Beadles Family

241 4 0
                                    

“ @JeannyGraham: thank you for the necklace, beaver:3” jemari Jean terus menyentuh layar iphonenya, mengetik sesuatu untuk segera di publikasikan di twitter. Justin dan Jean langsung pulang, menyadari hari ini adalah hari terakhir mereka di Bali dan harus segera packing. Mereka kembali ke resor dengan mobil, karna hari sudah terlalu sore dan kaki Justin maupun Jean sudah terlalu lelah untuk mengayuh sepeda, dan akhirnya Justin menelfon Kenny untuk dimintai jemputan. 

“ @justinbieber: @JeannyGraham my pleasure, fatty” Justin dengan cepat membalas tweet Jean yang sebenanrnya memang untuk dia, hanya tidak di mention dengan username saja. Boom. Sekejap, setelah Justin menekan ‘send’ untuk tweetnya, beratus bahkan ribuan tweet dari penjuru dunia, terutama yang terdapat nama bieber di usernamenya, langsung membalas tweet seorang Justin Bieber itu. 
“there’s only 5 inch space between us, so why you mentioned me on twitter? haha” Jean mendelik kearah Justin, melihat mentionnya. “its hard to talk with you. I’m feel like I’m talk to a princess” “don’t tease me, beaver” Jean meninju pelan bahu pemuda di sebelahnya, lagi-lagi hal itu ia lakukan untuk menutupi rasa malunya. 
Perjalanan ke resor diisi dengan canda tawa antara Jean, Justin, dan tak lupa, Kenny. Radio pun mereka abaikan. Sengit dari luar mobil yang dihasilkan oleh klakson kendaraan, dan pembicaraan dari turis asing yang berjalan kaki, juga tidak mampu mengganggu. Sampai Jean mulai merasakan kantuk melandanya, ia tertidur dengan posisi kepalanya bersandar pada bahu Jean sendiri. Justin yang mendapati Jean tertidur dengan posisi seperti itu, langsung meraih kepala Jean dan menggesernya dengan hati-hati, tidak mau membangunkan Jean, lalu ia menyenderkannya ke bahu Justin sendiri. Pemuda itu mengelus rambut brunette Jean yang halus, dan agak bergelombang. Dan Justin juga dapat merasakan lagi aroma apel menusuk hidungnya, ia mulai terbiasa dengan ini. Justin mengelus pucuk kepala Jean, lalu mengecup ubun-ubun gadis itu. 

Memang dasar iseng, ia lalu mengeluarkan iphone dari kantungnya lalu memfoto Jean yang sedang tertidur. “fatty fall asleep:p” kata-kata itu dipilih Justin untuk menjadi caption foto yang ia ambil untuk di post di instagramnya. Justin langsung menyimpan kembali iphonenya tanpa memperdulikan notif like ataupun comment yang terus berdatangan. 
-----------------
Asap dari cangkir teh di genggaman gadis itu sudah berhenti mengepul, karna sudah sedari tadi di abaikan oleh sang pemilik yang seharusnya sudah meneguknya habis. Pikirannya masih melayang jauh, memikirkan sang pemuda yang berada di belahan dunia lain. Sungguh, ia tak mengerti, perasaannya sangat kacau. Lagi-lagi ia menyesal dengan perlakuannya kemarin.

-------------------------------------

Mobil yang dikendarai Kenny berhenti, sudah sampai ke tempat tujuan. Justin menggendong Jean yang masih tertidur, membawanya ke cottage gadis itu. Diikuti Kenny dibelakangnya, membantu membawa tas Jean. Justin meminta tolong Kenny mengetuk pintu cottage Jean, tapi tak ada yang membalas, lalu kenny memeriksa tas Jean dan menemukan kunci yang memang cocok untuk membuka pintu itu. Justin masuk sampai ke kamar Jean dan Claudi, dan meminta Kenny menunggu di luar. 
Justin menidurkan gadis yang berada digendongannya keatas tempat tidur dengan hati-hati, tidak mau membangunkan Jean. Justin duduk di pinggiran kasur yang terberbahan jati itu, memerhatikan setiap detail wajah gadis yang kini tertidur pulas di depannya. Telunjuknya mulai menelusuri bentuk wajah Jean yang nyaris tanpa kekurangan sepertinya. Kulitnya sangat mulus, wajahnya sangat menawan. Justin lalu bangkit, mencium lagi ubun-ubun Jean, membuat gadis itu sedikit bergidik. Kepala Justin lalu turun sedikit, membisikkan sesuatu di kuping Jean yang tertutup helaian rambut. “thanks for these two days, unfortunately this is our last day. i’ll miss u, fatty” Justin membisikkan kata-kata penakluk itu, lagi-lagi membuat Jean bergidik. 
Terdengar decitan pintu, dan benar saja, Claudi sudah kembali. “oh my..ehm, sorry” “eh, ehm, no. i wanna go back, bye” Justin sedikit gelagapan, lalu langsung ngacir keluar. Claudi yang menyadari ada hal istimewa diantara Justin dan Jean setelah beberapa hari ini, menyunggingkan senyumnya. 
Justin pulang ke cottagenya, disambut oleh Scooter. “hey. have you meet selena?” Justin yang tadinya serius dengan iphone ditangan, kini beralih mendengar ucapan Scoot. “what? Sele?” “yeah, yesterday morning she tell me wanna give you a surprise, and after the party, she said she already in bali” “are you sure?” “yes ofc. you don’t know that?” Scoot mengerenyitkan dahinya. “hhhh” Justin berjalan ke kamarnya, kini pikirannya kacau balau. Perempuan yang hari ini telah menghabiskan waktu dengannya, masih terus bergelayutan di otaknya sendiri. Namun seperti api menyambar, kata-kata yang dilontarkan Scoot bagaikan menampar dirinya sendiri. Ini memang aneh, euphoria yang ditimbulkan oleh kedekatannya dengan Jean beberapa waktu belakangan, sepertinya sudah menggeser Selena sedikit dii hati pemuda itu. eh, atau sepenuhnya? entahlah. Justin bahkan tak tau.

------------------------

Potongan baju terakhir telah Jean masukkan ke kopernya, sore ini ia akan kembali ke la dan menghabiskan sisa liburannya. Kembali ke rutinitas nya sebagai pelajar. “eh wait, where’s my iphone?” Jean teringat iphone yang berada di dalam tasnya. 
“somewhere in living room” Claudi yang juga sedang merapikan barang-barangnya menyaut menjawab pertanyaan Jean.
Jean menemukan tas kipling nya, dan ketika ingin mencari iphonenya, ia menemukan secarik kertas putih dengan tulisan ungu diatasnya. “sleep tight ya fatty, thanks for today. have a safe flight, hope we’ll meet again:* -handsome beaver” nah. dua emoticon yang tercipta dari char terakhir di pesan tulis tangan itu membuat senyum lebar terlukis di wajah Jean. gadis itu buru-buru membawa tasnya ke kamar, dan men-charge iphonenya. Setelah menyala, ia langsung mengsms contact bernama “handsome beaver”. 
from: Jean
to: handsome beaver
“thank you for take me back to my cottage. yeah i hope so” 
Pesan terkirim, dan Jean kembali mengurus koper-kopernya, pesawatnya berangkat sore ini dan paginya ia berniat mencari oleh-oleh untuk dibawa pulang. 
----------------------
Justin membuka iphonenya yang ia rasakan bergetar. Menemukan satu pesan singkat dan langsung membukanya setelah melihat nama sang pengirim, ‘gorgeous fatty’. Nama yang Justin pilih menjadi display name untuk contact Jean. Jari-jarinya kembali bermain dengan handphonenya sendiri, mengetik pesan balasan untuk Jean.
------------------------------
Jean dan Claudi melangkahkan kakinya keluar cottage. Jean lalu melihat sekerumpulan orang-orang di cottage sebelahnya, cottage yang memisahkan cottagenya dengan cottage Justin. “he already go back, hfft” ucap Jean pada benaknya, sedikit menyesal tidak sempat mengucapkan goodbye secara langsung ke Justin semalam. Ia mengucapkan hal itu karna melihat orang-orang tersebut dan berpikir bahwa Justin sudah pulang, buktinya resornya sudah ada orang lain. 
“AAAAA. BEADLES FAMILY! AAAAA” berbeda dengan Jean yang sudah menyadari sedari tadi keberadaan orang-orang itu, Claudi yang tadinya asik dengan iphone kini berteriak keras melihat keluarga beadles di depan matanya sendiri. Bukan televisi, ataupun layar laptop. “hah? who?” Jean yang pernah sesekali mendengar nama itu diucapkan Claudi, kebingungan. “beadles familyyyy! aaa” Claudi menunjuk-nunjuk kelompok orang-orang yang tadi Jean lihat. “hh” Jean kurang mood, dan langsung melanjutkan langkah kakinya ke luar resor. Sedangkan Claudi, gadis ini berlari kearah Christian dan Caitlin dengan senyum mengembang. “heyyyy. can I get your photo and autograph?” Claudi begitu semangatnya. “sure” Caitlin dengan ramahnya mengiyakan permintaan Claudi. 

“hey guys!” Justin datang dari belakang Chris setelah selesai ‘sesi’ foto. “hey justin!” Chris juga memang salah satu teman dekat Justin, begitu juga dengan Caitlin. “hey Claudi! where’s Jean?” Jean mendapati Claudi yang sedang melihat hasil fotonya dengan keluarga beadles itu. “jean? eh, jean...” Claudi mengedarkan pandangannya dan tak juga menemukan sosok Jean. “who’s Jean?” Caitlin mendengar nama Jean, dan langsung mempertanyakan, iseng. “my... my... um....” Justin menggaruk tengkuknya yang sebenarnya sama sekali tidak gatal. Untungnnya Chaz datang dan langsung memotong ucapan Justin. oh god, thanks Chaz, benak Justin.


-to be continue-
hai, maaf pendek. lagi gak mood=p commentpls;)http://tl.gd/g6nr9h · Reply

Nothing Lasts ForeverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang