Hari ini gue pergi ke kantor polisi, gue pikir inilah bukti terkuat yang bisa gue dapet disini.
"Permisi, Pak."
"Iya, ada yang bisa kami bantu nona?"
"Iya Pak, saya ingin membesuk tahanan atas nama Jihye."
"Jihye?"
"Iya Pak, Park Jihye pelaku pembunuhan berencana sekitar 2 setengah tahun lalu,"
"Disini tertulis bahwa saudari Park Jihye telah bebas 2 bulan yang lalu."
"Apa, Pak? Pak, saya ini korban nya dulu. Saya Lee Yeora."
"Park Jihye telah dibebaskan dengan jaminan dari saudara Lee Dokyeom. Saudara Lee Dokyeom yang mencabut laporannya sendiri. Bukankah dia suami nona?"
"Iya, Pak. Lee Dokyeom suami saya, tapi dia tidak pernah mengatakan kepada saya."
"Mungkin nona bisa selesaikan dulu dengan suami nona."
"Baik, Pak. Terimakasih atas informasinya."
Ternyata emang bener,
Cewek yang gue liat di mall,
Foto yang dikasih Mingyu,
Cewek di dalem mobil nya Mas Dokyeom,
Mas Dokyeom di apart sama cewek, dan
Jihye bebas..
Jadi Mas Dokyeom diem-diem bebasin Jihye dan balikan lagi sama dia.
Kamu jahat Mas, jahat.
Aku kecewa sama kamu.
Gak tau kenapa, kepala gue rasanya berat banget pas jalan keluar dari pintu kantor polisi.
Sampai di depan kantor polisi gue liat dijalan ada mobil Mas Dokyeom melintas di jalan.
Gue bisa liat dengan jelas, Mas Dokyeom lagi tertawa bahagia bersama cewek disampingnya.
Jihye.
Seketika tubuh gue terasa lemas, dan gue hampir terjatuh di depan kantor polisi. Untungnya ada wanita asing yang tolongin gue.
"Eh eh, mbak. Mbak sakit ya, saya antarkan ke rumah sakit yuk.." ucap wanita asing sambil topang badan gue yang hampir jatuh.
"Enggak mbak, saya gak papa. Makasih mbak."
"Oh, ya sudah. Hati-hati mbak."
Gue bener-bener sakit sekarang.
Hati gue remuk.
Gue pulang kerumah, gue liat Dojoon sama Doyeon lagi main sama Mama. Mama sengaja gue suruh ke rumah gue untuk jagain Dojoon dan Doyeon pas gue keluar.
"Eh, itu Mama udah pulang. Yaudah, nenek mau masak dulu ya buat kalian."
"Ajak anak kamu main dulu, Mama yang akan masak makan siang."
Gue liat anak-anak gue lagi main,
Gue susul mereka, gue peluk mereka dengan erat.
Aku gak bisa bayangin gimana masa depan anak-anak kita nanti Mas,
Kalo memang kita gak bisa bersama lagi,
Siapa yang akan jadi sosok Ayah untuk mereka?
Mereka masih kecil, butuh asuhan kedua orangtua kandung-nya.
Kenapa kamu tega lakuin semua ini ke aku, ke anak-anak kita,
Apa hidup dengan satu istri dan dua anak belum cukup buat kamu?
"Anak-anak, makanannya udah siap. Sekarang Dojoon sama Doyeon makan dulu ya!"
"Nenek mau ngomong sama Mama dulu, kalian makan yang pinter ya.."
Mama kasih makan Dojoon dan Doyeon, setelah itu Mama duduk di sofa sebelah gue.
"Sebenernya ada masalah apa sih?" tanya Mama.
"Aku gak tau Ma, salah aku apa. Mas Dokyeom kenapa tega khianatin aku?"
"Sayang, kalau memang semua yang kamu liat itu bener, kamu harus tanya dulu ke Dokyeom. Mama yakin Dokyeom punya alasan kenapa dia sampe berbuat hal itu,"
"Tapi terlepas dari apapun alasan Mas Dokyeom nanti, apakah yang dia lakuin itu bener Ma?"
"Makannya kamu harus tanyain dulu ke Dokyeom, tanya dia baik-baik,"
"Tapi aku gak bisa, Ma.."
"Sayang, setiap pernikahan itu memang ada lika-liku nya, ada suka dan duka-nya. Mama yang udah hidup bertahun-tahun sama Papa kamu pun pernah mengalami itu, bahkan berkali-kali. Tapi nyatanya kami masih bisa bertahan sampai sejauh ini."
"Mama yakin, kamu pasti bisa."
Mama peluk gue.
"Yeora-nya Mama udah besar kan? Kamu pasti bisa nglewatin ini sama Dokyeom."
"Tanya dia baik-baik, bicarakan baik-baik dengan kepala dingin. Mama gak mau sampai ada kata 'cerai' diantara kalian. Mama gak mau kamu jadi janda di umur kamu yang masih belia, Mama gak akan rela!"
"Bisa kan?"
"Mama kenapa nangis?" tanya Doyeon.
"Enggak kok sayang, Mama cuma kelilipan tadi abis dari luar.."
Besarnya rasa sayang anak-anak gue ke gue bisa gue rasain, begitupun besarnya rasa sayang mereka sama Papa-nya, Mas Dokyeom.
tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Not The One (✓)
RomanceAku bukan satu-satunya. 🍂 𝘚𝘤𝘩𝘰𝘰𝘭 𝘣𝘶𝘵 𝘔𝘢𝘳𝘳𝘪𝘦𝘥 sequel Mari melanjutkan kisah cinta mereka dengan penuh konflik, prahara, dan air mata. 📝 A story written by: iressabelle