MULAI DARI NOL

392 49 7
                                    

Sudah saat nuca kembali menata hidup dan pekerjaannya lagi, sekarang nuca mencoba membangun label music sendiri. Dengan segenap tenaga dan kegigihannya nuca mulai membuka kantor walaupun belum sebesar kantor sebelumnnya tapi dia yakin semua perjuangan akan ada hargannya.

Siang itu nuca sedang mengontrol pengerjaan kantornya yang baru, nuca sibuk mengecek persiapan pembukaan kantornya yang baru hingga lupa dengan dirinya sendiri. Mahalini yang sudah begitu hafal dengan kebiasaan nuca yang suka lupa untuk makan dan istirahat jika sedang bekerja berinisiatif untuk membawakan makan siang kekantor nuca.

Sampai dikantor mahalini masuk dan melihat nuca yang turun tangan sendiri membenahi semuanya, lini tersenyum manis melihat lelakinya itu gigih sekali bekerja sangat beruntung rasannya memiliki nuca disisinya.

"Sayang, sibuk banget ni kayanya" kata mahalini menghampiri nuca

Mendengar suara itu nuca menoleh dan tersenyum dengan keringat di wajahnya.
Melihat itu lini mengambil tisu dan mengelap keringat nuca.

"Ini udah jam makan siang, pasti kamu lupa makan. Ini aku bawain yuk kita makan dulu" kata lini menarik nuca untuk makan di satu ruangan yang sudah selesai dikerjakan

"Wahh, makasih sayang repot repot gini" kata nuca sambil membuka makanan yang dibawa lini

"Apaan sih kaya sama siapa aja, aku kan ngak mau kamu telat makan terus sakit" sahut lini

Selesai makan lini membereskannya dan nuca duduk bersandar di sofaa yang ada. Saat lini kembali dia melihat nuca sudah tertidur lelap disana. Terlihat wajah lelah pada nuca, mahalini mengusap wajah nuca dan menatap dalam dalam

"Nuc, aku nggak tau sampai dimana kita akan berjalan. Tapi semampu dan sekuatku aku akan lakukan untuk kita" gumam mahalini

Lini memeluk nuca dan ikut terlelap disampingnya. Tak lama nuca mengeliat membuka matanya, menyadari ada tangan yang memeluknya ia tersadar bahwa mahalini masih bersamanya. Ditatapnya wajah cantik nan damai itu. Nuca merasa bahagia ada wanita sebaik lini yang mau mendampinginnya disaat susah atau pun senang tapi mendadak pikirannya beralih menjadi sebuah kekhawatiran. Nuca merasa bersalah terhadap lini karenanya lini harus merasaakan saat dirinya sedang kesulitan, nuca merasa minder karena sekarang dia benar benar jatuh dan baru akan memulai semuannya dari awal. Bagaimana jika dia tidak berhasil membangun semuannya lagi? Bagaimana jika ia tidak bisa membahagiakan lini? Bagaimana jika dia akan terus terusan membebani lini? Banyak pertanyaan dikepalannya.

Lini terbangun merasa ada yang memandanginnya, benar saja nuca tertangkap basah sedang memandangi lini yang tertidur

"Udah ngeliatin akunya, ngak ilang kok" canda lini

Nuca hanya terkekeh mendengar itu. Lini kemudian bangkit dan berpamitan pada nuca untuk kembali beraktivitas begitupun nuca agar bisa melanjutkan pekerjaannya.

————————————————-
Malam itu selepas bekerja nuca diajak nongkrong dulu sekedar makan bersama teman temannya. Mereka asik mengobrol namun nuca masih diam saja dia masih berkecamuk dengan pikirannya tadi siang hingga salah satu temannya membicarakan sesuatu yang mengalihkan perhatian nuca

"Heh kalian tau nggak si adi temen kita dulu sekarang sukses bgt katanya dia sekarang jadi bos banyak perusahaan dan istrinya juga keliatan bahagia banget sama dia" kata salah satu temannya

"Iya gue denger tu katanya sih perusahaannya lagi oke. Tapi kalian udah denger juga belum kabar temen kita dulu tuh namanya nina kasian gue tuh sama dia masa iya dia milih nikah sama lakinya yang sekarang siapa tuh namanya gue lupa" sahut andre teman nuca lainnya

"Emang kenapa ?" Tanya nuca

" ya gimana ga kasian, nina kita tau dari dulu udah biasa hidup enak. Eh sekarang dia harus nurunin standart hidupnya karena suaminnya katanya sempet kegoda perempuan lain dan sebagian saham perusahaannya anjlok gara gara berita itu. Yang lebih parah adalah nina masih aja mau maafin dia" jelas temannya

"wah ngenes juga ya, perempuan itu emg kadang bilang mau diajak susah tapi ya kali kita jadi cowok mau biarin dia hidup susah. Harga diri lah" sahut yang lain

Mendengar ucapan itu nuca sedikit tersentak. Ia jadi mengingat apa yang terjadi pada dirinya. Apa mungkin nuca seburuk laki laki yang mereka ceritakan? Nuca merasa ada diposisi itu, mahalini harus merasakan kesulitan karena dia.
Mood nuca sudah berantakan jadi dia berpamitan pulang lebih dulu pada yang lain .

Sampai dirumah nuca terus merenungnkan apa yang teman temannya katakan. Sungguh nuca tidak ikhlas melihat mahalini harus melihat nya bahkan merasakan diposisi ini. Nuca takut tidak bisa memenuhi semuannya bahkan tidak bisa membahagiakan lini.







*hai readers terimakasih sudah membaca cerita ini, mohon maaf banyak kesalahan. Cerita ini hanya fiktif tidak perlu di kaitkan dengan kenyataan. Jangan lupa tinggalkan jejak dan tunggu part selanjutnya. Happy reading :) *

Aku dan KamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang