11.Kalau kamu bersedia aku siap

244 16 0
                                    

Arimbi berlari dengan tergesa menyusuri koridor rumah sakit saat satu pesan dan satu panggilan tanpa nama masuk kedalam hapenya yang mengatakan bahwa Arjuna dan sang kakak Abimanyu terluka parah saat dalam misi dan sekarang sedang dalam perjalanan kerumah sakit dalam pesan itu juga mengatakan agar Arimbi segera ditunggu kehadirannya di paviliun 3 untuk dimintai tanda tangan sebagai salah satu perwakilan keluarga agar operasi dapat segera dilakukan. Sinta yang bertemu dengannya karena pergantian shifpun terheran-heran ada apa dengan sahabatnya itu wajahnya bersimbah air mata dan berlari seperti kesetanan.

"Bi apa yang terjadi mengapa kamu menangis?"

"Sinta aku harus segera pergi Mas Abi dan bang Juna terluka parah mereka butuh aku sebagai perwakilan dari keluarga!"

"Oh astaga aku akan ikut dan mengantarmu karena saat ini aku sudah free!"

"Tidak! jangan! tolong mintakan ijin bagiku pada dokter Deni aku takut beliau mencariku!"

"Ok kalau begitu hati-hati dan jaga dirimu Bi!"

Arimbi tidak menjawab dan langsung berlalu dari situ Sinta masih sempat melihat arah mana yang dituju sahabatnya itu dan dia heran 'mengapa dia belok kearah paviliun tiga bukankah seharusnya ruang tindakan itu ke UGD'. Disaat bingung seperti itu suara seseorang mengejutkannya.

"Sinta! dr. Sinta kan?" Sintapun menbalikkan tubuhnya dan terkejut.

"Lho Masnya nggak papa tapi kok dr. Arimbi bilang anda dan Mas Abimanyu terluka parah dan membutuhkan persetujuan dia sebagai wakil dari keluarga!"

"Sial pasti ada seseorang yang sedang ingin bermain-main denganku!" seru Arjuna marah setelah dia menelusuri paviliun tiga dan ternyata Arimbi tak ada disana.

"Saga segera datang kerumah sakit ada seseorang yang menculik Arimbi dan menurut dugaanku dia mantan tunangan busukmu!"

Tak lama Sagara datang dan mereka segera berangkat namun sebelum berangkat suara seseorang menginterupsi mereka.

"Tunggu aku ingin ikut! ljinkan aku mengikuti kalian!"

"Kamu akan mempersulit langkah kami!"

"Setidaknya aku bisa mengobati dia bila dia terluka karena aku membawa ini!" kata Sinta sambil menunjukkan isi dalam tasnya.

"Biarkan dia ikut bang! Aku yang akan menjaganya kamu fokus pada Arimbi saja!"

"Baiklah ayo kita berangkat!"

Sementara itu disuatu tempat Arimbi meronta-ronta saat dua orang itu mendorongnya masuk ke dalam ruangan yang terlihat kotor dan sedikit pengap karena jarang dibuka untungnya tempat itu luas setdaknya membuatnya dapat bernafas. Kedua lelaki itu begitu keras mendorongnya hingga Arimbi meringis saat pinggangnya terantuk ujung meja. Pada akhirnya dia menyadari kalau sebenarnya dirinya sedang dijebak oh bukan lebih tepatnya diculik, Arimbi menahan ngilu dibelakan kepalanya karena mereka telah memukul tengkuknya dengan keras apalagi cidera akibat kena reruntuhan saat gempa belum sepenuhnya pulih. Arimbi merasakan remuk redam disekujur tubuhnya namun dibalik itu dia tersenyum bahwa dua orang yang sangat berarti baginya dalam keadaan baik-baik saja.

"Kenapa kamu tersenyum gadis gila apa kamu membayangkan kekasihmu akan muncul hah!"

Arimbi mengernyit merasakan sakit saat rambutnya ditarik sedemikian rupa oleh perempuan yang belum diketahui siapa dan kenapa menculiknya.

"Jawab gadis gila!!!"

"Plakkk!!!"

"Cuhh!" Arimbi meludahkan darah yang mengalir disudut bibirnya lalu diapun mendongakkan kepalanya melihat siapa gadis didepannya
dan setelah tahu diapun tersenyum.

LETTU ARJUNA (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang