14

548 43 25
                                    


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



"Sayang,"

"Hmm?"

"Klien baru aku..

"Iya?

"Jihye."

Yeora terdiam.

"Kamu tenang aja karena Mas udah batalin kerjasama perusahaan Mas sama perusahaan dia."

"Kenapa Mas?" sahut Yeora.

"Ya tentu aja Mas mau jaga perasaan kamu lah,"

"Mas, Jihye itu cuma masa lalu. Kalo di masa sekarang masih ada dia di hidup kita, berarti itu emang kehendak dari Tuhan. Kita gak bisa ngehindar kayak gitu,"

"Lebih baik kalo gak liat dia lagi." balas Dokyeom.

Yeora memeluk Dokyeom.

"Makasih udah selalu berusaha jaga perasaan aku,"

"Mas yang makasih ke kamu, kamu terlalu baik."

"Oh iya, aku lupa."

"Kenapa?"

"Ini udah jam pulangnya Dojoon sama Doyeon Mas.."

"Yaudah ayo kita jemput,"

"Mas gak capek?"

"Enggak kok."

"Yaudah, aku mau siap-siap dulu."


🌸


Yeora pov.


Dan akhirnya gue bisa jemput anak-anak sama Mas Dokyeom.

Seneng banget, akhirnya Mas Dokyeom ada waktu buat gue dan anak-anak gue.

"Hai, anak-anak nya Papa. Gimana tadi sekolahnya? Pinter kan?"

Gue bisa liat anak-anak gue seneng banget liat Mas Dokyeom.

"Kalian mau main gak?"

"Main apa?

"Mau main tembak-tembakan,"

"Kalo Doyeon mau main apa?"

"Mau ke istana boneka,"

"Yaudah, kita pergi yuk."

Ini kenapa malah pada nyusun rencana buat main?

"Loh, kalian harus pulang sayang. Ganti baju terus makan!"

"Ah, Mama gitu kita gak boleh main,"

"Bukannya gitu sayang, kalian kan masih pake seragam sekolah."

"Udah gapapa biarin aja, sekali ini doang kok." sahut Mas Dokyeom.

"Ya tapi kan Mas.."


Cup..

Mas Dokyeom cium gue di sekolah, udah gitu diliatin anak-anak lagi.

"Yuk, kita tinggalin Mama yuk."

"Iiii, Mas nyebelin!"

Sampai di mall, anak-anak langsung narik baju Mas Dokyeom buat ke area main.

"Yaudah, Mas duluan aja. Aku beli makan dulu."

"Kamu hati-hati ya.." pesen Mas Dokyeom.

"Iyaa.. Main yang pinter ya anak-anaknya Mama."

Gue langsung ke counter makanan buat beli makan.

"Mas, pepperoni pizza medium size satu, Ayamnya dua, terus milkshake vanilla empat, bungkus ya."

"Oke, mbak. Tunggu sebentar ya."

Gue liat wajah waiters yang nulis pesenan gue ini dan dia juga liat gue.

Karna sebelumnya dia pake topi, dan sekarang dia buka topi nya.

Gue liat dia lagi.

Pria yang pernah sangat gue cintai dulu.




"Wonwoo."

"Yeora."

"Ka-kamu kerja disini?"

Dia ngangguk.

Gue bener-bener kaget liat Wonwoo yang berubah 360° sejak gue kenal dia dulu.

Yang dulunya dia selalu hidup mewah, sekarang dia jadi waiters di counter makanan.

"A-aku mau buatin pesenan kamu dulu," ucap dia sebelum pergi ke belakang.

Gue duduk di kursi tunggu yang ada disitu dengan keadaan yang masih gak percaya ngeliat wonwoo setelah sekian lama.

"Ini pesenan kamu." dia taruh pesenan makanan gue di meja yang ada di depan gue.

Setelah itu dia langsung mau balik, tapi gue cegah.

"Wonwoo, tunggu!"

Dia noleh.

"Apa yang terjadi sama kamu setelah kita gak bersama lagi, cerita sama aku sekarang!" ucap gue dengan nahan tangan kanan dia.

Dia akhirnya mau duduk di depan gue dan cerita.

"Wonwoo, ayo cerita ke aku."

"Setelah kita wisuda dulu, orangtua aku cerai. Papa pergi entah kemana dan Mama meninggal. Disaat itu aku gak tahu harus kemana lagi supaya aku bisa bertahan hidup. Kamu udah pergi. Aku gak punya siapa-siapa lagi. Aku selalu coba untuk akhirin hidup aku sendiri, tapi gak pernah berhasil. Tuhan selalu kasih kesempatan aku buat hidup."

"Won.." dan gue gak bisa nahan airmata gue, gue nangis.

"Dan sekarang, aku harus berusaha untuk tetep bangkit."

Separah ini Ya Tuhan, kenapa?

"Kamu gak perlu nangis Yeora, aku gak mau buat kamu sedih lagi. Aku bukan siapa-siapa kamu lagi."

"Kamu salah. Kamu masih tetep ada di hidup aku. Kamu pernah ngisi hari-hari aku. Aku pernah mencintai kamu,"

Di tengah perbincangan kita, Mas Dokyeom nyamperin gue.

"Sayang, kok lama banget beli makanannya. Anak-anak uda-

Mas Dokyeom terdiam pas liat Wonwoo ada di depan gue.

"Dia, Wonwoo.."

"Yeora, aku permisi." Wonwoo balik ke dalam counter.

Dan Mas Dokyeom natap gue dalam banget sambil diem.

Sekarang gue takut dia marah.

"Mas, aku bisa jelasin semuanya," ucap gue sambil pegangin tangan dia.

"Jadi dia tadi itu Wonwoo?" tanya Mas Dokyeom.

Gue ngangguk.

Mas Dokyeom elus kepala gue dan singkirin rambut yang nutupin dahi gue.

"Kamu gak perlu jelasin apa-apa. Buat Mas itu wajar."

"Jadi, Mas gak cemburu?"

"Enggak. Ngapain Mas cemburu? Kamu udah jadi milik Mas. Dan Mas udah percaya sama kamu."

"Makasih. Tapi, anak-anak dimana? Mas tinggal??"

"Iya lah, kamu lama sih!"

"Ih, kok ditinggal sih. Kalo mereka kenapa-napa gimana? Udah ayo!"



tbc

I'm Not The One (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang