Hujan

347 49 2
                                    

Sudah banyak waktu yang terlewati dan semua berjalan begitu saja. Nuca yang semakin sibuk mengurus kantor barunya. Mahalini yang menjalani aktivitas kampusnya. Namun ada yang berbeda kini tak seperti biasanya, sikap nuca. Ya! Sikap nuca perlahan mulai berubah dan mahalini bukan perempuan tidak peka yang tidak menyadari itu. Jika nuca sudah biasa bersikap cool tapi biasanya nuca tetap menyelipkan perhatian perhatian pada mahalini, namun kali ini nuca hanya menghubungi mahalini jika lini duluan yang menelfon, mengirim pesan atau menemuinya. Lini coba bersabar pikirnya mungkin nuca sibuk dengan pekerjaan barunya dia coba mengerti situasinya.

Hari itu itu lini tidak membawa kendaraan sendiri. Lini pikir tidak ada salahnya kali ini coba meminta tolong nuca untuk menjemputnya sore ini toh sudah sore jadi sudah jamnya pulang kerja. Lini mengirim pesan pada nuca untuk menjemputnya pukul 5 dikampus.

Lini
Sayang, boleh minta tolong sore ini jam 5 kamu jemput aku dikampus? Aku nggak bawa mobil hari ini.

Nuca ❤️
Ok 👍🏻

Sesingkat itu balasan nuca. Tak ingin ambil pusing lini melanjutkan kuliahnya hingga tiba waktunya pulang dan hujan deras. 5 menit, 10 menit ,15 menit hingga satu jam lini menunggu nuca menjemputnya namun tak ada juga kelihatan batang hidungnya.
"Kamu kenapa sih nuc berubah gini? Aku salah apa sampai jemput aku aja kamu gamau dan nggak ngasih kabar" batin lini sudah dengan perasaan yang cukup teriris. Lini sudah hampir menangis, air matanya sudah menetes diujung mata.

——————————————————————
Dikantor nuca, saking sibuknya nuca sampai lupa dengan pesan yang dikirim lini tadi. Nuca terlalu asik dengan pekerjaan dan pikirannya. Ponselnya pun ia biarkan mati karena habis dayanya. Pekerjaannya telah usai nuca duduk dikursi kerjanya. Ia melirik ke jam tangannya dan melihat sudah pukul 6 sore. Nuca mencharge ponselnya dan begitu nyala begituu banyak pesan dan telfon dari mahalini. Nuca memukul kepalanya sendiri bagaimana bisa dia lupa dan sebodoh ini membiarkan lini menunggunya. Tanpa pikir panjang nuca bergegas menuju kampus lini dalam keadaan hujan deras nuca menghkawatirkan keadaan wanitannya.

—————————————————————-
Lini sudah tidak tau harus bagaimana jalan satu satunya adalah menyusuri hujan menuju jalan besar diujung sana karena sedari tadi mencoba mencari online taxi tapi susah sekali. Lini mencoba lari ditengah hujan tapi sepertinya sia sia jika tujuannya agar tidak kehujanan dia tetap saja basah kuyup. Ditengah pelariannya lini masih sempat meneteskan air mata. Bagaimana tidak, nuca yang membiarkannya seperti ini. Bahkan menghubunginnya saja tidak. Ditengah hujan lini berharap tidak ada yang sadar akan air matanya.

Ditengah jalan nuca seperti melihat lini berlarian ditengah hujan dari kejauhan. Begitu jelas terlihat itu lini nuca langsung turun dan menghampiri lini dengan payung. Tanpa aba aba nuca melempar payungnya mengendong lini ke mobil.
Lini tentu kaget tiba tiba ada yang mengendong nya. Setelah sampai dimobil baru lini tau siapa pria itu yang ternyata adalah nuca.
Sepanjang perjalanan tidak ada sepatah katapun keluar dari mulut mereka semuanya hening. Lini sekarang mengigil kedinginan karena kehujanan dan ac mobil yang cukup dingin. Nuca hanya melirik ke arah lini batinnya terus terusan menyalahkan dirinya sendiri karena dia lini begini. Nuca semakin merasa bahwa dia tidak bisa menjaga lini dengan baik.

Sampai dirumah lini. Nuca mengendong lini keluar karena lini tertidur. Sampai dirumah pun tidak ada mama luna tidak mungkin nuca tega meninggalkan lini yang sekarang mengigil, badan nya demam dan mengingau memanggil manggil nuca. Nuca membawa lini kekamar dan merebahkannya dikasur. Nuca bingung tidak mungkin lini tidur dengan baju basah begini yang ada akan tambah sakit. Akhirnya dengan terpaksa nuca yang mengantikan pakaian lini, hal itu ia lakukan setengah mati menahan dirinya agar tidak berbuat macam macam. Setelah selesai nuca mengambil kompres dan air hangat untuk mengompres lini agar demam nya turun. Dipandanginya wajah wanitanya itu, lini terlihat sangat pucat
"Aku terlalu sayang sama kamu lin, dan itu buat aku jadi terlalu takut kamu nggak bahagia sama aku, maafin aku" ucap nuca lirih.

Nuca tertidur disamping lini, tak lama kemudian lini terbangun dan memegang jidatnya ada kompres dan melihat kesamping nuca tertidur disampingnya bahkan lini kaget karena ia sudah ganti pakaian, apakah nuca yang mengantikannya? Tanyanya dalam hati. Tapi ahsudahlah itu tidak penting. Dalam pikirannya sekarang adalah memperjelas apa yang terjadi dengan nuca. Kenapa dia berubah.
Tapi lini tidak ingin menganggu tidur nyenyak nuca, ia memilih menunggu nuca bangun. Selama itu juga lini terus memandangi wajah laki laki disampingnya itu dipeluknya dengan erat
"Aku harap kamu tidak pernah berniat untuk pergi dariku. Mungkin tidak akan ada lagi senyuman diwajahku jika tanpa kamu" batin lini.




*hayooo penasarannya yaaa??? Hehehe sabar ya*

*hai readers terimakasih sudah membaca. Mohon maaf banyak kesalahan. Cerita ini hanya fiktif tidak perlu dikaitkan dengan kenyataan. Jangan lupa tinggalkan jejak dan tunggu part selanjutnya. Happy reading :) *

Aku dan KamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang