chapter 12

721 106 8
                                    

.
.
.
Jangan lupa Vote dan komentar :)
.
.
.
.

Di markas Leo anggota Allerta sedang menyekap salah satu laki laki yang tadi mencoba kabur, mereka menatap dengan tatapan lapar.

"Eh kita lagi ngapain si? Ngeliatin dia mulu bukannya di mulai, tangan gw udah gatel" Ucap Bit kesal, Leo terkekeh mendengarnya.

Leo berjalan mendekati laki laki itu, "lo siapanya Lexsar? " Tanyanya dengan menatap tajam.

Laki laki itu menggeleng, "gue bukan anggota Lexsar, gue cuman butuh temen maen aja, kebetulan Alfan nawarin" Jelasnya,ia merunduk tak berani menatap balik Leo.

Leo mengangguk pelan, "hey, U know what? Lu main sama perempuan yang ALLERTA kenal, jadi lu main sama orng yang salah, welcome to this game and have fun!" Kata Leo dan beranjak dari tempatnya. Ia berjalan mengambil tongkat baseball yang terletak di surut ruangan markasnya.

BUGH

pukulan itu melayang pada tubuh bagian kiri laki laki itu, ia meringis keras karna sungguh pukulan yang di berikan Leo sangat tidak main main.

"Habisin, jangan sampe mati, kalian ga pantes ngotorin tangan kalian demi manusia kaya gitu" Peringat Leo pada semua anggota Allerta, semuanya mengangguk paham.

Setelahnya semua anggota melayangkan pukulan demi pukulan pada targetnya, hingga dilihat laki laki itu sudah tersungkur dengan banyak darah yg keluar dari tubuhnya.

Sedangkan Leo, ia keluar dan menancap gass motornya menuju rumah Vale.

Disisi lain, saat ini Vale tengah mampir ke salah satu apotik terdekat, membeli perban dan meminta sang apoteker untuk memasangkan perban itu pada lengan kirinya yang sudah banyak mengeluarkan darah.

"Aduhh ini kenapa mas, bisa sampe kya gini" Tanya Apoteker itu sambil menatap ngeri lengan kiri Vale.

"Jatuh" jawab Vale singkat, ia malas berinteraksi.

Setelah selesai ia langsung kembali melajukan motornya menuju rumah.

Ceklek

Vale membuka pintu dengan sedikit kasar, ia langsung mencari keberadaan Marisa.

"Alhamdulillah udah pulang, itu caca ada dikamar tamu sama Tulus" Ucap Triana dari dapur saat melihat Vale yang sedang di ambang pintu.

Vale mengangguk, ia langsung berjalan kearah kearah kamar tamu, saat sampai ia melihat Tulus sedang mamainkan handphone nya disofa, dan Marisa yang sedang memejamkan matanya dikasur empuk itu.

Tulus yang menyadari keberadaan Vale langsung berdiri dan menghampiri nya. "Tidur kali dia, baru reda nangisnya" Jelasnya.

"Keluar aja, lo istirahat diatas" Ucap Vale dan menepuk pundak Tulus, dengan senang hati ia keluar dan langsung menuju lantai 2 untuk mengistirahatkan tubuhnya.

Vale berjalan mendekati Marisa, ia mendudukkan dirinya ditepi ranjang, mendekarkan wajahnya pada telinga Marisa. "Nyusahin" Bisiknya singkat.

Ia beranjak dan keluar ruangan, menghampiri Triana yang berada didapur.

Setetes Air mata lolos dari mata Marisa, sebenarnya ia pura pura tidur sejak tadi, karna ia takut bertemu dengan Vale. Jika sedang tertidur saja Vale berkata seperti itu bagaimana jika ia tidak tidur, mungkin akan lebih menyakitkan baginya.

Ceklek

"Assalamu'alaikum" Salam seseorang dari luar,

"Waalaikumsalam" Vale dan Triana menoleh pada pintu.

Vale beranjak dan langsung membukakan pintu agar seseorng itu masuk. "Oh Leo, masuk Le" Ajak Vale.

Leo mengangguk dan langsung masuk ke dalam rumah Vale, ia tak lupa untuk bersalaman dahulu dengan Triana.

"Bunda" Panggil Leo, Triana menoleh ia mengernyitkan dahinya binggung.

"Leo bun" Ucap Vale yang sadar jika bundanya sedang kebingungan.

Triana tersenyum, "buka dulu makanya maskernya jadi bunda kenal, dasar yaa kamu" Kata Triana tak habis pikir.

Leo tertawa kecil, "hehe maaf bun, yaudah aku susul Vale ya ke atas" Ucap Leo karna tdi melihat Vale naik ke lantai 2. Triana mengangguk paham.

"Eh nanti turun ya buat makan" Titah Triana dan menunjukkan masakan yang sedang ia masak. Leo mengangguk dengan semangat, setelahnya ia langsung bergegas untuk naik.

Leo mencari keberadaan Vale, yang ternyata ia sedang duduk setelah melepas maskernya di sofa. Leo menghampiri nya dan mendudukan dirinya disebelah Vale.

"Val cowo yang dibawa ke markas gw, katanya dia ga punya hubungan sama Lexsar, dia cuman butuh temen main doang, dan si Alfan malah ngasih si Cwe itu buat main sama dia" Jelas Leo panjang, "eh btw cwe itu siapa sih? Kok lo tumben mau bantu cwe yang lo ga kenal" Lanjut Leo penasaran.

Vale menghembuskan nafasnya kasar, ia menatap tangan kirinya yang memakai perban dengan sedikit darah yang tembus, " Cewe itu kacungnya Lexsar " Jawab Vale singkat.

Leo mengernyit binggung, "hubungan sama lo apaa? " Tanya Leo yang tak puas dengan jawban Vale.

"Cwe itu disuruh minta nomor telpon gw, waktu gw ga kasih dia malah ditampar, anehnya gw jga ga tau kenapa Lexsar kaya yang dendam sama Allerta" Jawab Vale, kali ini Leo akhirnya paham.

"Geng itu ada hubungan darah sama Revier " Celetuk Leo polos, Vale terkekeh mendengarnya.

"Lo kira geng punya ibu bapa hah? " Ucap Vale dengan tawa kecilnya.

Leo tersenyum lebar menaham malu, "Allerta kan ada ibu bapanya" Balas Leo yang membuat Vale binggung.

"Siapa? " Tanya Vale.

Leo tertawa sebelum berbicara, "lo bapanya, nah nanti liat aja bentar lagi cwe utu bakal jdi ibunya" Jawab Leo, yang di maksud akan menjadi ibu mungkin mereka akan pacaran suatu saat nanti.

Vale tertawa keras, "HAHAHAHA in your dream boy" Balas Vale Puas, Leo hanya menatap Vale malas, karna kesal ia beranjak dan masuk ke kamar Vale.

Drrrtt Drrrt

"..... "







TBC

kemarin ga up, lupa mohon maaf lahir dan batin :)

Cast inti nya udh selesai aku kenalin visualnya, next part mau siapa yg aku Visual in?

ALLERTA • E-book ✔️✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang