Setelah tertidur lumayan lama Arimbipun terbangun, dengan nyawa yang masih separuh Arimbi duduk tegak dan memperhatikan sekelilingnya yang remang karena hanya bercahayakan lampu kecil disudut ruangan.
Diperhatikannya sekeliling ruang itu dan juga seluruh ruangan apartement yang mampu dijangkau oleh matanya namun tidak ada sama sekali tanda-tanda keberadaan Arjuna...
"Astaga aku perlu ke kamar kecil dimana tempatnya, bila memang ruangannya sama dengan apartementku berarti kamar mandinya ada di kamar aduh masa sih aku harus masuk kamar orang sopan nggak sih! haish masa bodoh itu dipikir nanti aku sudah tidak tahan lagi!"
Dengan hati bimbang Arimbipun membuka kamar yang ternyata tidak terkunci Arimbi bergegas melangkah kearah dimana letak kamar mandi setelah menemukan diapun berniat membuka pintu itu namun belum sampai dia memegang handlenya pintu itu terbuka dari dalam keluarlah Arjuna dalam keadaan setengah telanjang hanya dengan berbalut handuk pada tubuh bagian bawahnya. Arimbi buru-buru menutup wajahnya dengan kedua tangan dan serta merta membalikkan badan ke arah berlawanan Arjuna yang faham lantas berkata...
"Apakah kamu ingin ke kamar mandi silahkan dan kalau mau mandi aku akan keluar, untuk baju nanti silahkan kamu ambil sendiri!"
Arimbipun masuk ke kamar mandi begitupun Arjuna segera memakai baju dan bergegas keluar sementara terdengar suara gemericik air di dalam kamar mandi menandakan Arimbi tengah membersihkan diri.
Setelah membersihkan diri Arimbi bergegas keluar dengan menggunakan bathrobe yang ada dikamar mandi. Arimbi melangkah keluar dan langsung menuju kearah lemari mencari baju yang sekiranya dapat di gunakan olehnya, dan pilihannya jatuh pada sebuah baju berbahan kaus yang menurutnya mampu menampung tubuhnya. Arimbi menggunakan kaus Arjuna yang ternyata menutupi sampai pada bagian paha. Dengan perlahan gadis itu melangkah menuju keruang tamu dimana terdapat notes dari Arjuna untuknya.
"Aku keluar sebentar cari makanan untuk kita bila bosan nyalakan televisi atau lakukan sesuatu sesukamu! anggaplah rumah sendiri!"
Arimbi menyalakan televisi dan melihat acara olah raga sebuah pertandingan bola voly diapun membaringkan tubuhnya entah mengapa matanya terasa berat padahal sesaat lalu dia baru saja bangun tidur dan tak lama dia tertidur kembali. Dua puluh menit berlalu terdengar suara seseorang memencet nomor kombinasi dan masuklah Arjuna sambil membawa paper bag berisi makanan dan minuman hangat untuk mereka berdua.
Arjuna mendekati Arimbi setelah sebelumnya menaruh makanan yang dibelinya di atas meja. Diperhatikannya wajah Arimbi wajah yang selama lima tahun ini dirindukannya hatinya menghangat hanya dengan melihat gadis kecilnya yang kini telah tumbuh menjadi seseorang yang cantik dan smart Arjunapun naik keatas sofa memposisikan dirinya saling berhadapan dengan Arimbi karena terlalu dekatnya hingga ujung hidung mereka hampir bersentuhan bahkan Arjuna dapat merasakan hembusan nafas Arimbi menyentuh lembut wajahnya membuat hatinyapun ikut menghangat. Tiba-tiba Arjuna memejamkan mata serta mengatur nafas agar dirinya seakan-akan tengah tertidur pulas karena mengetahui bahwa Arimbi akan membuka mata dan benar saja tak lama setelah Arjuna memejamkan mata maka mata Arimbipun kini terbuka betapa terkejutnya gadis itu kala mendapati Arjuna tertidur di depannya dalam jarak yang sangat-sangat dekat dengannya membuat hatinya tiba-tiba berdebar dengan keras. Berulang kali Arimbi mengerjapkan matanya tanpa berani menggerakkan tubuhnya dia bertanya tanya apakah ini mimpi namun melihat Arjuna tetap disana berarti ini memang nyata. Dan semua berakhir dengan Arimbi yang menatap wajah Arjuna intens dan entah mendapat keberanian dari mana Arimbi makin mengikis jarak diantara mereka dengan menyapukan bibirnya lembut kebibir Arjuna sambil memejamkan matanya setelah dirasa cukup Arimbipun berniat menarik bibirnya namun sebuah telapak tangan besar menahannya dengan memegang tengkuknya mencegahnya untuk menjauh bahkan kini bibir Arjuna balik melumat bibirnya bergantian atas dan bawah dengan mesra membuat Arimbi terkejut dan membuka mata. Tiba-tiba mata tajam itu terbuka menatap tepat di kedua matanya membuat Arimbi terpaku tanpa tau harus berbuat apa. Akhirnya Arimbi memutuskan memejamkan matanya menikmati kemesraan yang ditujukan Arjuna untuk dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LETTU ARJUNA (END)
عاطفيةCinta pertama yang kandas saat sang pujaan hati pergi tanpa kepastian namun sang wanita dengan bodohnya percaya bahwa pria itu adalah jodohnya karena dalam hatinya dia percaya apa yang telah digariskan oleh Yang maha kuasa takkan mampu dipisahkan ol...