Diteror lagi

17 16 0
                                    

Pagi ini salju berjatuhan menyelimuti Kota Granada. Angin berhembus kencang membawa kepingan salju berterbangan. Seorang perempuan berdiri di luar rumahnya. Momen inilah yang dinanti-nantinya menjelang akhir tahun.

"Kenapa kami tidak boleh tinggal di rumah ma? Padahal kami tidak ingin ikut."

Reyana menoleh ke sumber suara. Dia berbalik badan menghadap pintu rumahnya. Disana keluarga Reyana sudah siap pergi ke kediaman nenek mereka. Reyana tentu tidak pergi. Hal itu membuat adiknya iri. Neo dan Thalia tidak berhenti menggerutu dari tadi. Mereka benar-benar kecanduan game Sampai-sampai menjadi kaum rebahan.

"Baru kali ini mama mendengar kalian menolak liburan. Biasanya setiap akhir tahun selalu meminta jatah ke luar negri," ujar Adalie, Mama Reyana.

"Kalau kami dipaksa pergi, Kak Reyana juga harus ikut!" Protes Thalia.

"Kak Reyana sudah ada janji bersama teman-temannya. Lagian Rumah Nenek tidak jauh. Hanya butuh waktu 2 jam di perjalanan," ujar Adriano, Papa Reyana.

"Baiklah. Kali ini kami mengalah. Ayo kita masuk Thalia. Biarkan Kak Reyana sendirian di rumah. Lalu dia akan diteror hantu yang sering diceritakannya itu!" Neo mencibir.

"Ada-ada saja. Mana mungkin orang secantikku didatangi hantu," ujar Reyana.

Hujan Salju semakin lebat. Mobil itu pun melaju, meninggalkan Reyana sendiri. Sebenarnya Reyana cukup ragu untuk ini. Dia belum terbiasa ditinggal sendiri. Meski ini adalah Rumah Reyana. Namun dia selalu merasa ada hal menjanggal. Apalagi semenjak diteror Hantu Laura. Mental Reyana semakin ciut.

Reyana berusaha mengalihkan pikiran jahatnya. Dia pun berjalan masuk ke rumah. Sekarang waktunya untuk beres-beres. Kitan menyuruhnya untuk berkumpul. Tentu Reyana tidak akan pergi dengan tampang sehabis bangun begini. Reyana harus segera mandi.

Seketika di dalam rumah semuanya terasa berbeda. Suhu udara mendadak lebih dingin. Seolah Reyana berada di tengah hujan salju. Bias cahaya lebih redup. Tidak satupun celah fentilasi rumah ditembus cahaya matahari. Ini terasa seperti di kegelapan malam.

Fyyyuuuhhhh

Tiba-tiba di pantulan cermin di hadapan Reyana muncul gumpalan asap hitam. Membelah menjadi dua. Tepatnya berada diantara kanan dan kiri Reyana. Perlahan asap itu membentuk tubuh manusia. Sudah Reyana menduga ini terjadi. Pasti dia diteror arwah lagi. Karena sendiri itu menyeramkan.

Dua arwah siswa mengepung Reyana. Sangat tidak familiar siapa mereka. Bentuknya menyeramkan. Kepala bagian atasnya berlumuran darah. Wajahnya hancur. Bahkan matanya sudah tidak terbentuk. Dan satu arwah lagi tidak begitu menyeramkan. Wajahnya seperti manusia biasa. Namun ada tali yang melingkar dilehernya. Hantu itu menarik-narik tali tersebut. Kelihatan meminta tolong melepaskannya.

Anehnya baju yang dikenakan mereka sama dengan Reyana. Ya! Mereka memakai seragam sekolah yang juga dikenakan Reyana sehari-hari. Langsung terbesit di kepala Reyana. Bahwa hantu ini adalah dua arwah siswa yang meminta tolong kepada mereka. Juga dua arwah siswa inilah yang menghalang Kintan berinteraksi dengan Hantu Laura.

"Ke-kenapa kalian mendatangiku?" Tanya Reyana.

Hening. Tidak ada jawaban. Reyana hanya berani melihat dua arwah siswa di pantulan cermin. Dia tidak berani menatapnya langsung. Tidak sengaja Reyana melihat name tag mereka. Ternyata yang berwajah hancur itu bernama Albert. Dan yang lehernya dililit tali itu bernama Rayn.

"Ba ba bantu ka-mi..." Beberapa saat kemudian mereka buka suara. Hantu Rayn berbicara. Sepertinya dia sangat kesulitan karena tali mencekik lehernya.

"Aku tidak bisa menjanjikan kalian. Bersabarlah," balas Reyana.

"APA KAU BILANG??!!!" Hantu Albert mendadak marah. Kuku hitamnya memanjang. Seolah bersiap mencengkram Reyana.

"AAAAAAAAA!!!!!"

Reyana melarikan diri ke kamarnya.

***

"Hujan salju di luar sangat lebat. Kamu yakin untuk bertemu temanmu? Tidak bisakah diundur jadwalnya?" Sisca berkata. Dia membelai rambut Adley dipangkuannya.

"Iya bun. Aku akan beres-beres dulu," ujar Adley.

Pandangannya pun teralihkan dari game di handphone nya. Adley kemudian berdiri. Dia berjalan menuju kamar mandi. Adley tidak sabar mendengar cerita dari Kintan. Karena Kintan menyuruhnya untuk berkumpul lagi. Untuk mengatakan suatu hal yang luar biasa.

Udara semakin dingin. Membuat Adley tidak sabar merendam tubuhnya dengan air hangat di bathtub. Adley meraih handuk yang tergantung di belakang pintu. Mendadak ketika masuk Kamar Mandi ada yang menjanggal. Bau amis yang menyengat tercium. Tidak tau berasalnya dari mana. Namun karena itu Adley menjadi tidak enak.

Perasaanku berkata lain. Batinnya.

Dengan bimbang Adley segera masuk ke bathtub. Dia berusaha tetap santai dan tidak rusuh. Pikirnya jika dia seperti itu hantu tidak mendatanginya. Akan tetapi malah sebaliknya. Ketika Adley sendiri maka kesempatan hantu menganggunya.

Ffyyyuhhh

Adley tercekat. Tiba-tiba di pantulan cermin di hadapannya muncul gumpalan asap. Perlahan membentuk dua arwah. Kini dua arwah siswa mendatangi Adley. Adley bergidik ngeri. Salah-satu diantara arwah itu tidak mempunyai bentuk wajah. Hancur parah. Hanya tinggal setengah wajahnya yang terbentuk. Yakni bibir bagian bawah.

Pandangan Adley pun teralihkan ke yang lain. Dia membaca name tag mereka masing-masing. Albert dan Rayn. Namanya terdengar sudah lama. Mungkin bisa dibilang kuno.

"Mungkinkah mereka dua arwah lainnya yang meminta bantuan setelah Hantu Laura? Aku merasa Scary Alone."

Adley dan dua arwah siswa itu menatap satu sama lain. Dia berpikir mereka sama seperti Hantu Laura. Sengaja menoror Adley dan teman-temannya. Demi mendapatkan bantuan untuk pergi.

"Ke kenapa kalian. Menolong Laura? Sementara kami juga butuh. Bantuan kalian" Hantu Rayn berkata.

Adley bungkam. Sepatah katapun tidak keluar dari mulutnya. Dia gemetaran. Keringat dingin bercucuran membasahi tubuhnya. Jangankan menjawab pertanyaan hantu. Sedangkan menjawab pertanyaan manusia saja dia sudah kalang kabut.

"Di-diam saja" Hantu Albert menambahi.

Hal ini menjadikan Adley semakin takut. Belum siap mandi Adley sudah kaburkan diri.

"LARIIIII!!!!"

***
By: Giovanni Sally Endra
Ig: @giovanni2745_

Scary Alone [ENDING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang