampangnya 'memainkan' Ipad justin dan menemukan alamat toko es krim terdekat dari tempat mereka berada sekarang. Justin? Justin hanya terdiam, memerhatikan setiap detail wajah gadis yang duduk disebelahnya. Badan nya kini berputar sedikit agar dapat melihat gadis itu lebih jelas. Tanpa sadar, senyuman manis terukir di bibir Justin. Senyuman itu ada, karna kekagumannya melihat wajah dengan hidung mancung, mata biru samudera yang kini ditutupi soft lens coklat, bibir tipis yang murah senyum, dan rambut brunettenya yang bergelombang, gadis itu biarkan terurai. Manis, pikir Justin. "This. This is the nearest ice cream store....Justin?" Jean bingung mendapati Justin yang masih memperhatikan dirinya serius. "Hah? Em. Eh, yeah let's go" Justin sedikit gelagapan karna ketawan oleh Jean.
Justin mengemudikan mobilnya, dengan bantuan arahan Jean, hm, arahan google maps sebenarnya. “we’re here” Justin menghempaskan badannya ke jok mobil, dan meraih hoodie yang ia letakkan di jok belakang mobilnya. “okay, come on” Jean niatnya membuka pintu mobil tapi tangannya ditahan Justin. “wait miss” Justin turun dan bergegas membukakan pintu untuk Jean. “ahahaha” Justin malah bingung mendapati Jean yang tertawa. “haha, don’t treat me like a princess” Jean di sela tawanya. “you are more beautiful than a princess” “AHAHAAAHAHA” Justin kembali heran, melihat Jean yang tawanya kian pecah. “don’t ever tease me, beaver” “okay okay come on” Justin menyerah pada gadis yang sebenarnya melakukan hal tersebut untuk menutupi wajahnya yang memerah.
“welcome. What do you want?” penjaga kedai es krim itu bertanya ramah, dengan bahasa inggris tentunya, setelah melihat bahwa tamunya kali ini adalah turis asing. “two scoop of mint chocochip, and cookies and cream please” Jean mendelik tajam mendengar ucapan Justin. “how could you know that?” Jean yang dirangkul dari samping itu terheran. “its your favorite ice cream, rite? haha” Justin masih tidak menjawab, bahkan tertawa. “whatever” Jean memutar bola matanya. Mereka berjalan bersisian kearah meja yang terletak di pojok dan duduk disana.
“follow my instagram account back please, fatty” Justin memecah keheningan diantara mereka. “why if i don’t want to?” Jean dengan nada yang cukup menantang, tapi sebenarnya hanya bercanda. “I will....” Justin menggantungkan kalimatnya. “you will what?” “I will kiss you” Justin mendekatkan tubuhnya dengan Jean, iseng sih. “ewwwh. get away from me, beaver” Jean pindah ke bangku satunya. Dan Justin mengikuti. Jean pindah lagi, Justin ikut. Jean sudah dengan tampang kesalnya, dan Justin dengan kejahilannya. “Okay okay stop!. I’ll follow your accout.” Jean menghempaskan tubuhnya ke bangku kedai. “thank you my fattyyyy” Justin mencubit gemas kedua pipi Jean, meninggalkan rona merah akibat malu disana. Tak lama, es krim yang mereka pesan diantarkan oleh pelayan kedai itu. “thank you.” Jean menerimanya ramah. “my pleasure miss, you want anything else?” “two box of chocolate ice cream, and one of vanilla please” Justin menimpali. “Okay sir” pelayan restoran itu kembali ke dapurnya. Meninggalkan Jean dan Justin kembali berdua saja.
“when will your holiday ends?” Justin kembali resah dengan kesunyian, dan akhirnya melontarkan pertanyaan itu.“the day after tomorrow i’ll back to LA, spend the rest of my holiday there” “you live in LA?!” “yeah why?” “haha no, just ask” Justin menyunggingkan senyumnya, mendengar apa yang Jean katakan. Setelah itu,mereka kembali memakan es krim masing-masing.
“Hm....tomorrow is valentine’s day.... who’s the guy that will be your valentine, fatty?” Justin masih dengan es krim dimulutnya. “I don’t know” Jean menjawab enteng. “and you?” Jean malah bertanya balik. “haha, I don’t know” Jean mengerenyit mendengar jawaban Justin. “Claudi said, Selena Gomez is your girlfriend, rite?” “why? get jealous? haha” Justin memeletkan lidahnya, iseng. “Why you said you don’t know who’s the girl that will be your valentine if you have Selena as your girlfriend?” entah angin apa, kata kata itu meluncur dari bibir Jean. “she celebrate valentine with other guy, maybe” dengan entengnya, Justin mengucapkan kalimat itu. “why?” “she’ll spend valentine day in LA, and I’ll spend my valentine day here....” Jean menggangguk-angguk, mengira Justin sudah selesai dengan kalimatnya. “....with you” kata-kata yang dilontarkan Justin untuk menyambung kalimatnya membuat Jean sedikit tersedak. “haha, is that an invitation to spend valentine's day with a beaver?” lagi-lagi, Jean menutupi rasa malunya dengan balik bertanya dan meledeki Justin.
“oh come on, is that funny?” Justin manyun. “haha, okay beaver. Stop it, we gotta go” Jean yang sudah menghabisi es krim nya, dan melihat Justin juga begitu, bangkit membawa plastik berisi dua box es krim coklat dan satu box es krim vanila. Tak lupa, meninggalkan beberapa lembar rupiah kertas bernominal seratus ribu di mejanya.
“hm Justin, what’s your username?” Jean berkata setelah berada dalam tumpangan Justin, dan memegang iphonenya. “just check your followers” Jean memeriksa pengikut akun instagramnya. “j-u-s-t-i-n-b-i-e-b-e-r?” “haha yeah” “hey. you follow me since 2011. cool ya” berarti, Justin bukan baru memfollow akun Jean. “haha, i like your photos. they’re cool. you are an awesome photographer” Justin yang tadinya fokus dengan jalanan, kini perhatiannya terbagi untuk memperhatikan lagi gadis disebelahnya. “thanks, yours too” Jean kini sedang melihat-lihat akun instagram Justin. Bagus dan keren-keren juga, pikirnya.
-to be continue-
comment pls:)