Fyuh… fyuhh… fyuhhh….
Reyana bergemelatuk merasakan hembusan angin menusuk kulitnya. Semua pintu serta jendela rumah sudah terkunci. Tapi entah kenapa angin badai terasa mengelilinginya. Tangga menuju lantai dua ke kamarnya tidak jauh darinya. Lampu ruang tengah sudah padam. Orang rumah semua sudah tidur. Tidak ada aktifitas lainnya. Kecuali Reyana yang ingin menuju lantai 2.
Dengan terpaksa Reyana berjalan. Purnama tidak memancarkan cahayanya. Keadaan benar-benar gelap. Namun tujuan Reyana hanyalah tangga di hadapannya. Firasat Reyana menunjukkan ada yang menatapnya di tengah kegelapan. Akan tetapi Reyana berusaha mengabaikannya. Sampai ketika…
Syuuuttt….
Ada yang terbang kemudian berhenti di belakang Reyana. Reyana pun bergeming menyadari kehadiran sosok. Malam ini Hantu Laura mendatanginya lagi. Maka bersiaplah Reyana.
“Kalian pembohong.” Hantu Laura berkata. Ini adalah pertama kalinya Reyana berbicara dengan hantu.
“Be-bersabarlah.” Reyana gemetaran hebat.
“Kalian jahat.”
Perlahan tangan Hantu Laura mulai melingkar di leher Reyana. Dengusan nafasnya berhembus didaun telinga Reyana. Bulu kuduk Reyana meremang. Sebelum Hantu Laura berbuat jauh padanya Reyana melarikan diri.
“Hihihihihi…”
Reyana berlari sekencang mungkin menaiki anak tangga. Sekejap Reyana melewati lorong panjang menuju kamarnya. Reyana tidak berani menoleh kebelakang. Dia tahu bahwa Hantu Laura mengejarnya. Hantu Laura terbang dengan tangan yang berusaha menjangkau sweater Reyana.
Prang…
Pintu Kamar Reyana terhempas kuat. Suara tawa serta Hantu laura hilang. Spontan Reyana melompat kekasur. Dia bersembunyi dibalik selimut. Berusaha memejamkan matanya. Walaupun keringat dingin dan jantung yang berdetak kencang. Reyana tetap memaksakan diri tidur.***
J
emarinya mulai memainkan senar gitar. Suara merdu Adley dituai pujian fans nya. Live streaming Adley di media sosialnya mengundang beribu penonton. Sambil menikmati lagu Adley membaca komentar yang muncul. Seketika Adley terpaku. Beberapa komentar aneh mengejutkannya.
‘Siapa perempuan di belakangmu kak?’
‘Kenalkan dong pacarmu pada kami.’
‘Kamu masih sekolah sudah berani membawa wanita ke kamar ya.’
‘Orang tuamu sedang tidak di rumah ya?’
Awalnya Adley berpikir penontonnya salah lihat. Namun setelah scroll lebih dalam. Mereka mengatakan hal yang sama. Ada orang lain sedang bersama Adley. Segera Adley menghentilan live streaming. Kemudian dia menoleh kebelakang. Perempuan itu tidak ada. Kebetulan di belakangnya terdapat lemari. Tidak mungkin bunda Adley muncul tiba-tiba tanpa masuk dari pintu kamar.Menganggu live ku saja. Kesal Adley.
Perasaan Adley dari tadi memang tidak enak. Tapi dia tetap memaksakan dirinya untuk menyapa fans nya. Karena suasana hati Adley sudah terlanjur buruk. Adley memutuskan untuk tidur. Dia berbaring di atas kasur empuknya. Pukul 00.05 mata Adley belum terpejam. Lampu sudah dimatikan. Adley berada di tengah kegelapan.Brugh…
Adley kaget bukan main. Ada suara barang jatuh dari hadapannya. Adley mengeceknya. Tas kopernya jatuh dari atas lemari. Sangat mustahil. Siapa yang bisa menjangkau lemari setinggi 2 meteran? Adley sangat yakin kopernya terletak menjorok kedalam. Tidak mungkin badai diluar bisa menjatuhkannya. Akhirnya karena capek dan kesal Adley meletakkan kembali koper itu.Syuutt…
“Adley…”
Suara lirih perempuan memanggilnya. Tepat di belakang Adley ada sosok. Pantas saja perasaannya risih tak kuruan. Ternyata Hantu Laura dari tadi mengintainya. Adley tidak bisa bertindak. Di depannya ada lemari. Sedangkan di belakangnya ada Hantu Laura.
“Kenapa kalian membohongiku?”
Nafas Adley terengah-engah. Dia kesulitan bernafas. Dadanya pun terasa sesak.Tubuhnya menggigil ketakutan. Adley menyesal turun dari kasur tadi. Setidaknya dia tidak bisa berlindung dibalik selimut. Merasakan benda tajam melingkar dilehernya. Adley cepat berbuat.
“KAMU AKAN MENYESAL ADLEY!!!”
“TIDAAAKKK!!!”
Adley berbalik menembus tubuh Hantu Laura. Dengan sekejap dia berhasil melompat kekasur. Tidak dipedulikanya reaksi Hantu Laura bagaimana. Kini keselamatannya lebih penting. Suara tawa melengking pun memenuhi isi ruangan. Barang-barang berterbangan. Mengacaukan kamar Adley. Menjadi pertanda bahwa Hantu Laura tengah mengamuk.***
03.00 subuh Kintan terbangun dari tidur. Situasi menandakan akan terjadi hal buruk. Kintan meringis kesakitan. Seperti ada yang menekan perutnya. Ketika Kintan membuka matanya, dia kaget bukan main. Ternyata… diperut Kintan, Hantu Laura melompat-lompat. Hantu Laura pun sadar Kintan mengetahui keberadaannya. Dia berpindah posisi. Terbang ke sudut Kamar Kintan.
“KAMU PEMBOHONG!!!”
Kuku hitam Hantu Laura memanjang. Mata sipit merahnya menyala. Menatap Kintan penuh dendam. Aura negatifnya begitu besar. Tubuhnya dikelilingi gumpalan asap hitam lebat. Beberapa barang terangkat dan melayang di Kamar Kintan. Sampai-sampai kasurnya bergoncang hebat.
“Laura! Hentikan!” pinta Kintan. Dia mencengkram alas kasurnya. Menahan tubuhnya jatuh dari kasur.
Hantu Laura tidak menindahkan perkataan Kintan. Malahan kasurnya bergoncang lebih kuat. Kintan berusaha menjaga keseimbangan tubuhnya. Namun terlambat. Kintan kehabisan energi lalu berguling-guling ke lantai. Kintan hanya bisa pasrah. Pada akhirnya kasur besar itu terhempas kebawah menghantam tubuhnya.
“JANGANNN!!!!!!”
Mimpi buruk membuat Kintan bangun hingga terduduk. Sinar mentari pagi menembus masuk ke Kamar Kintan. Hari sudah pukul 06.00. Salju sudah mulai reda. Namun Kintan harus waspada. Dia akan tetap memakai perlengkapan musim dinginnya.
Keringat dingin bercucuran membasahi tubuh Kintan. Dia pun meraba tubuh dan benda di sekitarnya. Syukurlah. Kintan masih bisa menyentuh semuanya. Tandanya Kintan masih hidup. Mimpi tadi begitu aneh. Terasa sangat nyata. Apalagi Kintan melihat waktunya. 03.00.
Entahlah. Kadang memang begitu. Dibatas kesadaran kita waktu cepat berlalu.●●●
By: Giovanni Sally Endra
Ig: @giovanni2745_
KAMU SEDANG MEMBACA
Scary Alone [ENDING]
Terror[CHAPTER LENGKAP] Tiga remaja yang nekat pun menjalankan misi mereka. Reyana. Adley. Kintan. Masing-masing diantaranya punya kelebihan. Tujuan mereka kini menguak beribu kemunafikan pihak sekolah mereka. Pasalnya dengan kematian seorang teman merek...