chapter 15

555 93 10
                                    

.
.
.
Jangan jadi siders
.
.
.
.

Setelah sambungan telepon terputus, Vale dan semua anggota Allerta yang berada di markas langsung meluncur ke markas Ardiaz, tak lupa Vale memberitahu Leo dan Tulus untuk menyusul.

Saat sudah sampai Vale melihat sekitar 20 motor sport terparkir di dekat markas Ardiaz. Emosi Vale semakin memuncak saat nama Lexsar tertera di salah satu motor yang terparkir.

BUGH

satu bogeman melayang pada salah satu laki laki yang sedang gencar menghajar Ardiaz. Semua anggota Allerta pun sama sama menyerang anggota Lexsar yang lain, sebagian membantu anggota Allerta untuk menyelamatkan diri. Karna sungguh kondisi anggota Allerta sangat jauh dari kata baik.

"ANJING" umpat Vale saat melayangkan kembali pukulannya

Alfan yang sudah mendapat 2 pukulan memandang tajam Vale, dengan cepat Alfan menyerang dengan melayangkan pukulan juga.

"Bangsat! Lo yang udah ngerebut gudang duit gue ! " Umpat Alfan yang mengikat kejadian kemarin.

Vale menatapnya rendah, tersenyum kecil dan meraih kerah Alfan dengan cepat. "Cupu" Ucap Vale pada Alfan yang sedang menatapnya tajam dengan wajah yang sudah memerah padam.

"Kalau lo punya masalah sama gw, lakuin ini semua ke gw, bukan ke temen gw, Cupu" Sarkas Vale dingin. Alfan melepaskan tangan Vale yang di lehernya dengan kasar.

Alfan merogoh kantong celananya mengambil benda persegi panjang nya dan mengotak atik sebentar, setelah itu ia tunjukkan gambar yang tak lain itu adalah hasil jepretan Alfan yang sudah memotret wajah Ardiaz yang tidak memakai masker.

"Bangsat! "

BUGH

BUGH

2 pukulan itu berhasil Vale layangkan wajah pada Alfan membuat hidung Alfan mengeluarkan darah. "Hapus anjing" Titah Vale.

Alfan tertawa keras, "gw menang Val, foto itu udah gw sebar ke anggota Lexsar, tunggu tanggal mainnya"

Vale terkekeh pelan, ia mengangguk "tunggu jga tanggal main dri gw ya Cupu"  Ujar Vale dan meninggalkan Alfan. Menyusul anggota Allerta yang lain menuju markas besar.

Vale melajukan motornya diatas rata rata, ia melampiaskan emosinya sekarang, ingat Vale adalah pembalap handal jadi tak ada yang perlu dikhawatirkan.

Sesampainya di markas ia melihat anggota Allerta yang sedang mengobati anak buah Ardiaz, sedangkan Vale ia langsung masuk ke kamar dan menemukan Ardiaz yang sedang terlelap tenang.

Vale membuka maskernya, ia menatap sendu kondisi Ardiaz, dimna wajah dan tubuhnya yang berhias luka luka baru atas perbuatan Alfan.

"Ar" Panggil Vale pelan. Tidur Ardiaz terusik dengan perlahan ia membuka matanya dan melihat Vale yang tengah terduduk di tepi kasurnya.

Ardiaz tersenyum kecil, "gapapa Val, masalah lo masalah gw juga" Ucap Ardiaz saat melihat raut bersalah di wajah Vale.

"Sorry, lo ke rumah gw aja deh ya? Biar diobatin sama bokap" Usul Vale yang tak tega melihat temannya.

Ardiaz tertawa pelan ia mengangguk mengiyakan ucapan Vale, " Tadi geng mana si emang? Gw ga kenal sumpah tiba tiba nyerang gw sama anak anak baru pulang ngampus"

Vale mengangkat bahunya, "gw jga binggung dia ada masalah apa sama gw atau Allerta" Ucap Vale dan ia juga menceritakan semua dari awal ia bertemu Marisa dan berhububgan dengan Lexsar.

"Eh Val gw mau ke rumah Lo ya ada yang ketinggalan tadi" Leo tiba tiba menghampiri Vale dan Ardiaz untuk meminta izin. Respon Vale hanya mengangguk dan Leo langsung pergi untuk mengambil barang yang tertinggal.

Ardiaz menghembuskan nafasnya kasar, "Val kalau nanti wajah gw kesebar, sorry ya gw udh ngerusak ciri Khas Allerta" Ucap Ardiaz lirih.

"Santai elahh, gw jamin muka lo ga bakal kesebar, kalau emng kesebar gapapa asal lo tetep ada di Allerta aja , gw udah bersyukur" Ujar Vale menenangkan. "Udah lah, lo kuat jalan ? Kita ke rumah sakit aja deh bokap gw kyanya kerja hari ini" Sambungnya.

Ardiaz kembali terkekeh, beginilah Vale jika temannya sudah terluka ia akan bawel menyuruh temannya untuk diobati, beda cerita jika Vale yang terluka ia malah akan batu tidak mau diobati kecuali oleh ayahnya.

"Santai aja lah Val, biarin gw istirahat dulu baru deh nanti kasih gw ke bokap lo" Ucap Ardiaz yang sudah tidak kuat ingin tidur.

"oke, gw ke depan klo gtu" Pamit Vale dan langsung berjalan ke keluar.

Saat di luar ia melihat anggota Allerta yang terluka juga, "kalian ke rumah sakit gih lukanya bahaya klo di diemin" Titah Vale.

Bit mendengar ucapan itu menatap Vale tajam, "alahhhh giliran ke orng bilangnya ga baik luka didiemin, giliran sendirinya luka ga pernah tuh diurusin" Cibir Bit dan memengang tangan kiri. vale yang terbalut perban.

"ARRRGGGHHH, shhhh apaan si Bit elah" Ujar Vale tak suka. Ia mendudukkan dirinya di sebelah Bit dan menyandarkan punggungnya pada kursi.

Reza yang sedang menyesap rokok nya di samping kanan, menoleh pada Vale, "Val Lexsar punya masalah apa si sama kita?, apa gara gara Caca? " Tanyanya

"Awalnya sih bukan, cuman ya jdi di tambah kejadian kemarin jdi dia tambah ngamuk" Jelasnya, mengundang kebingungan untuk menua anggota Allerta.

"Yal, lo bisa ga nanti kalau ada salah satu anggota Lexsar sebar poto si Ardiaz lo langsung hapus gmna pun caranya" Naial memang bidangnya dalam komputer, semuanya ia bisa karna jurusan kuliah yang ia ambil adalah IT.

Naial berfikir sebentar, "lah kan anggota Lexsar banyak Val" Ucapnya.

"Gw bantu tenang" Ucap Kin yang sedang Fokus pada handphone nya.

Bit terdiam, "gw bagian apa? " Tanyanya polos. Vale menggeleng mendengar ucapan Bit.

Kin mengeluarkan smirk nya, tangannya terulur menyolek dagu Bit sebentar

"Kamu urus aku aja gimana? " Goda Kin yang membuat Bit  kesal.

"Amit amit" Umpat Bit kesal, ia beranjak menjauhi Kin dan duduk di antara anggota Allerta yang sedang beristirahat.

"Val Lexsar ternyata sekongkol sama Revier" Celetuk salah satu anggota Allerta dibawa kuasa Ardiaz.

".... "

TBC

dah lah :) terimakasih sudah membaca jangan lupa Vote dan komentar  :)))))

ALLERTA • E-book ✔️✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang