TAKUT

462 49 0
                                    

Tidak terasa hari hari sudah berlalu semenjak liburan singkat mereka di jogja mahalini dan nuca kian dekat seolah tanpa sekat.

Nuca sedang sibuk dikantornya membuat beberapa lagu yang rencanannya akan ia luncurkan sebagai sebuah album perdana. Tak jauh berbeda dengan nuca, lini juga sedang sibuk sibuknya praktikum di kampus.

Siang itu jam kuliah mahalini sudah usai, ia mengirim pesan pada ziva dan tiara untuk mengajak mereka sekedar nongkrong bersama, rasanya sudah lama sekali mereka tidak berkumpul. Ziva,lini dan tiara berkumpul dirumah mahalini yang memang terbiasa menjadi tempat nongkrong mereka.
Ketika mereka berkumpul ada mama luna menghampiri mereka "eh ada ziva sama tiara ya, udah lama nggak main kesini"
"Hehe iya tante mahalini tuh sibuk bucin melulu" sahut ziva Diikuti kekehan dari tiara
"Heh bocil tau tauan bucin" sahut mahalini sambil melempar bantal ke ziva.
Mereka berbincang bincang cukup lama hingga  akhirnya ziva dan tiara pamit pulang.
Tiba tiba mama luna dan papa ariel memanggil lini untuk berbicara diruang keluarga. Batin lini sedikit deg deg an karena sepertinya serius kali ini tidak seperti biasanya. Dengan cepat mahalini turun menuju ruang keluarga.
"Lin. Gimana hubungan kamu sama nuca?" Papa ariel memulai pembicaraan
"Emm tumben, kenapa papa nanyain itu?" Kata lini
"Ya itu tandanya papamu perhatian sayang sama kamu" ucap mama luna
"Ya, baik sih pa ma. Nuca juga perhatian walaupun dia sedang sibuk dengan pekerjaannya" Jawab lini
"Nak, kamu tau kan ada jurang yang membentang diantara kalian. Papa cuma khawatir sama kalian"
"Iya pa lini sadar. Lini juga ngak tau kedepannya apa yang akan terjadi tapi untuk sekarang jujur lini nggak bisa tanpa nuca" ucap mahalini dengan menundukan kepala
"Sayang, kalau kalian memang serius mama yakin suatu saat akan ada jalan. Yang mama sama papa minta kalian harus siap dengan semua kemungkinan yang akan terjadi biar nanti kalau hal buruk terjadi sekalipun kalian sudah menyiapkan mental dan perasaan" kata mama luna dengan mengelus kepala anaknya
Hati lini bergetar, air matanya terasa sudah diujung mata. Ia mendadak menjadi lemah. Ketakutan yang pernah ia redam seakan kembali muncul.
"Papa mama restui kamu dan nuca apapun keputusan kalian" kata papa ariel sambil menepuk pundak mahalini.
"em yaudah pa ma lini pamit kekamar dulu ya lini mau istirahat" sahut mahalini sambil berjalan menuju kamarnya.

Mengambil ponsel nya di atas meja dan mengirim pesan pada nuca

Lini
"Sayang, bisa kalau besok kita ketemu?"

Nucky ❤️
"Iya bisa sayang, kenapa ?"

Lini
"Besok aja deh ceritanya. Aku mau ngomong penting"

Nucky❤️
"Siap bos. Jangan lupa makan dulu dan jangan tidur larut tuan putri"

Lini
"Ok sayang"

Menaruh ponselnya kembali dan bergegas tidur.
Pagi ini ia menunggu nuca dirumah. Papa dan mama lini sedang bekerja yang ada dirumah hanya pembantu mereka.
"Tok tok" suara ketukan pintu. Lini tau itu pasti nuca. Lini membuka kan pintu dan mempersilahkan nuca masuk

Mereka duduk di sofa dengan minuman yang sudah disediakan bibi tadi.
"Jadi ada apa?" Kata nuca melirik mahalini
"Nuc. Aku takut" ucap mahalini bergetar menjelaskan betapa gelisahnya ia kini.
"Hey, kenapa sayang ? Apa yang kamu takutkan"
"Tadi malam papa dan mama menanyakan hubungan kita, mereka merestui kita hanya saja yang membuatku takut adalah mereka menginggatkan tentang kita, kita yang ada diantara perbedaan yang kamu tau ini sulit" ucap lini pelan dan tak terasa air mata lolos dari pipinya
Nuca menghembuskan nafas sedikit kasar dan menyandarkan badannya pada sofa "aku tau, kita seperti tidak mungkin. Aku juga tidak ingin memaksa kamu untuk mengikuti apa yang aku yakini. Tapi aku tidak ingin kita berakhir"
"Sayang, terimakasih untuk tidak memaksa aku tapi setelah aku berpikir panjang entah sekarang atau suatu saat mungkin aku bisa saja yakin untuk mengikuti kamu. Rasa takut kehilangan kamu aku rasa lebih menyeramkan dari apapun" ucap lini memandang nuca

"Lin, jangan bercanda, jangan gegabah. Waktu kita masih panjang kamu bisa pikir lagi matang matang. Aku nggak mau kamu menyesal nantinya" kata nuca

"Aku akan coba pikirkan ini lebih baik sayang. Aku hampir gila membayangkan kalau kita benar benar harus berakhir" jawab lini memeluk nuca

"Jangan takut. Kalau nanti terjadi hal hal yang diluar kendali kita aku akan tetap disini menguatkan kamu dengan cinta" jawab nuca

"Terimakasih sudah menjadi penawar untuk air mataku raja giannuca, aku sayang kamu".


*hai readers, terimakasih sudah membaca cerita ini. Mohon maaf masih banyak kesalahan. Cerita ini hanya fiksi ya tidak perlu dikaitkan dengan kenyataan. Jangan lupa tinggalkan jejak ya dan tunggu part selanjutnya . Happy reading :)"

Aku dan KamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang