chapter 17

505 87 12
                                    

.
.
.
Jangan jadi siders
.
.
.

Anggota Allerta saat ini sedang menyantap makanan yang sudah di masak oleh Marisa. Semuanya menyantap makanannya dengan lahap, kecuali Vale ia memilih untuk memejamkan matanya karna entah kenapa hari ini sungguh samgat lelah pikirnya.

"Ga makan? " Tanya Marisa yang duduk disamping Vale. Vale hanya menggelengkan kepalanya dengan mata yang tetap terpejam.

"Sumpah masakan lo enak banget" Puji Kid pada Marisa.

Marisa hanya tersenyum senang mendengarnya, lega karna awalnya ia takut masakannya tidak enak.

Bit mengangguk setuju, "jengkol Bu Emi enak jelas no kecot" Di antara anggota Allerta semua hanya Bit yang memakan jengkol, bukannya tidak suka hanya saja yang lain sedang tidak mau mulutnya bau.

"Siap siap lo puasa ngomong" Ucap Kin dan semua anggota Allerta mengangguk setuju.

Bit menatap Kin dengan tajam, "awas lo" Ancamnya.

"Eh si Ardiaz ga makan? " Tanya Reza yang ingat karna tidak melihat Ardiaz.

Vale langsung membuka matanya, ahh ia lupa jika temannya sedang tidak baik baik saja, ia langsung beranjak dan menghampiri Ardiaz.

Saat sudah berada dikamar Vale melihat Ardiaz yang sedang duduk menatap jendela, "Ar lo mau makan ga? " Tanya Vale saat sudah berada dihadapan Ardiaz.

"Mau lah, gila gw pengen bgt cmn badan gw ga dukung" Ujar Ardiaz , tubuhnya terlampau lemas ia hanya bisa mendudukkan badannya.

Vale tersenyum di balik maskernya, "sorry, ntar gw ambil dulu" Ucap Vale dan langsung berjalan menuju dapur untuk mengambil makan.

Tak lama Vale kembali dengan piring berisi nasi goreng udang di tangannya, "nih lo bisa makan sendiri? Mau gw suapin? " Tawar Vale bercanda.

Ardiaz mengambil makan itu dan menggedik ngeri ia langsung memakan makanannya sendiri. Vale tertawa pelan melihat respon Ardiaz.

"Duduk lah lu kek pembantu gw klo berdiri" Cerca Ardiaz menepuk nepuk bagian kosong di sebelahnya.

"Sialan lo" Umpat Vale ia membuka maskernya dan mendudukkan diri di kasur itu.

"Anak anak buka masker padahl ada cwe itu" Ucap Ardiaz binggung.

Vale mengangguk, "biarin lah Caca bisa jaga privasi juga" Balasannya.

"Trus kenapa lo jga ga buka? " Tanya Ardiaz heran.

"Gw belum mau, dia jga bukan siapa siapa gw" Jawaban Vale membuat Ardiaz menatapnya dengan tatapan selidik.

"Ohh nanti mau jdi pacar gtu hah hahaha" Goda Ardiaz puas.

Vale mengangkat bahunya acuh, "ga mungkin lah" .

Diluar semua anggota Allerta sudah selesai dengan acara makannya, mereka semua seperti biasa langsung menyalakan rokoknya.

Ide gila muncul di kepala Bit, ia mengeluarkan smirk dibibirnya, menghampiri Kin yang baru saja akan menyalakan korek api untuk rokoknya.

"Kin" Panggilnya pelan, Bit merangkup pipi Kin dengan kedua tangannya.

"Apaan si anjir geli" Kin berusaha melepaskan tangan Bit yang berada di pipinya tapi sayang usahanya tidak berbuah hasil. Bit mendekatkan wajahnya pada wajah Kin.

"HAHHH"

"ANJINGGGG BIIIITTT BAU MULUT LOOO" Teriak heboh Kin setelah Bit menghembuskan nafasnya yang bau jengkol itu tepat di depan wajah Kin.

Bit tertawa puas, semua yang melihat pun sama tertawa, emang ada ada saja kelakuan yang dilakukan Bit.

"Demi gw bntar lagi pingsan" Ucap Kin berpura pura lemas.

Bit langsung melemparkan bungkus rokok yang sudah kosong pada Kin, " Lebayyyy, jengkol bu Emi juara emng" Ujar Bit puas.

"Eyoowww bapack Ardiaz, akhirnya keluar" Ucap Farrel saat melihat Ardiaz keluar dibantu oleh Vale.

Ardiaz hanya tertawa kecil, ia diarahkan untuk duduk oleh Vale.

"Gw balik dulu ambil mobil" Pamit Vale karna ia akan membawa Ardiaz ke rumah sakit. Vale langsung menancap gas nya pulang.

Tak lama Vale kembali dengan Mobil Lexus Ls berwarna Hitam, "Bit bantu si Ardiaz kesini" Pintanya dan diangguki oleh Bit. Mata Vale melirik Marisa yang sedang asik mengobrol dengan Kin dan Kid.

"Ca" Panggil Vale, Marisa langsung menoleh menatap Vale binggung, "masuk Ca" Titahnya tanpa mengatakan apa apa lagi.

Kin dan Kid saling bertatapan dan menatan tawanya, "udah sana ikut" Ucap Kid saat melihat Marisa yang kebingungan.

"Yaudah deh" Ujar Marisa, ia langsung beranjak dan berjalan menuju mobil Vale.

"Lo ikut?" Tanya Bit binggung. Marisa hanya mengangguk sebagai responrespon dan langsung membuka pintu belakang mobil Vale untuk Masuk.

Bit akhirnya beralih menatap Vale, "ikut dong gw jga" Pintanya dengan memasang muka memelas.

Vale berdecak sebal, "udah laah lo tunggu sini aja" Mendengar jawaban Vale Bit merenggut kesal, ia berjalan meninggalkan mereka dengan kesal.

Mobil Vale langsung melaju dengan Cepat, menuju rumah sakit ayahnya.

Saat sampai Ardiaz langsung mendapat pertolongan oleh dokter dokter yang berkerja di rumah sakit itu, sedangkan Vale dan Marisa menunggu di tuang tunggu.

"Sorry gw belum bisa buka masker gw buat lo" Ucap Vale tiba tiba membuat Marisa yang duduk di sampingnya menoleh dengan cepat.

Marisa menatap mata Vale yang juga sedang menatap matanya, senyum tipis itu terukir di wajah Marisa. "Gapapa kok hehehe" Balas Marisa dengan kekehan di akhir kalimat.

"Lo cantik" 2 kata yang keluar dari mulut  Vale sukses membuat Marisa terkejut.

"Ehh apa? "

Vale mengabaikan ucapann Marisa ia memilih untuk menyenderkan punggungnya dan memejamkan matanya menjemput alam mimpi.

Cukup lama meunggu Ardiaz selesai di obati Marisa pun menjadi bosan, ia hanya celingak celinguk melihat isi ruangan itu, karna sungguh diruang itu hanya ada dia dan Vale saja.

Marisa melirik Vale yang tengah tidur, karna melihat posisi Vale yang terlihat tidak nyaman, dengan perlahan ia membawa kepala Vale agar menyender di pundaknya.

Ceklek

Pintu itu terbuka memperlihatkan Aldrich yang lengkap memakai setelan dokternya. Ia terkejut melihat Vale yang tertidur, saat Marisa akan berbicara Aldrich menyuruhnya diam karna takut Vale terbangun. "Gapapa, Ardiaz nya sudah selesai kalian bisa ke kamar VIP 24 di lantai 2 nanti ya" Bisik Aldrich pada Marisa.

Marisa tersenyum lalu memberikan jempolnya. Setelah itu Aldrich pamit keluar.







Tbc

Udah dulu ya byeee

Makasiih semuanya yg masih mau bacaaaa 👉👈

ALLERTA • E-book ✔️✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang