Tiga belas

4.7K 585 93
                                    

Terhitung sudah 5 tahun sejak kejadian dirumah sakit itu. San benar-benar memutuskan komunikasi dengan keluarganya kecuali Kakek Neneknya yang menjadi penopang dirinya disaat pertama kali dibuang oleh Mingyu, entah kata apa yang cukup pas menggambarkan posisi San kala ini, tapi untuk saat ini kita anggap sebagai dibuang.

San menyelesaikan studinya di tahun yang sama saat ia dibuang, lalu setelah lulus, sang Nenek untuk pertama kali menawarkan San sebagai perancang arsitektur sebuah mall milik anak temannya dan ternyata banyak para pengusaha menyukai rancangannya dan San mulai dikenal oleh dunia. Tahun kedua setelah ia dibuang, San memutuskan untuk mewujudkan mimpinya yaitu menikahi Wooyoung dan kini mereka sudah dikaruniai anak laki-laki bernama Kim Woosan, yang menurut San sangat amat mirip dengan Wooyoung.

Untuk Seonghwa, Hongjoong, Yunho dan Mingi, pasangan tua itu memberikan peternakan dan juga perkebunan mereka untuk dikelola. Bukan tanpa alasan, mereka hanya terlalu lelah memikirkan semua itu. Yunho dan Mingi juga mendirikan sebuah cafe diperkebunan. Btw, pasangan itu sudah dalam hubungan yang sah bahkan sebelum San mewujudkan mimpinya menikahi Wooyoung. Mereka juga telah memiliki seorang gadis cantik berumur 5 tahun bernama Song Yugi dan juga anak laki-laki seumuran dengan Woosan bernama Song Minho.

Bagi San, ia sama sekali tidak merasa kehilangan. Dirinya merasa seperti terlahir kembali setelah hidup bersama keluarga barunya ini. Kakek dan Neneknya juga tidak menuntut apapun, Hongjoong dan Seonghwa juga selalu mensupport apapun keputusan yang ia ambil, memberikan beberapa nasehat jika ternyata ia mengambil keputusan yang salah tanpa menghakimi, Mingi dan Yunho juga sangat bisa diandalkan untuk berbagai keluh kesah, sedangkan Wooyoung adalah segalanya.

"Ihh Woosan kok maju-maju terus sih bibir nya!" San yang tengah berdiri didepan cermin langsung mengalihkan pandangannya pada dua sosok lucu yang tengah duduk diatas kasur saling berhadapan.

"Mommy uga lah!" Jawab Woosan

"Kan Osan mirip kamu sayang." San menambahkan

"Tapi bibir Wuyo ga maju-maju San."

"Siapa bilang hm?" San mendekat setelah dasinya terpasang dengan benar, hari ini ia ada pertemuan dengan klien. Biasanya ia akan bekerja dirumah, tapi jika ada job baru maka kliennya akan meminta untuk meeting sebelum final keputusan rancangan bangunan yang akan ia buat.

"Sini cium dulu." Tanpa pikir panjang Wooyoung langsung memajukan bibirnya. Inilah kelebihan Wooyoung yang sangat San syukuri, ia tidak akan menolak apapun yang San minta tapi tolong digaris bawahi jika ia dalam mood yang baik. Karena jika tidak, ya Wooyoung akan bersikap layaknya mereka yang menyandang penyakit yang sama. San akui sedikit sulit ketika Wooyoung yang tengah tantrum diwaktu yang bersamaan dengan Woosan. Tapi apa boleh buat, semua ini terjadi karena keputusannya, jadi ia akan berusaha bertanggung jawab atas apa yang sudah ia putuskan.

"San perginya lama?" Wooyoung bertanya disaat San masih sibuk menghujani setiap inci wajahnya

"Enggak sayang—nanti—habis dari sana—San langsung pulang—sayang mau dibeliin apa?" San bertanya sambil terus mencium wajah Wooyoung

"Wuyo mau coconut cake San." Akhirnya San selesai dengan kegiatannya

"Oke, ada lagi?"

"Tanya Osan." Wooyoung menunjuk anaknya sendiri, San tersenyum lalu beralih pada anak semata wayang nya itu

"Osan mau Daddy bellin apa hm?"

"Hmm," anak laki-laki itu memasang pose berpikir

"Osan bilang mau coconut cake juga San, jadi dua belinya." San menatap Wooyoung, karena bukan anak mereka lah yang menjawab melainkan Mommy nya

"Itumah kamu yang mau." Wooyoung langsung menggeleng banyak

"Osan yang minta, ya kan Osan?" San menggendong anaknya lalu menarik tangan sang suami untuk bangkit dari posisinya lalu berjalan keluar kamar

Jung Wooyoung ft.WoosanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang