"Dokter, gimana keadaan suami saya?" tanya Yeora.
"....." dokter diam dengan wajah pasrah.
"Dokter jawab, gimana suami saya??"
"....." masih diam.
"Dokter, saya mohon. Suami saya kenapa???"
"Maaf, kami sudah mengerahkan segala kemampuan kami. Tapi...
"Nyawa pasien tidak dapat kami selamatkan." ucap dokter.
Yeora terjatuh,
Ibu Dokyeom pingsan.
"Gak mungkin, dokter bohong. Dokter jangan bicara sembarangan! Mas Dokyeom gak mungkin!!" Ibu Yeora berusaha menenangkan putrinya itu.
"Gak mungkin!!"
"Mas Dokyeom....." teriak Yeora.
"Sayang, kamu harus kuat!"
"Nggak, Ma. Mas Dokyeom masih hidup, Mas Dokyeom gak mungkin ninggalin aku. Aku gak mau!"
"Mas Dokyeom...."
Selang 5 menit kemudian, suster berteriak dari dalam ruang icu.
"Dokter, jantung pasien berdetak lagi!"
Betapa terkejutnya semua orang yang ada disitu, begitupun dengan Yeora.
Yeora pingsan dan langsung dibawa ke ruangan UGD.
Nampaknya Tuhan mendengar suara teriakan Yeora menyebut nama Dokyeom dengan rintihnya.
Keajaiban selalu mendampingi mereka berdua.
🌸
"Mas Dokyeom, Mas Dokyeom dimana Ma? Kenapa aku ada disini??" Yeora telah siuman.
"Sayang kamu tenang ya. Dokyeom sedang istirahat."
"Aku pengen liat Mas Dokyeom! Aku harus ada disamping Mas Dokyeom!!" Yeora beranjak turun dari kasur.
"Enggak, sayang. Kamu masih lemah, kamu harus makan dan istirahat, baru kamu bisa temui Dokyeom ya."
"Enggak, Ma.. Yeora harus pastiin Mas Dokyeom masih ada!"
"Oke, Mama anterin kamu ke kamar Dokyeom. Mama ambil kursi roda dulu,"
Ibu Yeora mengantarkan anaknya ke kamar Dokyeom. Karena Dokyeom masih koma, dokter hanya memperbolehkan satu orang yang bisa masuk ke ruangan Dokyeom.
Ibu Yeora mengantarkan anaknya lalu keluar dari ruangan.
"Mas.."
"Aku ada disini,"
"Aku mohon kamu bangun,"
"Aku gak bisa liat kamu kayak gini."
Yeora menggenggam tangan Dokyeom yang terasa dingin.
"Mas, bangun.."
"Ayo kita pulang, Dojoon sama Doyeon nunggu kita dirumah."
"Kamu belum pulang kerumah sejak kemarin, kita belum makan malam bersama dirumah. Terus hari ini, bukannya kamu harus ke kantor? Aku harus siapin sarapan kamu, terus pake-in kamu dasi. Ayo bangun, Mas.."
Yeora terus saja menangis.
"Sayang, udah yuk. Kita keluar."
"Apa sih Ma! Yeora mau disini temenin Mas Dokyeom."
"Sayang, dengerin apa kata dokter. Dokyeom masih harus dirawat secara intensif, kita gak boleh ganggu proses pemulihannya. Ayo, kita keluar."
Yeora akhirnya menurut apa kata ibunya.
"Mas, aku keluar dulu ya. Mas cepetan bangun." ucap Yeora sebelum keluar dari ruangan Dokyeom.
🌸
Empat minggu sudah, Yeora setia menunggu suaminya yang koma dirumah sakit.
Sangat sakit rasanya hanya menanti kesadaran hidup seseorang yang tak pasti kapan akan sadar.
Namun Yeora selalu sabar, ia setia berada disamping Dokyeom setiap hari.
Hingga pada akhirnya...
"Mas.."
Yeora terkejut melihat pergerakan dari jari-jari tangan Dokyeom.
"Mas, kamu gerak!"
"Dokter, Dokter!!"
"Suami saya.."
"Saya akan periksa dulu,"
Dokter tersenyum..
"Pasien telah melewati masa sulitnya. Dia akan segera sadar, mari kita tunggu."
Yeora menangis terharu mendengar penuturan dokter, betapa bahagianya ia mendengar dan melihat semua ini.
Akhirnya penantiannya selama ini membuahkan hasil.
🌸
"Mas harus makan yang banyak ya, biar cepet sembuh terus bisa pulang." ucap Yeora sambil menyuapi Dokyeom.
"Mas udah sembuh kok. Kan kamu yang selalu rawat Mas setiap hari." balas Dokyeom.
"Ya tapi kan Mas harus tetep minum obat, dan ngejalanin perawatan yang dikasih dokter."
"Sayang, obat untuk kesembuhan Mas itu bukan obat dari dokter,"
"Terus obat darimana?"
"Obat dari kekuatan cinta kamu. Kamu selalu do'ain Mas kan di setiap malam. Kamu yang selalu jagain Mas. Kamu yang selalu setia nemenin Mas tidur disini. Makasih ya, makasih untuk semuanya."
"Udah sewajarnya aku ngelakuin hal itu, aku kan istri Mas."
"Udah, sekarang Mas minum obat ya."
tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Not The One (✓)
RomansaAku bukan satu-satunya. 🍂 𝘚𝘤𝘩𝘰𝘰𝘭 𝘣𝘶𝘵 𝘔𝘢𝘳𝘳𝘪𝘦𝘥 sequel Mari melanjutkan kisah cinta mereka dengan penuh konflik, prahara, dan air mata. 📝 A story written by: iressabelle