15

564 47 12
                                    


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Author pov.

Yeora menghampiri anak-anaknya yang sedang bermain dan mengajak mereka untuk makan sedangkan Dokyeom sedang mencari tempat untuk mereka makan.

"Sayang-sayangnya Mama, makan dulu yuk. Nanti main lagi."

"Udah dapet tempatnya." ucap Dokyeom.

Mereka duduk di salah satu gazebo yang terdapat disana.

"Tadi Mama beli ayam sama pizza, Dojoon sama Doyeon mau makan apa?"

"Ojun mau ayam."

"Oyeon juga."

"Kebetulan Mama beli dua, ini makan ya. Mas, kamu pizza kan?"

"Iyaa."

"Eh, aku lupa bayar. Mas, aku bayar dulu ya.."

"Biar Mas aja, kamu disini sama anak-anak."

"Emmm, Mas cemburu ya kalo aku ketemu sama dia lagi?"

"Enggak, udah kamu disini aja ya."

Dokyeom kembali menuju counter makanan tempat Wonwoo bekerja tadi.

"Saya mau bayar pesanan Yeora tadi." ucap Dokyeom ke Wonwoo.

(Iii, gemes deh. Antara mantan sama suami ketemu. -author)

"Totalnya 165 ribu."

"Ini uangnya."

"Tapi ini banyak sekali,"

"Ambil kembaliannya untuk kamu."

"Tidak, saya tidak-

"Sudah, ambil."

"Terimakasih."

"Kamu sudah tidak ada rasa lagi sama istri saya?"

"Rasa akan tetap ada, tapi saya akan selalu mengikhlaskan dia."

"Saya yakin kamu adalah pria yang baik, saya do'akan kamu mendapatkan wanita yang baik juga seperti Yeora."

"Kalo gitu saya permisi, istri dan anak-anak saya sudah menunggu."

"Baik, terimakasih untuk ini sekali lagi."


🌸



Dokyeom duduk di sofa menonton tv dan Yeora kembali dari kamar anak-anaknya untuk menidurkan mereka.

"Udah tidur?"

"Udah kok. Tadi Mas mau ngomong apa?"

"Sini duduk sini.." Dokyeom mempersilahkan Yeora untuk duduk di pangkuannya.

"Ada apa sih, hmm?" tanya Yeora sambil memainkan rambut Dokyeom.

"Soal mantan kamu,"

Yeora terdiam sebentar.

"Kenapa jadi bahas dia?"

"Sayang kamu jujur sama Mas, kamu masih punya perasaan ke dia?"

"Mas, apa-apaan sih pertanyaannya!"

"Mas cuma pengen tau, Mas akan terima apapun jawaban kamu."

"Oke, aku akan jawab sejujurnya."

"Dari sejak aku dan Wonwoo pisah dulu, aku udah hilangin semua rasa ke dia. Sampai akhirnya aku bisa nerima Mas jadi suami aku, rasa untuk Wonwoo hilang dengan sendirinya. Mungkin Tuhan mau aku untuk mencintai satu orang aja, yaitu Lee Dokyeom." ucap Yeora sambil tersenyum di kata terakhir.

Dokyeom memeluk Yeora yang sejak tadi sudah berada di pangkuannya, Yeora pun membalas pelukan Dokyeom.

"Makasih ya." ucap Dokyeom.

"Makasih mulu sih Mas, gak ada kata-kata lain?"

"Kata-kata lain?"

"Iyaa."

"Emmm, I love you."

Yeora tersenyum dengan sangat manis.

"I love you too."

Mereka mengakhirinya dengan ciuman mesra.


🌸



Yeora pov.

Mas Dokyeom dan anak-anak gue udah pergi, sekarang tinggal gue sendiri dirumah.

Hmm, enaknya ngapain ya?

Nyiram tanaman aja kali ya..

Belum gue melangkah ke belakang, ada suara ketok pintu.

Gue buka lah pintunya, dan....

"Jihye..."

Mas Dokyeom udah pesen ke gue untuk jauhin wanita ini, tapi dia kan udah tobat, seenggaknya gue hargain dia sebagai sesama wanita.

"Hai, Yeora."

"Ada perlu apa kesini?"

"Aku mau ngasih kamu ini.." Jihye kasih gue selembar undangan pernikahan.

"Kamu mau nikah?"

"Iya, minggu depan aku nikah. Aku mau kamu dateng di nikahan aku."

Gue turut bahagia kalo dia udah nemuin jodohnya, berarti dia udah gak ngarepin Mas Dokyeom lagi.

"Iya, aku sama Mas Dokyeom pasti dateng kok."

"Makasih Yeora, kamu wanita yang baik. Kalo gitu aku permisi."

"Iya, hati-hati.."



🌸



Mas Dokyeom pulang sama anak-anak juga.

"Sayang, kita pulang.."

"Eh, sayang-sayangnya Mama udah pulang. Cium Mama dulu!" Dojoon sama Doyeon cium gue, ih gemes deh.

"Mas kan juga sayangnya kamu, gak di cium juga?"

Eh, suami gue.

"Apasih Mas, masa cemburu sama anak-anaknya sendiri."

"Dojoon sama Doyeon sekarang ke kamar ya, cuci tangan cuci kaki terus ganti baju. Abis itu kita makan siang, oke?!"

"Oke, Ma.."

Anak-anak gue udah lari ke kamar.

Gue ambil tas nya Mas Dokyeom terus lepasin dasi dia.

"Mas, aku mau ngomong sesuatu." ucap gue masih dengan kalungin tangan di leher dia.

"Cium dulu, baru ngomong."

"Apaan sih, enggak!"

"Oh yaudah, gak bakal Mas dengerin."

"Ish, nyebelin!"

Daripada ngulur-ngulur waktu, gue langsung cium pipi dia.

Muaahh..

"Loh, kok di pipi? Disini dong." dia nunjuk ke bibirnya.

Suami gue kayak gini siapa yang ngajarin coba!

"Apaan sih Mas, kan yang penting udah ku cium!"



tbc

I'm Not The One (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang