—REWORKING!!
Ini work lama aku sekitar 3 tahun yang lalu, sekarang di reworking ke ateez, dulu chr nya trejo."Papaaa maafin Sann, San janji ga bakal bawa uke lagi kerumahh, Papaaa." Pemuda berumur 25 tahun itu kini meraung menangis memohon ampun bak anak kecil sambil terus menarik lengan sang Papa, Kim Mingyu yang tengah sibuk menyetir, bahkan guncangan dari anak sulungnya itu tak ia hiraukan
"Papii~" Merasa tak mendapatkan respon, ia beralih pada sang Papi, Kim Wonwoo yang duduk disebelah Mingyu.
"Salah Abang juga ga pernah dengerin omongan Papa." San langsung kecewa berat mendengar respon sang Papi
"Iya San salah tapi jangan dianterin ke panti sosial jugaaaa, HUWAAAAAA!"
"Apasih Bang! Kek bocah tau gak!" Kim Jongho yang duduk sebelahnya mulai kesal dan mendorong tubuh besar itu menjauh darinya atau mungkin jika bisa dibuang saja keluar.
Tak tega melihat anak sulungnya yang sudah frustasi, Wonwoo mencoba membujuk sang suami.
"Sayang, ini kita beneran mau nganterin San ke panti sosial?" Mingyu melirik
"Menurut kamu aku bercanda?" Sang kepala keluarga malah balik bertanya
"Tapi San," Wonwoo mengurungkan niat untuk melanjutkan kalimatnya, tatapan suaminya begitu menusuk
"Dengar ya Kim San! Kelakuan kamu itu udah diluar batas tau? Lulus kuliah bukannya cari kerja malah keluyuran, liat Jongho, belum lulus udah banyak yang minta kerja di perusahaan. Kamu apa?" Mingyu menatap sang anak sulung lewat spion tengah
"Tapi kan Papa bilang San bakal nerusin bisnis Papa, ngapain coba harus repot-repot nyari kerja." San menjawab sambil menatap ke arah luar, jangan lupakan bibirnya yang sudah mengerucut
"Ya bukan sekarang! Papa masih sanggup ngurus semuanya, lagian kalo sampe kamu yang ngurus semuanya bisa bangkrut kita! Kelakuan aja kaya berandal." Wonwoo mengusap lengan Mingyu yang sepertinya sudah tersulut emosi.
"Kamu tau apa maksud panti sosial?" Diam, San diam tak bisa menjawab karena memang tak pernah terbesit diotaknya untuk mencari tau seputar panti sosial "Kim San!!"
"Ga tau Papa." Jawabnya kesal
"Panti Sosial adalah unit pelayanan yang melaksanakan rehabilitasi sosial bagi satu atau beberapa jenis sasaran untuk memulihkan dan mengembangkan kemampuan seseorang yang mengalami disfungsi sosial agar dapat melaksanakan fungsi sosialnya secara wajar, dan kamu tau apa disfungsi yang ada sama kamu?" Mingyu kembali melirik anaknya yang enggan menatapnya walaupun hanya dari pantulan kaca
"Kim Jongho?"
"Otaknya!"
"Bagus! Nanti Papa tambahin uang bulanan kamu!"
"PAPAAAA!!" San kembali menangis meratapi nasibnya yang akan dibuang ke panti sosial milik Kakeknya. Awalnya ia berpikir jika ini hanya sebuah ancaman karna kedua orang tuanya telah memergoki dirinya yang tengah beradu kasih dengan seorang jalang didalam kamarnya, dirumah kedua orangtuanya pula astaga. Tapi ternyata paginya Mingyu menyeretnya keluar dari kamar dan mengatakan akan mengantarkan nya ke panti sosial, San baru paham jika kalimat sang Papa semalam tidak hanya sebuah ancaman dan kini ia benar-benar takut jika dirinya akan dibuang kesana.
"Kamu pengen buang anak kita?!" Wonwoo bertanya dengan nada tidak bersahabat, ya walaupun kelakuan anaknya memang bejat, tapi San tetap anaknya
"Anak kita itu udah bisa bawa jalang kerumah sayang dan rumah itu masih atas nama kamu, bukan nama dia. Selama ini dia main judi sampe pinter keluar masuk kasino aja aku maafin, dia sawan tiap malam aku maafin juga, dia beli narkoba juga aku maafin, ah atau dia yang ikut ambil adil ngebunuh orang juga aku maafin sayang, bahkan aku bayar uang tebusannya, kelakuan dia yang mana lagi yang belum aku maafin?" Wonwoo dibungkam kalimat fakta dari Mingyu. Terutama yang terakhir adalah yang paling ekstrem yang pernah anak sulungnya itu lakukan. Bahkan mereka harus membayar uang suap agar San terbebas dari tuduhan.