Happy reading hyungg
.
Menunggu adalah sesuatu yang menyebalkan. Sudah hampir satu jam Bella dan Shaka duduk di depan kantor polisi.
Sementara kedua orang tuanya masuk untuk menanyakan apakah ada laporan kehilangan anak.
Seharusnya hanya sebentar, tapi entah apa yang kedua orang tuanya dan pak polisi lakukan di dalam hingga membuat lama Bella tidak tau.
Setelah Bella dan Shaka pulang sekolah, memang kedua orang tuanya mengajak untuk pergi ke kantor polisi.
"Bosen gue Kak," ucap Shaka. Bella pun mengangguk membenarkan.
Hambusan nafas kasar sesekali keluar dari mulut Bella. Sungguh membosankan. Tidak ada hal lain yang bisa di lakukan selain menunggu sembari bermain ponsel.
Bermain ponsel pun Bella sudah bosan. Selama hidupnya baru kali ini dirinya bosan bermain ponsel.
Tidak ada chat dari Aksa yang masuk. Tadi waktu mengantar Bella pulang, cowok itu mengatakan bahwa dirinya akan mengantar Hesti untuk berbelanja.
Bella pun mengiyakan. Tidak keberatan selama itu masih keluarganya.
Yakali dirinya tidak mengijinkan Aksa untuk mengantar Hesti. Bisa di cap calon menantu kurang ajar dirinya.
Tunggu. Apa? Calon mantu? Bella jadi tersenyum geli mengingatnya.
"Lo gak kesurupan demit kantor polisi kan kak?" tanya Shaka tiba-tiba. Cowok remaja itu sedari tadi mengedarkan pandangannya melihat sekitar. Hingga matanya tak sengaja melihat Bella yang tiba-tiba tersenyum.
Bella memutar bola matanya malas. "Lo tuh demit," ketusnya. "Lagian mana ada demit siang bolong gini, Shaka."
Shaka nyengir tanpa dosa. "Terus kenapa lo senyum-senyum gak jelas gitu. Gue pikir, lo kesurupan."
Hampir saja Bella melempar sepatunya ke kepala Shaka kalau suara Karin tidak memisahkan.
"Kalian itu sudah besar masih aja berantem."
"Maaf Ma, Shaka duluan tuh!" jawab Bella.
"Ap-apa? Kak? Apa yang kau lakukan itu jahat," ucap Shaka mendramatisir. Telapak tangannya pun menutup mulutnya sembari menggelengkan kepalanya. Sungguh drama sekali.
Lagi-lagi Bella memutar bola matanya. Tangannya menabok tengkuk Shaka keras. "Biar sadar."
"Udah-udah yuk pulang" intrupsi Damar. Tangan kekarnya menggandeng tangan mungil Liana. Berjalan terpincang-pincang menuju mobil.
Kakinya memang belum sembuh sepenuhnya. Itu sebabnya kali ini Bella yang menyetir mobil.
Bella yang melihatnya pun menatap Karin.
Seakan tau apa pikiran anaknya, Karin pun menyuruh kedua anaknya masuk mobil supaya bisa pulang. Berjanji akan menceritakan nanti saat sudah sampai rumah
Bella menatap Shaka terlebih dahulu. Menjulurkan lidahnya lantas mulai mengikuti Mamanya memasuki mobil.
"Yeuu Kakak laknad," umpat Shaka.
❤
"Kaki papa udah baikan ya? Kok kemarin bisa kerja?" tanya Bella.
Damar tersenyum hangat. "Udah baikan. Walaupun masih harus bolak balik rumah sakit buat chek up, tapi buat jalan udah bisa sedikit-sedikit."
Bella mengangguk kecil. "Kalo masih sakit gak usah maksain Pa."
Damar tak menjawab. Mengelus pucuk kepala Bella dengan tangan kekarnya. Senyumnya pun sudah mengembang.
KAMU SEDANG MEMBACA
[end] AKSABELLA
Юмор"Lo ngapain ngikutin gue sih Sa!!" "Kan Aksa mau nemenin Bella." "Yakali lo mau ngikutin gue sampe ke toilet!" Aksa nyengir. - - - kehidupan seorang Sabella yang semula tenang, harus terusik dengan kehadiran Aksa. Mereka dipertemukan tak sengaja. Se...