ISI HATI

459 47 0
                                    

Matahari sudah terbit di ujung timur. Cahaya nya menerangi masuk melalui celah celah tirai kamar. Nuca mengerjeapkan mata dan melirik ke arah jam yang sudah menunjukan pukul 9 pagi. Dengan pelan nuca membangunkan lini. Dicium pipi gadis disampingnya itu dan digelitik perut lini. Mahalini mengerutu karena nuca menganggu tidur nyenyaknya.
"Sayang bangun yuk udah pagi ni, katanya mau jalan" kata nuca
"Iya nuc bentar 5 menit" jawab mahalini sambil menarik selimut lagi
Tanpa basa basi nuca mengendong mahalini dan menurunkannya didepan kamar mandi
"Kali ini aku yang ga nerima penolakan cepet mandi ya tuan putri" ucap nuca sambil berlalu meninggalkan lini yang masih sebal dengan perlakuannya.

(Skip langsung jalan aja ya)
Mahalini dan Nuca berjalan ke salah satu pantai dijogja. Mereka bermain air sambil kejar kejaran semakin menampakan raut bahagia dua pasang insan yang sedang dimabuk asmara. Tanpa sengaja lini tersandung batu ketika sedang berjalan ditepian. Nuca dengan sigap mengahmpiri lini dan memegang kaki yang sakit. Nuca mengendong lini ke tepian untuk duduk
"Lain kali kalau jalan hati hati ya, aku nggak mau kaki dari calon ibu untuk anak anakku kenapa napa" kata nuca sambil memijit kaki lini.
Blushh!! Pipi lini merona mendengar kata manis itu. "Ihh apaan si nuc masih aja bercanda sakit tau!" Ucap lini dengan kesal namun ia menyukai itu.

(Skip pulang. Dihotel)

Mahalini dan nuca duduk duduk sambil memakan beberapa camilan yang mereka beli di balkon kamar dan menatap indahnya langit jogja malam ini.

"Lin, aku tidak tau apa yang akan kita lalui nanti tapi untuk saat ini yang aku tau aku mencintai kamu dan tidak ingin meninggalkan kamu barang sesetikpun" celetuk nuca tiba tiba  dengan menatap nanar pada mahalini disampingnya.

"Nuca, aku pun tidak bisa menjanjikan bahwa akulah yang akan menjadi pasangan hidupmu yang abadi. Yang aku bisa sekarang adalah mencintai kamu semampuku dan aku tidak ingin ada satupun yang mengores luka untuk kamu" jawab lini dibalas saling tatap pada mereka.

Nuca mengajak mahalini tidur karena sudah larut malam. Saat mencoba untuk terlelap tapi nuca malah usil menganggu mahalini dengan menoel noel pinggang lini yang membuat sang empunnya sebal. "Nuc udah dong katanya mau tidur" sahut lini sebal
"Liat sini dong kalau bicara tu" jelas nuca sambil membalik mahalini hingga mereka berhadapan.
Pandangan mata mereka bertemu cukup terasa bahwa mereka saling mencintai terasa sampai kehati. Tanpa bicara mereka seakan mengerti apa maunya satu sama lain .
Nuca membelai pelan pipi mahalini, menyelipkan rambutnya ketelinga. Nuca mendekatkan wajahnya kemahalini dan membisikan "sayang, aku butuh kamu. Jangan tinggalin aku" dengan suara seraknya. Mahalini mematung, tubuhnya meremang merasakan hawa panas meliputinya padahal ac dikamar nyala. Jantungnya berdebar darahnya seolah berdesir begitu kencang. Dengan menatap nuca mahalini mengalungkan tangannya keleher nuca dan berkata dengan suara lembutnya namun begitu nyaman didengar itu "jangan takut. Aku adalah milikmu"
Nuca kembali menatap intens mata indah mahalini sambil tersenyum. Tanpa aba aba nuca mencium bibir mahalini, tentunya hal itu mengagetkan mahalini namun pelan tapi pasti ia bisa mengimbangi nuca. Nuca tidak melakukan hal yang lebih dari itu ia masih bisa mengendalikan dirinya begitupun mahalini. Malam berlalu dengan indah dua hati yang saling mencintai saling meluapkan rasa nya tanpa perlu menakutkan tentang apa yang akan terjadi.


*hai readers terimakasih sudah menyempatkan membaca . Cerita ini hanya fiksi tidak perlu dikaitkan dengan dunia nyata. Mohon maaf masih banyak kesalahan. Jangan lupa tinggalkan jejak dan tunggu part selanjutnya. Happy reading :)*

Aku dan KamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang