"Jadi, kalian udah baikan?" tanya Ayah Yeora.
"I-iya Pa.."
"Papa harap ini yang terakhir, gak ada lagi kayak gini untuk nanti dan seterusnya. Kamu ngerti kan Dokyeom?"
"Pasti, Dokyeom janji Pa."
"Papa harap kamu bisa pegang janji itu."
"Yaudah yuk, sekarang kita sarapan. Oh iya Mas, kamu kerja hari ini?"
"Enggak, hari ini aku gak kerja."
"Kalo gitu ajak Dokyeom ke kebun belakang rumah kita. Ajak dia ke tempat favorit kamu." kata Ayah Yeora.
"Kamu punya tempat favorit di belakang rumah kamu?" tanya Dokyeom.
"Iya, Mas. Aku punya tempat yang biasa buat tenangin diri aku disitu."
"Ini tempatnya Mas,"
"Indah sekali, kamu yang hias tempat ini?"
"Iya, aku yang hias sendiri. Terus Papa juga kasih kasur disini, biar bisa buat aku tidur disini."
"Boleh Mas masuk ke dalam?"
"Boleh dong, ayo masuk."
Yeora mempersilahkan Dokyeom masuk ke dalam kamar kaca kecil di taman belakang rumah yang di tumbuhi bunga-bunga cantik nan indah.
"Sayang.." panggil Dokyeom.
"Iya, Mas?"
"Makasih.."
"Untuk apa?"
"Masih menerima Mas setelah semua yang terjadi. Maaf Mas telah ngingkarin janji suci yang telah Mas ucapkan dulu, maaf. Sekarang Mas gak akan biarkan hal itu terjadi lagi, Mas janji. Kamu bisa pegang janji Mas."
Yeora memeluk Dokyeom.
"Mas, aku masih bisa bertahan karena ada cinta yang tertanam kuat di hati aku untuk kamu, aku masih bisa bertahan karena ada Dojoon dan Doyeon di sisi aku. Aku juga punya Tuhan, yang selalu ngasih aku jalan untuk selesaikan masalah aku. Maaf, kemarin aku terlalu emosi, hati aku terlalu sakit menahan semuanya."
"Wajar kamu marah, kesalahan Mas bahkan gak bisa di maafkan oleh wanita manapun. Tapi kamu masih bisa maafin Mas. Hukumlah Mas, kasih Mas hukuman atas semua kesalahan yang udah Mas lakukan!"
"Aku mau ngehukum kamu!"
"Hukuman apapun, Mas akan terima."
"Aku mau-
Cupp..
Yeora mencium Dokyeom, membuat Dokyeom terkejut.
"Itu hukumannya!"
"Apa?"
Yeora tersenyum dan berlari meninggalkan Dokyeom, Dokyeom mengejarnya.
Bahagia sekali, akhirnya mereka bisa bersama lagi.
Saat Dokyeom berhasil menangkap Yeora, mereka saling bertatap-tatapan. Dokyeom membelai rambut Yeora, mengelus pipi-nya dan menciumi wajah Yeora dengan begitu lembut.
Sungguh momen yang sangat dirindukan oleh dua insan Tuhan ini.
Tertawa bahagia bersama seperti dulu.
🌸
Yeora pov.
Setelah menghadapi permasalahan besar kemarin, rasanya gue lega akhirnya bisa nyelesaiin semuanya sama Mas Dokyeom.
Sekarang waktunya gue pulang kerumah gue sama Mas Dokyeom.
Seperti kata pepatah,
"Kemanapun gue pergi, gue akan tetap pulang kerumah ini."
"Oke, kita udah sampai rumah. Sekarang Dojoon sama Doyeon bisa main dirumah."
"Yeaayyy... main... Ojun mau main sama Papa."
"Oyeon juga mau main sama Papa."
"Tapi Papa haru-
"Mas, main aja sama mereka, mereka pasti kangen banget sama kamu."
"Tapi aku mau ke kamar dulu sama kamu,"
"Mau ngapain? Gak usah ngada-ngada ah, kita baru sampai dirumah. Aku mau masak makan siang, kamu ajak main anak-anak sana!"
"Papa, ayooo!!"
"Iya sayang, iya. Ayo kita main, mau main apa?"
Bahagia rasanya liat keluarga gue utuh lagi kayak dulu, gue akan jaga keutuhan keluarga gue dari apapun.
Terimakasih, aku bahagia.
Sekarang gue lagi masak buat suami dan anak-anak gue. Karena menu nya beda, jadi gue harus masak double menu.
Dojoon dan Doyeon makan makanan khusus balita, sedangkan Mas Dokyeom dan gue makan masakan normal.
Gak ada makanan kesukaan Mas Dokyeom, karena Mas Dokyeom selalu bilang.
"Semua makanan masakan kamu adalah favorite Mas."
Jadi, mau gue masakin batu sama air juga kayaknya Mas akan tetep makan.
Canda ye."Loh Mas, mau kemana?"
"Ini anak-anak mau beli es krim,"
"Ini masakan nya bentar lagi jadi, kok mau makan es krim sih!"
Gue samperin lah mereka bertiga.
"Sayang, anak-anak Mama. Kalian boleh makan es krim, tapi harus makan dulu ya. Kalian belum makan, nanti kalo kalian batuk gimana? Emang mau batuk?" anak-anak gue geleng.
"Gak mau kan, makannya kita makan dulu yuk. Nanti kita pergi beli es krim sama-sama. Mama juga ikut."
"Nanti Mama ikut?"
"Iyaa"
"Yeayy, Mama ikut. Nanti kita main di timezone sama Papa sama Mama."
"Iya deh, kalian boleh lakuin apa aja. Tapi sekarang makan dulu ya, bentar Mama siapin."
Eh, ini malah bapaknya bengong liatin gue ceramahin anak-anak sambil senyum-senyum.
"Mas, jangan liatin aku terus. Ayo bantu siapin makanan!"
"Hehe, iyaa."
tbc
Vote and comment sangat dibutuhkan demi keutuhan cerita ini :)
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Not The One (✓)
RomanceAku bukan satu-satunya. 🍂 𝘚𝘤𝘩𝘰𝘰𝘭 𝘣𝘶𝘵 𝘔𝘢𝘳𝘳𝘪𝘦𝘥 sequel Mari melanjutkan kisah cinta mereka dengan penuh konflik, prahara, dan air mata. 📝 A story written by: iressabelle