19.Beautiful life (end)

430 16 0
                                    

Dua tahun kemudian

Arimbi terlihat memasuki sebuah rumah sederhana namun terlihat begitu asri karena terdapat banyak bunga dan beraneka macam tanaman, baik bunga maupun tanaman toga yang sengaja ditanam olehnya sendiri, selain untuk melawan rasa jenuh juga sekaligus...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Arimbi terlihat memasuki sebuah rumah sederhana namun terlihat begitu asri karena terdapat banyak bunga dan beraneka macam tanaman, baik bunga maupun tanaman toga yang sengaja ditanam olehnya sendiri, selain untuk melawan rasa jenuh juga sekaligus mengisi waktu luang tatkala sang suami berdinas. Tadinya dirinya masih bekerja di sebuah rumah sakit swasta milik ayahnya Abiyaksa yang bekerja sama dengan sang sahabat namun sekitar lima bulan lalu suaminya Arjuna memintanya agar untuk sementara waktu ini dirinya beristirahat dirumah saja, sebenarnya Arimbi tahu apa alasan sang suami memintanya risain dari pekerjaannya yah apalagi kalau bukan masalah momongan yang sampai detik ini belum mereka miliki.

Ya selama dua tahun masa pernikahan, mereka belum juga dikaruniai seorang momongan membuat Arimbi kerap stres dan uring uringan sendiri karena semuanya terjadi bukan tanpa sebab kalau keluarganya tidak mempermasalahkannya akan tetapi lbu-ibu tetangga kanan kiri dan bahkan lbu-ibu di asrama ini diam diam telah bergunjing dibelakangnya ngomong ini dan itu tentang dirinya yang hingga 2 tahun pernikahan belum ada tanda-tanda punya momongan membuatnya terkadang tak tahan dan menangis seorang diri ketika sampai dirumah untung saja suaminya adalah seorang pria penyayang yang akan selalu sabar untuk menguatkannya dan senantiasa memberi dukungan untuknya serta menasehati agar tidak mendengarkan omongan dari orang-orang diluaran sana.

Pagi ini seperti biasanya setelah Arjuna berangkat kerja Arimbi kembali menyibukkan dirinya dengan pekerjaan rumah mulai dari bersih-bersih rumah, menyapu halaman, menyiram tanaman hingga memasak makanan untuk mereka berdua semuanya dilakukannya dengan cekatan tak ada sedikitpun keluhan dari bibirnya setelah selesai barulah Arimbi akan menyibukkan dirinya dengan buku-buku kedokteran yang memenuhi rak-rak khusus diruang tengah dimana tempat itu merupakan spot yang paling disukai Arimbi dikala senggang.

Arimbi tengah bersantai sambil melihat berita di televisi yang tengah menayangkan tentang virus yang kini sedang melanda negeri ini, Arimbi menghela nafas kala melihat begitu banyaknya korban berjatuhan serta ratusan pasien yang membludak memenuhi seluruh rumah sakit. Semua tenaga medis kini tengah berjuang digarda terdepan bertarung nyawa untuk menyelamatkan orang-orang yang terjangkit virus mematikan ini bahkan tak hanya dokter aparat TNI dan Kepolisian ikut serta disiagakan dalam hal ini. Sebagai seorang Dokter Arimbi merasa terpanggil untuk ikut berjuang bersama dengan rekan-rekannya sesama tenaga medis, namun apalah daya kini dirinya telah risain dari rumah sakit. Tengah asyik melamun Arimbi tak menyadari bahwa sang suami kini telah berada dibelakangnya masih dengan seragam lengkap sedang memperhatikan dirinya dan ikut menyimak apa gerangan yang tengah dilihatnya kini hingga sebuah pelukan hangat dari belakang tubuhnya menyadarkan dirinya akan kehadiran sang suami, sambil tergagap Arimbi segera mengambil salah satu tangan sang suami dan menciumnya.

"Assalamualaikum Bang!"

"Wa'alaikumsalam! Lihat apa sih sampai nggak dengar orang ngucap salam!"

"He he maaf! lagi asyik lihat berita dan larut didalamnya mangkannya sampai abang pulang aku nggak dengar!"

LETTU ARJUNA (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang