Kini San dibawa oleh pasangan itu menuju ke bangunan belakang dimana terdapat banyak pintu yang berjajar dengan total 2 lantai. Berdasarkan penjelasan Hongjoong itu merupakan gedung khusus untuk hunian para pengurus, jadi setiap pengurus diberikan satu unit.
"Kamar kamu yang ini ya San." Seonghwa menyerahkan kunci dengan keychain angka 10. Posisinya cukup strategis, dimana ini merupakan unit paling ujung dilantai dua dekat dengan tangga, jadi San tidak perlu repot-repot melewati unit orang lain untuk bisa menuju tangga.
"Didalam lemari ada baju-baju kamu yang udah disiapin sama Pak Mingyu, terus untuk seragam juga udah saya siapkan digantungan baju disebelah kanan sudut ruangan. Juga ada lebel harinya di hanger jadi kamu pake sesuai hari oke? Ohiya sama jadwal dan peraturan panti yang harus kamu baca, dimeja. Oke ada pertanyaan?" Seonghwa menatap San yang hanya menggeleng
"Ngerti ga ngerti lah, gue pengen tidur!"
"Kalo gitu kamu boleh istrahat dulu, nanti jam 7 kita makan malem bareng dikantin." San hanya mengangguk pura-pura mengerti, bahkan hingga pasangan itu pergi San tetap tak bisa mencerna satupun. Ia masuk kedalam kamar tersebut dan terdiam sejenak
"Anjing? Ini kamar? What the fuck? Segede toilet gue anjirr, Papa gimana sih?" San menutup pintu setelah memindahkan kuncinya ke bagian dalam, ia menatap sekitar dengan wajah terkejut. Kamar ini hanya menyediakan satu kasur singel, satu lemari besar, satu nakas, dan satu ruangan lain yang merupakan toilet.
"Kecil banget! Arghhh!!" San menggaruk kepalanya yang gatal melihat betapa kecilnya toilet yang satu ini. Ia membayangkan 1 bulan akan hidup di tempat ini sendirian, tanpa gadget dan hanya ditemani satu buah radio jadul-menurut San.
"Terus gue mau ngapain? Ngitungin cicak? Semut? Atau dengerin nih radio biar kek Kakek-kakek? ARGHHH ANJING!" San menghempaskan tubuhnya keatas kasur sambil menenggelamkan wajahnya kebantal. Btw, dia bahkan belum mandi sama sekali, cuci muka bahkan kumur-kumur gosok gigi pun tidak, ia juga hanya menggunakan piyama yang ia kenakan semalam. Mingyu benar-benar menariknya keluar dari dalam kamar menuju mobil.
"Hadehh." San bangkit dari tidurnya lalu berjalan menuju toilet mungilnya untuk mandi dan setelah itu ia akan kembali tidur karena lelah menangis membujuk Mingyu selama perjalanan menuju kemari.
-----
"San? San?"
San merasakan tubuhnya diguncang pelan, jadi ia mulai membuka matanya dan menemukan sesosok pemuda dengan wajah putih bersih, bertubuh tinggi.
"Lo? Lo siapa? Kok bisa dikamar gue?" Tanya San sambil mengubah posisinya menjadi duduk
"Aku Kim Yunho, anaknya Hongjoong sama Seonghwa. Tadi aku udah manggil dari luar tapi kamu ga respon, karna kebetulan pintunya ga dikunci jadi aku masuk, maaf." Jelas Yunho
"Hm gapapa."
"Ohiya udah jam makan malam, kamu ga ke kantin? Tadi Bubu aku nyariin." San menautkan alisnya bingung, memangnya siapa Bubu?
"Bubu? Bubu siapa?"
"Bubu itu sama kaya manggil Mama."
"Owhh Pak Seonghwa?" Yunho mengangguk "Kalo Pak Hongjoong? Lo manggil apa?" San bertanya lagi
"Baba." San mengangguk paham, sepertinya pemuda yang lebih tinggi darinya ini bisa dijadikan teman, ya dari pada harus menghabiskan harinya berteman dengan radio
"Bentar ya gue cuci muka dulu." Yunho mengangguk
Setelah itu mereka berjalan beriringan menuju kantin yang ternyata berada digedung utama. Beruntung Yunho menjemputnya, karna kalau tidak San pasti sudah tersesat karena tidak tau dimana kantin panti ini berada.