Selesai dengan makan siang mereka kembali ke kegiatan masing-masing, kecuali San yang harus pergi keruangan ketua yayasan.
"Nih." Seonghwa menyodorkan laptopnya yang kini tengah menunjukkan wajah sang Papi yang beberapa hari ini tidak lagi ia lihat
"Kamu kalo marah sama Papa, Papi jangan dibawa dong! Kenapa Papi didiemin juga? Kenapa kamu ga nelfon Papi hah? Kamu ga kangen apa sama Papi? Papi disini mikirin kamu siang malam, kamu udah maka apa belum, kamu..." San bahkan belum mendapatkan posisi nyamannya untuk duduk, tapi pertanyaan Wonwoo terus bermunculan tanpa henti. Bahkan San tidak bisa mendengar semuanya dengan benar.
"Kim San!"
"Iya Papi, hadeh." San menyandarkan punggungnya disofa ruangan Hongjoong dan suaminya.
"Apa hadeh hadeh? Papi udah berusaha ngebujuk Papa tapi kan kamu tau sendiri, susah, makanya Papi bukan ga mau nolongin—"
"Shuttt, udah Papi. San ga mau bahas itu, sekarang San udah disini, udah kan? San cuma tinggal jalanin aja."
"Kamu ga mau protes lagi?" San menggelengkan kepalanya
"Disini not bad lah Pi, San suka." Mendengar itu Seonghwa dan Hongjoong tersenyum, sedangkan Wonwoo memasang wajah sedihnya, ternyata anaknya baik-baik saja tanpa dirinya.
"Disini ada Baba, ada Bubu, ada Yunho sama ada Wooyoung."
"Siapa Wooyoung?"
"Manusia lucu, hehe."
"Heh! Kamu jangan cari pacar ya disana!"
"Kenapa? Emang ga boleh? Biasanya Papi ga pernah ngelarang."
"Ga ya Kim San! Kamu disana buat ngejalanin hukuman! Bukan buat cinta-cintaan!"
"Ga denger ga denger!"
Seonghwa menatap suaminya, "San kayanya suka Wuyo deh." Hongjoong mengangguk setuju
"Kayanya dia belum tau kalo Wuyo itu cacat mental."
"Apa kita kasih tau aja ya? Kasian kalo nanti dia kecewa sama Wuyo." Hongjoong menautkan alisnya bingung
"Kenapa harus kecewa sayang? Kan bukan kemauan Wuyo juga jadi kaya gini."
"Sayangg, kamu pasti ngerti. San itu anak kota dan mindset nya pasti beda jauh dari kita."
"Tapi—"
"Bu?" Keduanya menghentikan percakapan disaat San datang sambil menyodorkan laptop milik Seonghwa
"Kenapa?" San bertanya karena pasangan itu terus menatapnya selama beberapa detik
"Kamu—"
"Soal Wuyo?" San mendengar semuanya sejak percakapan itu dimulai, itulah mengapa ia segera mengakhiri sambungannya dengan Wonwoo
"San tau kok, Yunho udah cerita." Dua orang dewasa itu tetap diam, tidak tau harus mengatakan apa jika San sendiri sudah tau kebenarannya dari anak mereka
Ceklek
"Aduh! Maaf Pak saya ga sopan lagi." Pemuda berkacamata petak itu segera membungkukkan badannya saat masuk tanpa permisi
"Kamu mana ada pernah sopannya Asahi." Sahut Hongjoong
"Lupa Pak maaf."
"Maaf lagi, yaudah kenapa?"
"Itu, Wooyoung ngamuk lagi."
"Tantrum?" Asahi mengangguk dan detik selanjutnya Hongjoong da Seonghwa segera berlari keluar, San yang melihat itu juga dengan segera meletakkan laptop Seonghwa yang belum sempat ia kembalikan dengan benar, lalu menyusul mereka.