3.Beri aku kesempatan

281 25 0
                                    

Hujan kemarin by. taxi

Pagi telah tiba saat Arimbi merasakan rasa nyeri di perutnya dia tahu bahwa seseorang telah membawanya kerumah sakit tapi siapa? apakah orang itu? Tapi mana mungkin dia kan sedang bersama kekasihnya memikirkan kemungkinan itu sungguh membuat hatinya nyeri melebihi sakit yang saat ini dideritanya bahkan saat bertatap muka kemarin dia menyadari betapa keberadaan orang itu masih saja sangat berpengaruh untuknya membuat dirinya berfikir sia-sialah usahanya selama ini untuk melupakannya 5 tahun berlalu belum tentu orang itu tanpa pasangan meski jauh dilubuk hatinya dia meyakini dan selalu berharap bahwa dialah kelak yang akan menjadi pasangannya.

Tapi dia merasa semalam seseorang tengah membelai rambutnya bahkan mencium bibirnya apa itu semua hanya mimpi mengingat itu membuat Arimbi kembali bersedih.

Lamunan Arimbipun buyar saat dia mendengar suara brangkar memasuki ruang rawatnya dengan susah payah dia mencoba bangun dan bersandar saat itulah dia melihat disekelilingnya disamping kiri ranjang diatas nakas terdapat minuman pengganti ion tubuh dalam ukuran besar dan sekali minum sementara disamping kanan terdapat buah-buahan , roti dan makanan ringan siapa yang membeli semua ini apa mungkin Papanya mengirim anak buahnya untuk menjaga dan memperhatikan dirinya...

"Pagi Mbak! maaf waktunya membersihkan diri!"

"Maaf sus saya tidak tahu apakah saya ada pakaian pengganti?"

"Untuk sementara dalam masa perawatan pakaian rumah sakit saja kecuali pakaian dalam nanti kalau sudah mau pulang baru pakai baju ganti! Maaf mbak Mohon ljin saya mau membersihkan tubuh mbak keburu dingin airnya!"

"Oh silahkan sus! maaf kalau menyusahkan!"

"Itu sudah menjadi kewajiban kami mbak!" kata perawat itu sambil tersenyum dan menutup semua tirai yang ada disekeliling ranjang.

Tiga hari berlalu Arimbi dirawat dan selama itupula dia tidak tahu siapa orang yang dipanggil "Mas ganteng" oleh beberapa perawat disana, dan saat hari ketiga kedua orang tuanyapun datang dan mengurus segala hal untuk kepulangannya kerumah.

Sebulan telah berlalu semenjak kejadian Arimbi dirawat saat itu kini Arimbi menjalani sisa masa lntershipnya dirumah sakit TNI Cijantung Jakarta timur, entahlah mungkin semua ada campur tangan sang Papa hingga dia bisa menjalani sisa masa lntershipnya di Jakarata ya walaupun tidak Jakarta pusat sih dimana tempat tinggalnya saat ini tapi setidaknya tidak diluar Jakarta. Untuk menghemat waktu sang Papa juga memberinya sebuah apartement didekat tempat mengabdikan dirinya hingga dia akan pulang kerumah hanya di hari jum'at malam dan baru kembali minggu sore kecuali saat dia jaga dia tak akan pulang kerumah.

Hari ini minggu sore Arimbi baru kembali dari kegiatan belanja kebutuhan sehari-hari sepulangnya dia dari rumah, tadi sebenarnya sang Mama menawarkan diri untuk memenuhi segala kebutuhan sehari-hari untuknya namun semua ditolaknya karena sudah sejak 5 bulan lalu semenjak dirinya menjalani lntershipnya dia telah menerima gaji yang dapat dipergunakan untuk memenuhi kebutuhannya sendiri sementara sisanya telah dia tabung disetiap bulannya.

Arimbi telah sampai didepan pintu apartementnya namun Arimbi tidak langsung masuk kedalam karena matanya tertumbuk pada sosok seseorang yang tengah duduk bersandar pada dinding apartement disisi ujung tak hanya itu seseorang itu bahkan menumpukan kepala pada lututnya Arimbi dapat melihatnya dengan jelas karena jarak orang itu darinya hanya sekitar lima langkah dari tempatnya berdiri. Sebenarnya Jiwa Arimbi terusik ingin bertanya namun semua diurungkannya karena takut kalau dibilang bukan urusannya dan lagi orang itu berjenis kelamin laki-laki menambah list yang terlarang untuk Arimbi dan diapun masuk kedalam apartementnya yang nyaman dengan segala pertanyaan tentang orang itu.

30 menit berlalu setelah dirinya bersih-bersih apartement dan memasukkan semua belanjaan kedalam kotak penyimpanan dan lemari pendingin kini Arimbi bersiap membuang semua pembungkus belanjaan dan juga pembungkus oleh-oleh dari kedua orang tuanya setelah kunjungan mereka sebulan lalu yang baru dibukanya sesaat tadi hingga semua bungkus kemasan itu menumpuk dan harus secepatnya dibuang agar tak menimbulkan bau, semut, serta sampah yang merusak pemandangan. Namun saat dia telah membuka pintu apartementnya dan bersiap keluar dia mendengar suara orang bercakap-cakap lebih tepatnya berdebat memasuki indera pendengarannya.

LETTU ARJUNA (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang