"Iya, aku juga gak tahu kenapa Dokyeom tiba-tiba balik ke aku lagi. Dia tiba-tiba bebasin aku, dan dia mau ngejalin hubungan lagi sama aku. Aku udah bilang ke dia, aku gak mau. Aku gak mau ngerusak rumah tangga kalian. Tapi Dokyeom terus maksa aku buat nerima dia lagi. Dia bahkan yang sewa apartemen ini buat aku. Aku gak bisa nolak dia Yeora, gak bisa!" terang Jihye.
Yeora pusing bahkan hampir terjatuh.
Jihye segera memapahnya menuju sofa apartemen-nya, dan memberi-nya minum.
"Maaf, aku gak bilang semuanya sama kamu. Ini salah aku juga, harusnya aku bilang ke kamu. Maafin aku.."
"Enggak, kamu gak salah. Mungkin Tuhan emang gak mengijinkan aku dan Mas Dokyeom bersama. Bahkan kita dipertemukan atas dasar perjodohan."
"Nggak Yeora, jangan bilang gitu!"
"Emang bener kan? Mas Dokyeom cinta sama kamu. Bahkan bertahun-tahun telah berlalu dan dia masih menginginkan kamu Jihye. Aku yang akan pergi!"
"Jangan Yeora, jangan. Jangan tinggalkan Dokyeom, aku yang akan pergi dari hidup kalian. Kalian berhak bahagia. Aku hanya jadi perusak hubungan kalian,"
"Gak tahu lah. Aku udah gak ngerti lagi sama Mas Dokyeom. Aku pusing!"
Yeora bangun dan segera ingin pulang.
"Aku anterin kamu pulang ya.."
"Gak usah, gak perlu. Aku bisa pulang sendiri!" tolak Yeora.
Yeora menghentikan taksi dan pulang.
Sampai dirumah, bahkan Yeora masih terlalu lemah untuk berjalan mendekati Dokyeom.
Lagi-lagi Yeora menangis, ia tidak kuat menahan semua ini.
Dokyeom terbaring di kasur dalam keadaan mabuk. Yeora hanya bisa memandangi wajah suami yang dicintainya itu.
Sungguh belum rela jika ia harus meninggalkan Dokyeom.
Sungguh tak rela jika ia harus berpisah.
Meninggalkan rumah ini dan segala yang ada disini.
Namun, sekali lagi.
Yeora sudah terlalu rapuh untuk bertahan.
Ia tidak bisa hidup dengan pria yang sudah tak mencintainya.
Ia tetap akan pergi jika Dokyeom sudah sadar besok.
🌸
"Sayang, kamu mau kemana?"
Dokyeom bangun dan melihat Yeora mengemasi barang-barangnya ke dalam koper besar.
"Syukurlah kamu udah bangun, jadi aku bisa pamit sama kamu sekarang." ucap Yeora sambil menahan air mata.
"Pamit? Pamit kemana, rumah kamu disini. Kamu kenapa?"
"Udah deh Mas. Gak usah peduliin aku lagi!"
"Kamu istri Mas, jelas Mas harus peduli sama kamu!"
"Nggak, setelah ini aku gak jadi istri kamu lagi!"
"Lee Yeora!!"
"Aku udah benci dengan nama itu, aku mau balik ke nama aku dari Papa, 'Shin Yeora' bukan 'Lee Yeora'!!"
"Kenapa kamu jadi gini sih?"
"Kamu yang buat aku jadi kayak gini! Kamu bukan Mas Dokyeom yang aku kenal dulu!"
"Apasih maksud kamu, ngomong ke Mas!"
"Udah deh Mas, gak perlu aku jelasin lagi. Kamu harusnya udah tau salah kamu dimana."
"Yeora!!"
"Udah Mas, cukup! Berhenti pura-pura gak tau atau seolah-olah kamu gak bersalah!"
"Kamu diem-diem bebasin perempuan itu dan jalin hubungan lagi sama dia. Dia wanita yang udah bunuh anak kita dulu, dan dia bahkan hampir bunuh aku juga." ucap Yeora keras.
"Kamu pikir aku gak tahu semua yang kamu lakuin akhir-akhir ini? Kamu salah, aku tahu semuanya! Bahkan aku udah tau dari lama. Tapi aku selalu nahan diri buat ngumpulin bukti,"
"Selama ini kamu pura-pura pergi ke kantor, tapi nyatanya kamu pergi kemana?? Kamu ke apartemen sama perempuan itu!"
"Salah aku apa sih ke kamu Mas? salah aku apa??"
"Oke, aku tau. Kita nikah emang tanpa dasar cinta, tapi aku pikir kita bisa ngejalanin sampai saat ini itu udah cukup nguatin cinta kita,"
"Tadi malam juga kamu mabuk berat. Selama aku hidup sama kamu, gak pernah sekalipun aku liat kamu mabuk. Kamu ini kenapa sih Mas, kenapa??"
"Aku udah ngasih semuanya buat kamu, aku korbanin masa muda aku, aku udah kasih kamu dua anak, bahkan aku sampe korbanin pendidikan aku dengan gak lanjut kuliah demi jadi istri dan ibu yang baik untuk kamu dan anak-anak kita. Tapi apa balasan kamu?"
"Maaf-
"Udah, Mas. Kamu gak perlu minta maaf, aku tahu caranya untuk pergi. Kamu silahkan balik sama wanita itu, aku ikhlas."
"Enggak, Yeora. Mas cinta sama kamu, Mas gak mau ceraikan kamu!"
"Cinta kamu bilang? Cinta yang mana? Kenyataannya cinta kamu cuma buat mantan kamu itu kan??"
"Kamu tahu Mas, aku selalu banggain diri ke orang-orang, aku selalu banggain diri aku sendiri karena memiliki lelaki yang sempurna dalam hidup aku. Tapi kenyataannya apa? Kamu sama aja kayak lelaki lain!"
"Setiap malam aku nangis, tapi kamu gak pernah tahu,"
"Mas salah. Mas minta maaf. Mas gak mau kita pisah," ucap dia.
"Maksud kamu apa? Kamu mau mencintai dua wanita dalam waktu yang sama??"
"Mas juga gak tahu, kenapa Mas jadi kayak gini,"
"Udahlah, Mas. Aku udah capek. Aku udah terlalu sakit buat nangisin kamu setiap hari. Sekarang, aku gak mau nangis lagi."
"Yeora, tolong. Maafin Mas.."
"Coba kamu pikir sendiri Mas, apa pantas aku maafin perbuatan kamu? Hah??"
"Kalo kamu gak bisa ceraikan aku, aku yang akan urus perceraian kita. Dojoon dan Doyeon aku yang bawa. Tenang aja, kamu tetep bisa ketemu sama mereka karena kamu masih sebagai Ayah kandung mereka,"
"Makasih untuk 3 tahun ini, tahun berikutnya silahkan kamu hidup bahagia dengan perempuan itu, aku gak peduli!"
"Mas gak mau. Yeora!"
"Lepasin aku!!"
tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Not The One (✓)
RomansaAku bukan satu-satunya. 🍂 𝘚𝘤𝘩𝘰𝘰𝘭 𝘣𝘶𝘵 𝘔𝘢𝘳𝘳𝘪𝘦𝘥 sequel Mari melanjutkan kisah cinta mereka dengan penuh konflik, prahara, dan air mata. 📝 A story written by: iressabelle