JADIAN?

648 55 0
                                    

Jam menunjukan pukul 18.40 dengan segera nuca melajukan mobilnya menuju rumah mahalini, tak lama ia sampai di depan rumah pujaan hatinya itu, terlihat lini sudah menunggu di luar.
Melihat mobil nuca telah tiba lini langsung membuka pintu mobil dan naik kemobil nuca.
"Hai, kamu cantik sekali malam ini" ucap nuca dengan senyuman sambil memandang ke arah lini yang duduk disebelahnya. "Oo jadi biasanya aku nggak cantik gitu" timpal lini sembari tertawa dan mencubit pinggang nuca. "Haha ih lini kebiasaan cubit cubit. Iya deh tiap hari kamu cantik" balas nuca sambil tertawa.
"Nuc, sebenernya kita mau kemana sih?" Tanya lini. "Ada deh" hanya kata itu yang keluar dari mulu nuca. Mahalini yang mendengarnya mendengus kesal sambil menyilangkan tangannya sementara nuca terus melajukan kendaraannya.
Tak selang begitu lama mereka sampai disebuah taman, yap! Taman yang indah dengan lampu lampu kecil menambah kesan romantis dan hangat untuk disinggahi. Nuca menuntun lini turun dari mobil sembari mengandeng tangan lini. "Ini anak kenapa sih, tumben bgt manis begini" batin lini sambil melirik ke arah nuca dengan curiga.

"Nah silahkan duduk tuan putri" nuca mempersilahkan lini duduk di sebuah tikar lengkap dengan makanan dan camilan di atasnya. Mereka asik ngobrol kesana kemari hingga tertawa lepas. Lini merebahkan tubuhnya di tikar diikuti nuca disebelahnya, mereka memandang indahnya bulan yang bersinar terang dan bintang bintang bertaburan yang seolah mendukung perasaan mereka. "Lin, boleh aku bicara?" Nuca memulai pembicaraannya, "ya boleh lah ngapain pake nanya dulu" sahut lini. Nuca mengambil jemari lini dan mengengamnya tetap dengan menatap ke langit diikuti lini yang sedikit shock namun kembali menatap langit yang sama. "Apa boleh kalau aku mengakui perasaan yang sudah lama aku rasakan? Aku tidak menuntut balasanmu hanya saja aku ingin kamu tau bahwa selama ini aku sayang sama kamu, aku nyaman disamping kamu dan aku ingin selalu menjaga kamu" ucap nuca. Mahalini diam membeku seketika mendengar apa yang dikatakan nuca, ia tidak menyangka akhirnya nuca memiliki perasaan yang sama dengannya. Nuca dan lini bersamaan saling melempar pandangan lalu mengambil posisi duduk tanpa melepaskan tangan mereka yang bertautan tak lupa saling menatap satu sama lain. Dan Jawaban lini adalah "nuc, kalau boleh jujur sudah sejak pertama kita bertemu aku punya perasaan sama kamu tapi aku takut kalau ini hanya sebelah tangan. Dan ketika kamu sendiri yang mengakuinnya apa aku punya alasan untuk berkata tidak?". Mendengar jawaban lini mata nuca berkaca kaca sungguh serasa seperti mendapat hadiah terindah dari Tuhan malam ini. Dengan perasaan senang nuca memeluk mahalini. Tapi tak selesai disitu, mahalini melanjutkan ucapannya "tapi nuc, aku tidak mau terburu buru. Apapun status hubungan kita yang terpenting adalah kamu tau bahwa aku mencintai kamu dan begitupun sebaliknya".  Nuca memegang pipi lini sembari berkata "lin, aku janji komitmen kita ini lebih dari sekedar status pacaran. Aku yakin apapun rintangannya kita bisa asalkan kita berjuang sama sama"
Senyuman terukir diwajah keduannya. Melanjutkan acara makan malam dan tertawa bersama hingga larut malam dan nuca mengantar mahalini pulang kerumahnya. Sampai dirumah nuca melambaikan tangan dan berkata " selamat tidur sayangku" dengan senyuman jahilnya. Mahalini tersipu malu mendengar apa yang baru saya nuca katakan ia hanya tersenyum manis ke arah nuca. Nuca menjalannkan mobilnya dan pulang kerumahnya dengan perasaan bahagia setengah mati di dadanya.


*hai readers terimakasih sudah membaca cerita ini. Mohon maaf kalau banyak kesalahan ya. Cerita ini hanya fiksi jadi tidak perlu dikaitkan dengan kenyataannya. Jangan lupa tinggalkan jejak dan tunggu part selanjutnya. Happy reading :)*

Aku dan KamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang